[caption id="attachment_304501" align="alignnone" width="640" caption="FX. Hadi Rudyatmo mantan preman yang jadi superman saat mengawali talk show di BU UKSW, Salatiga (dok.pri)."][/caption] Kumis melintang, kulit hitam, dulu suka mabuk-mabukan dan jadi preman. Kalimat pembuka yang menggambarkan superman dari Surakarta dengan karir politik dari ketua RT hingga Wali Kota. Inilah sosok preman dari Solo yang menjadi pasangan Joko Widodo, dan terpaksa naik tahta. Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo demiakian namanya. Hari ini 26/11/13 pukul 09.00 di Balairung Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga diadakan Talk Show dalam rangka dies natalis ke-57. Mendatangkan tokoh yang tak asing bagi masyarakat Solo, yang digadang-gadang bakal menjadi jateng 1. Pria kelahiran 13 februari 1960, yang aslinya 1958 (dimudakan oleh ayahnya agar bisa daftar tentara) mengawali talk shownya. Gaya Solo yang khas dan kadang kocak dan nyleneh menjadi ciri khas dari pak Kumis ini. Dialah sosok satrio piningit kata sebagian orang. Lahir di angka sial dan bagian dari 13 sodaranya. usia 6 tahun sudah menjadi anak Yatim dan ibunya harus berjuang membesarkan ke-13 anak-anaknya. Belum genap 40hari peringatan meninggalnya bapaknya, dia dan sekeluarga harus angkat kaki dari rumah. Penderitaan kembali dijalani saat usia 13 tahun harus angkat kaki dari bantaran Sungai bengawan Solo karena ada normalisasi. Besar di lingkungan yang keras mencetak karakter yang keras. Pada usia 17 tahun sudah terjun di panggung Politik dan menikah saat usia 18 tahun. Saat usia 20 tahun masuk dalam pendidikan militer namun keluar, karena tidak tahan meninggalkan keluarga. Awal menjabat di lingkungan pemerintahan saat usia 21 tahun yakni menjadi ketua RT di lingkungan rumahnya. 2 tahun menjabat jadi RT akhirnya naik pangkat menjadi RW saat usia 23. Karir menanjak saat menjadi anggota DPRD hingga wakil wali kota Surakarta pada tahun 2005. Pada 19 Oktober 2012 dia dipaksa naik tahta menjadi Wali Kota karena pasangnya yakni Joko Widodo menjadi DKI 1. Tahun 1993 dia sudah meninggalkan perjudian dan mabuk-mabukan. Nama Fransiskus Xaverius tersemat didepan nama pemberian orang tuanya. Nama yang suci, sehingga dia harus mengemban nama besar tersebut. Tidak mulus menjadi orang nomer dua di Surakarta, sebab pernah ditolak gara-gara nama F.X tersebut. Dengan kerendahan hati dia mendekati pemimpin ormas yang menolaknya lalu mengajaknya komunikasi, dan sekarang menjadi patner dan kawan dekat. "Komunikasi atau penting tembunge" begitu katanya dalam menyikapi setiap permasalahan yang muncul. Talk Show dengan tema "from zero to be a leader, dari preman menjadi superman" sungguh menyentil hati yang hadir. Bagaimana seorang preman yang bertobat dan menjadi pemimpin yang melayani dan disegani. Lebih baik mantan preman daripada mantan pastur, kira-kira begitu terjemahannya. Dalam sesi pertobatannya dia ada keinginan menjadi seorang pastur atau Imam untuk menjadi seorang pelayan, namun Tuhan menentukan jalan lain dan harus menjadi pemimpin. [caption id="attachment_304511" align="alignnone" width="620" caption="Pemimpin itu melayani bukan menguasai, belajarlah dari nilai-nilai pancasila dan lakukan, dengan lantang dia berkata (dok.pri)."]