Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Power Rangers Jadi Ajang Nostalgia Generasi 90-an

24 Maret 2017   10:28 Diperbarui: 24 Maret 2017   10:46 1132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Power Rangers yang dulu disukai generasi 90-an ( dok http://www.powerrangers.movie)"][/caption]

Pada tahun 80-an dan 90-an film bergenre Tokusatsu dengan subgenre Metal Hero dan Super Sentai merajalela di video dan televisi. Yang populer di antaranya serial Gavan, Sarivan, dan Google V. Hollywood pun tak mau kalah, ikut memproduksi Super Sentai yang kemudian cukup populer, yakni serial Mighty Morphin Power Rangers dan dua film layar lebarnya. Berjarak 20 tahun dari film layar lebar terakhirnya, Power Rangers pada Rabu (22/3) pun dirilis dengan format reboot.

Oleh karena menggunakan format reboot, maka cerita pada film sebelumnya dianggap tidak lagi eksis meskipun para tokoh utamanya tetap sama. Dikisahkan ada lima remaja di kawasan Angel Grove yang awalnya tidak saling kenal kemudian dipertemukan oleh takdir. Mereka adalah Jason Scott (Dacre Montgomery), Kimberly Hart (Naomi Scott), Billy Cranston (RJ Cyler), Trini (Becky G), dan Zack (Ludi Lin).

Mereka setiap pekan masuk ke kelas yang diperuntukan bagi anak bermasalah. Nasib mereka kemudian berubah ketika menemukan koin di bukit penambangan emas. Koin tersebut menjadi bukti bahwa kelimanya terpilih sebagai Power Rangers untuk melindungi kristal Zeo yang diburu Rita Repulsa (Elizabeth Banks), eks Ranger hijau masa lampau yang beralih ke pihak musuh. Kelimanya pun mengikuti pelatihan yang dirancang Zordon dan Alpha 5. Namun sayangnya proses menjadi Ranger ternyata tidak mudah dan membuat kelima remaja tersebut hampir putus asa.

[caption caption="Rita Repulsa yang diperankan apik oleh Elizabeth Banks (dok. http://www.powerrangers.movie/photos)"]

[/caption]

Paragraf berikut bisa jadi mengandung spoiler:)

Film Power Rangers ini bisa disebut pop corn movie atau film yang ditonton untuk seru-seruan aja. Menurutku filmnya standar meski penggalian karakternya patut diacungi jempol. Dengan durasi film yang terbilang cukup lama, dua jam empat menit, hampir tigaperempatnya adalah drama dan selebihnya baru menunjukkan kemampuan Power Rangers bersama Zord, kendaraan tempurnya, melawan monster yang disebut Putties dan Goldar.

Untuk film yang mengenalkan sosok Power Rangers maka sah-sah saja jika bagian dramanya memiliki durasi lumayan panjang. Di sini dikisahkan alasan tiap-tiap Ranger dikirim ke kelas bermasalah. Tidak ada sosok Ranger yang sempurna di antara Jason cs, termasuk Kimberly si idola sekolah, salah satu di antara Ranger juga digambarkan sebagai remaja autis. Para tokohnya juga memiliki keragaman ras, meski minusnya tidak ada yang mewakili Jepang sebagai negara lahirnya Super Sentai.

Dari segi cerita tidak begitu bombastis, begitu pula adegan pertarungannya. Masih kalah wow jika dibandingkan Pasific Rim, mungkin karena ekspektasi saya akan Power Rangers menyamai atau di atas film Pasific Rim yang menunjukkan pertarungan antara robot raksasa melawan para kaiju (monster).

Film ini diselamatkan oleh humor ala remaja, pesona Ranger Biru yang menggelitik, juga rasa penasaran dan keinginan bernostalgia remaja Indonesia era 90-an karena film ini terakhir diputar sekitar tahun 1997 oleh teve nasional, meskipun di Amrik serial ini tetap eksis hingga sekarang. Saat saya menonton tadi malam, para penontonnya umumnya sebaya dengan saya, bahkan banyak di antaranya lebih tua, malah jarang terlihat para remaja masa kini. Ada juga yang membawa anak-anak meski ratingnya 13 ke atas. Alhasil sebagian anak-anak yang menonton bareng saya, merasa bosan dan malah mengganggu penonton lainnya karena durasinya terbilang lama dan porsi laganya tidak banyak.

Satu lagi plus dari film ini adalah tembang-tembang soundtrack-nya. Lagunya beragam ala EDM, rock, dan juga yang melankolis. Lagu berjudul Power yang dibawakan Kanye West asyik dinikmati sambil bergoyang. Ada juga Survivor, tembang lawas Destiny's Child. Twenty One Pilots juga menyumbangkan karya lewat We Don't Believe What's On TV. Lagu milik Twenty One Pilots ini lebih saya sukai yang versi akustiknya. Lagu Calling All (Phantogram), Rock with me (Bionic dan Sophia Eris), dan I Walk The Line (Halsey) cukup energik. Juga ada theme song Go Go Power Rangers yang muncul di satu adegan. Namun yang paling saya sukai adalah Stand By Me yang dibawakan Bootstraps, band rock alternatif dari Amrik. Stand By Me versi Bootstraps bernuansa sendu dan melankolis, cocok mengiringi film yang bertemakan persahabatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun