Mohon tunggu...
Dhanang DhaVe
Dhanang DhaVe Mohon Tunggu... Dosen - www.dhave.id

Biologi yang menyita banyak waktu dan menikmati saat terjebak dalam dunia jurnalisme dan fotografi saat bercengkrama dengan alam bebas www.dhave.net

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Laundry, Ancaman Pencemaran yang Dininabobokan oleh Kebersihan, Kelembutan dan Wewangian

16 Desember 2011   03:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:12 615
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesibukan dari aktifitas sesehari, acapkali menyita banyak waktu, sehingg awalnya pekerjaan yang bisa ditangani sendiri terpaksa harus diserahkan kepada penyedia jasa layanan. Laundry adalah salah satu penyedia jasa layanan dalam bidang cuci mencuci pakaian. Bagi mereka yang sibuk atau malas mencuci, maka laundry menjadi pilihan untuk keluar dari masalah. Adanya fenomena orang sibuk dan malas, maka menjadi lahan bisnis yang cukup menjajikan dengan menjadi penyedia jasa cucui pakaian. Menjamurlah laundry-laundry di berbagai tempat, dan salah satu yang paling banyak adalah dikawasan sekitar kampus. Kampus menjadi sasaran empuk untuk menjalankan bisnis cuci pakaian. Mungkin kesibukan perkuliahan anak kampus, menyita sebagian waktunya untuk mencuci sendiri sehingga menyerahkan pada ahlinya. Kenyataannya dibalik padatnya waktu perkuliahan, masih ada saja waktu buat hang-ou, ke mall, main game online, pacaran atau aktivitas di luar kampus lainnya. Alasan waktu yang padat, tidak ada tempat jemuran, takut maling jemuran, hingga kawatir cat kuku mengelupas menjadi alasan para mahasiswa pergi ke laundry. Kalau di hitung-hitung, sepertinya lebih murah meriah laundry daripada harus mencuci sendiri, bahkan laundry juga menyediakan jasa antar jemput, layaknya agen perjalanan. Menyikapi bermunculannya bisnis-bisnis cuci pakaian ini, ada permasalahan yang terpendam dan terlupakan. Banyak yang tidak berpikir apa dampak dari menjamurnya laundry-laundry yang bertebaran setiap sudut jalan. Saya mencoba mengamati dari contoh kota saya, di Salatiga, Jawa Tengah. Kota kecil dengan salah satu universitas terbesarnya menjadi ladang bisnis yang menjanjikan untuk laundry. Dari data yang di peroleh ada 14 laundry skala rumahan yang cukup besar dan tersebar di berbagai titik. Masih banyak lagi laundry-laundry dalam skala kecil rumahan yang tersebar di sekitar kost. Bahkan, untuk ukuran kosr yang cukup besar memiliki jasa laundry sendiri. Banyaknya laundry yang bertebaran tersebut, dampak terhadap lingkungan acapkali terlupakan. Munngkin laundry untuk skala hotel dan rumah sakit sudah memiliki instalasi pengolahan air limbah (IPAL), namun untuk skala rumahan maka lingkunganlah yang menjadi IPAL-nya. Ancaman muncul disaat lingkungan dengan daya dukung yang mulai terbatas dan ruang gerak yang semakin sempit, maka pencemaran itu yang terjadi. Saat ini laundry skala rumahan, buangan limbahnya masuk dalam saluran selokan tanpa ada pengolahan. Dalam ukuran limbah rumah tangga, mungkin masih ada toleransi, tetapi untuk skala besar terutama limbah deterjen akan menjadi permasalah tersendiri. Peraturan Daerah nomor 6 tahun 2009 tentang pengelolaan air limbah domestik, limbah laundry tidak boleh dibuang di instalasi pembuangan limbah komunal, ipal terpusat, sungai, maupun saluran air hujan, namun harus dilakukan pengelolaan limbah sendri sebelum dibuang. Kenyataan yang terjadi, limbah langsung di buang ke lingkungan. Mungkin saat ini dampak serius belum bermunculan, sehingga masih dinina bobokan dengan tindakan kejahatan lingkungan, padahal ancaman besar siap menerkam. Secara praktis dan berprinsip ekonomi, pengusaha tidak menggunakan detergen, pewangi, dan pelembut pakaian yang dijual bebas dipasaran, mereka lebih banyak membeli dengan sistim curah. Produk-produk dipasaran dengan merk-merk yang sudah familiar, sudah memiliki sertifikasi dan pengujian terhadap dampak lingkungan yang mungkin akan di timbulkan beserta dispensasi jika menimbulkan pencemaran. Bagaimana dengan produk-produk curah yang tak jelas asal-usulnya apalagi dengan sertifikasinya.

Secara ekonomis, produk-produk curah jauh lebih murah, bersih hasilnya, lebh lembut dan wangi. Menjadi pertanyaan sekarang, produk dari pabrik besar kenapa bisa kalah dengan produk curah, pasti ada sesuatu. Katakanlah kenapa lebih wangi, pasti parfum di tambah dalam jumlah lebih banyak, atau memakai bahan sintesis dengan bau yang lebih tajam. Kenapa lebih bersih, juga harus ada tanda tanya di balik produk terkenal dengan moto "membersihkan paling bersih". Produk-produk pabrikan saja memiliki resiko pencemar, apalagi dengan produk yang katakanlah ilegal tersebut. Konsumen sepertinya juga terbius dengan harga murah dan memiliki khasiat yang lebih ampuh dengan produk-produk pembersih dipasaran, itu kembali lagi kemasalah selera dan daya beli. Membahas pencemaran yang ditimbulkan, makan mata ini akan tertuju, mau kemana limbah laundry tersebut. Dari selokan pasti akan ke sungai dan dari sungai pasti kelaut. Jika di perhatikan, di selokan, sungai dan laut ada mata rantai ekosistem yang tak terendus oleh mereka. Apa tidak terbayangkan, jika air limbah tersebut masuk ke sungai yang dijadikan irigasi, jangan-jangan nanti beras yang dihasilkan nampak bersih, lembut dan wangi?. Begitu jengan dengan ikan-ikan di sungai, nampak berkilauan, aroma yang tak lagi amis tetapi beraroma wangi dan lembut ditangan. Itu hanyalah imajinasi sesaat, namun jika ditilik lebih dalam jauh lebih mengerikan.
Photobucket
Photobucket
Air limbah yang di buang ke lingkungan, pasti akan masuk ke dalam sebuah sistem kehidupan, baik dari rantai makananan hingga jejaring makanan. Mungkin organisme yang kecil-kecil dan mikroskopis dahulu yang kena, lalu di makan oleh binatang yang lebih besar dan besar lagi dan berakhir di manusia. katakanlah binatang terkecil saja sudah mengkonsumsi bahan-bahan pencemar dari limbah tersebut, dan dari sistem makan-memakan maka konsumen tertinggi lah yang akan menjadi tempat pembuangan akhirnya. Akumulasi bahan-bahan pencemar, dalam tubuh yang nantinya akan menimbulkan masalah gangguan kesehatan. Beberapa bahan tambahan pada detergen, seperti Linear Alkaly bensene Sulfonate (LAS), surfaktan, Clorin dan golongan amonium kuartener bisa menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan dan kesehatan. Golongan ammonium kuartener bisa membentuk senyawa nitrosamin yang bersifat karsinogenik, iritasi pada kulot, memperlambat proses penyembuhan dan katarak pada orang dewasa. Contoh lain adalah kandungan phospat pada detergen yang bisa menimbulkan eutrofikasi, atau ledakan alga diperairan. Contoh sederhana, busa yang ditimbulkan bisa menghambat kontak oksigen di udara dengan air, akibatnya oksigen terlarut  turun dan matinya organisme perairan. Sampai saat ini mungkin belum ada sanksi dan regulasi yang tegas dari fenomene jasa cuci pakaian yang bertebaran. Seoalah semua pihak tutup mata dan tidak peduli, sebab ada hubungan yang saling membutuhkan. Tanggung jawab pemerintah juga di pertanyakan, apakah usaha laundry tersebut memiliki ijin, kajian analisis dampak lingkungan atau sanksi yang tegas disaat benar-benar menimbulkan masalah lingkungan. Laundry mungkin hanya sebagian kecil saja dari sumber-sumber polutan di perairan. Yang orang gembor-gemborkan biasanya dari industri besar, seperti  pabrik tekstil, makanan minuman dan lain sebagainya, tetapi titik api pencemaran laundry seolah tak tersentuh sama sekali. Industri besar biasanya di awasi dengan ketat dan memiliki IPAL, sedangkan laundry tak ubahnya dengan limbah rumah tangga. Ancaman lingkungan yang dininabobokan dengan kebersihan, kelembutan dan wewangian. Butuh kesadaran kita semua tentang arti penting lingkungan, penceraman ibarat dekokrasi, dari kita, oleh kita dan untuk kita. Terimakasih: Buat Kristiawan PAN atas Gambar dan datanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun