Mohon tunggu...
Serigalapemalas
Serigalapemalas Mohon Tunggu... Wiraswasta - Nihilistik

Penulis pemalas yang nggak suka-suka amat menulis

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Stigma Buruk Konser Dangdut

23 Juni 2019   10:51 Diperbarui: 23 Juni 2019   10:59 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Sebastian Ervi from Pexels

Akar rumput dangdut yang mengakar sejak tahun 60-an, sejalan bersama zaman di setiap dekade memiliki coraknya masing-masing. Komposisi dari berbagai genre masa kini bahkan mampu membuat dangdut bertahan di era digital yang serba cepat ini. Bukan hanya bertahan, melainkan bisa diterima di khalayak ramai bahkan sampai intisari milenial.

Namun dibalik Via Vallen dan Nella Kharisma, yang berhasil mengubah musik dangdut yang dulu akan ditinggalkan manusia modern hingga kini diterima oleh masyarakat urban, didalamnya ada duri tajam yang membuat citra dangdut terlihat buruk. Bukan karena lirik yang erotik, melainkan lebih kepada konser live dangdut itu sendiri.

konser dangdut dan kerusuhan

Salah satu hal menjijikkan yang sering terjadi di konser dangdut adalah kerusuhan. Apalagi konser tersebut dilaksanakan di daerah. Peluangnya pun semakin besar. Entah karena masalah goyangan, terinjak atau ada dendam di luar panggung yang masih melekat yang membuat penontonnya menjadi rusuh tak karuan.

Padahal, ribut di tempat umum terutama dalam konser dangdut tak ada jantan-jantannya sekalipun. Yang ada malah terlihat norak. Hal ini justru berbanding terbalik dengan konser musik metal. 

Dibalik tampilan metalhead-nya yang serba hitam, misterius nan sangar, konser musik metal yang tak jarang lebih mencengkam malah baik-baik saja tak ada perkelahian.

Metalhead mengenal wall of death dalam festival musik metal. Dimana penonton membuat sebuah garis kosong di tengah dan melakukan tarian brutal yang tak jarang terlihat mengerikan. 

Orang awam mungkin akan melihatnya sebagai perilaku bar-bar, tapi bagi anak metal hal itu merupakan bentuk menikmati musik cadas itu sendiri yang terkenal untuk orang yang berjiwa pemberontak.

Kembali ke musik dangdut, Alunan gendang yang menenangkan, ditambah biduan cantik yang memanjakan mata serta diiringi suara merdu nyanyian, entah mengapa selalu saja ada keributan yang menghampiri para penontonnya. 

Tersenggol sedikit, ngamuk. Terinjak, melotot.  Tak bisa goyang bersama biduan, nonjok. Entahlah ini hanya selayang pandang yang saya saksikan atau memang terjadi di setiap daerah kala konser dangdut merambah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun