Mohon tunggu...
Dewi Puspasari
Dewi Puspasari Mohon Tunggu... Konsultan - Penulis dan Konsultan TI

Suka baca, dengar musik rock/klasik, dan nonton film unik. Juga nulis di blog: https://dewipuspasari.net; www.keblingerbuku.com; dan www.pustakakulinerku.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Arab Saudi, Bioskop, dan Impian Industri Perfilman Berkelas Dunia

15 Oktober 2019   09:05 Diperbarui: 15 Oktober 2019   17:35 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setelah kembali membuka bioskop setelah 35 tahun, kini Arab Saudi tengah menggarap rencana memiliki industri perfilman berkelas dunia.| Sumber: Thinkstock

Arab Saudi dalam dua tahun terakhir ini telah melakukan perubahan signifikan, termasuk dalam industri hiburan. 

Setelah melakukan kejutan dengan kembali membuka bioskop yang telah 35 tahun ditutup, baru-baru ini mereka mengundang Jason "Aquaman" Momoa, Jean Claude van Damme, dan Jackie Chan di sebuah konferensi perfilman. 

Mereka nampak bersungguh-sungguh untuk merealisasikan rencana memiliki industri perfilman berkelas dunia.

Hal ini merupakan kabar mengejutkan, karena selama ini Arab Saudi dikenal sebagai salah satu negara yang konservatif. 

Namun, jika menilik pembukaan dua bioskop di Riyadh dan Jeddah, masing-masing pada April 2018 dan Januari 2019, maka memang besar kemungkinan Arab Saudi serius untuk mencoba berinvestasi di industri non migas.

Si Aquaman pun tiba di Arab Saudi dalam konferensi perfilman baru-baru iniAktor Jason Momoa.| Sumber: Reuters/Adriana M Barraza/WENN.com
Si Aquaman pun tiba di Arab Saudi dalam konferensi perfilman baru-baru iniAktor Jason Momoa.| Sumber: Reuters/Adriana M Barraza/WENN.com
Aku sendiri mulai penasaran tentang hal ini ketika kawan masa kuliah yang mengajar di sebuah universitas di Arab Saudi berfoto di depan bioskop di Red Sea Mall bulan April silam. 


Kulihat dalam foto tersebut film-film yang diputar adalah film Hollywood yang sedang tren masa itu, seperti "Captain Marvel", "Second Act", dan "Dumbo". 

Namun, aku mulai bersemangat dan begitu penasaran untuk menelusuri tentang industri hiburan perfilman di Arab Saudi ini setelah adanya berita tentang konferensi perfilman yang dihadiri banyak pelaku di dunia hiburan, termasuk dari Hollywood dan Bollywood.

Investasi Trilyunan dan Rencana 40 Bioskop dalam Lima Tahun Mendatang
Pemerintah Arab Saudi rupanya tak main-main dengan rencana bergerak di industri hiburan. Mereka akan mengucurkan dana sekitar Rp 900 Triliun untuk mewujudkan rencana menjadi pusat perfilman dunia.

Arab Saudi membuka bioskop setelah 35 tahun ditutup pada tahun 2018 (sumber: busines.insider.com)
Arab Saudi membuka bioskop setelah 35 tahun ditutup pada tahun 2018 (sumber: busines.insider.com)
Sejak tahun 1983 bioskop ditutup di seluruh penjuru Arab Saudi. Selama 35 tahun kemudian warga mereka menikmati film secara terbatas, lewat kepingan DVD atau TV berlangganan. 

Jika ingin menyaksikan film di bioskop maka mereka harus pergi ke negara tetangga seperti United Arab Emirates, Bahrain, Qatar, dan Yordania. Uang-uang yang tak sedikit itu lari ke luar negeri.

Melihat kondisi industri migas yang sedang tak menggembirakan, Arab Saudi pun merasa sudah waktunya untuk mencari peluang usaha di bidang non migas. Dengan melihat potensi industri hiburan yang besar, maka mereka pun meliriknya. 

Hal tersebut didukung pula oleh antusiasme warga yang begitu besar setelah pembukaan dua bioskop tersebut maka kemudian direncanakan akan dibangun 40 bioskop di 15 kota selama lima tahun ke depan. 

Tak tanggung-tanggung, Arab Saudi berencana memiliki 50-100 bioskop hingga tahun 2030. Ya, Arab Saudi tak main-main dengan rencana investasinya ini.

Wah juga ada ScreenX di Muvi Cinemas (sumber: arabnews)
Wah juga ada ScreenX di Muvi Cinemas (sumber: arabnews)
Aku kemudian melakukan penelusuran lebih lanjut tentang bioskop ini. Hingga saat ini ada dua jaringan besar bioskop yang beroperasi di Arab Saudi, yaitu, VOX Cinemas dan Muvi Cinemas.

VOX Cinemas merupakan jaringan bioskop terbesar di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara dengan 441 layar. Ia dimiliki oleh Majid Al Futtaim Group yang berpusat di Dubai. 

Mereka akan melakukan ekspansi dengan membuka 110 layar pada tahun ini di Arab Saudi. Sedangkan Muvi Cinemas adalah jaringan lokal milik Arab Saudi. Mereka baru membuka bioskop pada Agustus 2019 di Jeddah dan akan membuka bioskop lainnya ke depan.

Selain kedua jaringan bioskop tersebut, jaringan Cinepolis dari Meksiko juga sedang mengincar. Rupanya bukan hanya Indonesia yang akan menjadi target Cinepolis, Arab Saudi akan menjadi peluang bagi mereka untuk berekspansi.

Cinepolis dari Meksiko pun berniat membuka 6 bioskop di Arab Saudi tahun ini | Sumber: thenational.ae
Cinepolis dari Meksiko pun berniat membuka 6 bioskop di Arab Saudi tahun ini | Sumber: thenational.ae
Dari beberapa video di YouTube dan website pemesanan tiket baik di Muvi maupun VOX Cinemas, rupanya gedung bioskop ini sangat besar dan luas. Layar di tiap bioskop bisa belasan. Fasilitasnya juga mutakhir, ada yang menggunakan ScreenX, sofa empuk yang eksklusif, juga studio untuk anak-anak. 

Oh iya rupanya tidak dipisahkan antara penonton pria dan wanita. Film ini diputar dengan bahasa asal, bahasa Inggris dan subtitle berbahasa Arab.

Beberapa film yang diputar di jaringan VOX Cinemas di Arab Saudi| Sumber:ksa.voxcinemas
Beberapa film yang diputar di jaringan VOX Cinemas di Arab Saudi| Sumber:ksa.voxcinemas
Bagaimana dengan sensor film? Rupanya tetap ada, jika melihat pada pemberitaan pemutaran film "Black Panther" yang dipotong 40 detik pada saat adegan ciuman antara dua karakter utama.

Sekilas tentang Sejarah Perfilman di Arab Saudi
Sebenarnya Arab Saudi pernah memiliki bioskop pada tahun 70-an hingga tahun 1983. Meskipun bioskop dilarang, Arab Saudi juga memiliki sineas perfilman dan sejak tahun 2006 memproduksi film pendek dan film panjang seperti "Keif Al Hal?" yang bergenre drama komedi.

Nah, pada tahun 2012 sineas Arab Saudi memberikan kejutan dengan memproduksi film berjudul "Wadjda". Film ini menjadi wakil Arab Saudi di ajang Oscar dalam kategori film berbahasa asing. Meski tidak berhasil masuk nominasi, film ini menarik untuk disimak.

Film Wadjda menjadi wakil Arab Saudi di ajang Oscar tapi tidak lolos| Sumber: Razor Film Produktion
Film Wadjda menjadi wakil Arab Saudi di ajang Oscar tapi tidak lolos| Sumber: Razor Film Produktion
Film berdurasi 98 menit ini pernah kutonton. Ia mengupas tentang tradisi di Riyadh dan bagaimana Wadjda yang bersemangat ingin sekali memiliki sepeda dan menaikinya. 

Ia berharap menang lomba membaca Al-Quran dan mendapatkan uang yang banyak untuk membeli sepeda. Sedangkan si ibu nampak gundah karena mertuanya memaksa suaminya untuk menikah lagi karena menginginkan anak laki-laki. 

Ceritanya keseharian dan lekat dengan kultur Arab, sehingga film in memiliki ciri kelokalan yang kental.

Omong-omong bagaimana apabila sineas tanah air bekerja sama dengan produser Arab Saudi untuk membuat film yang berkualitas? Sepertinya itu sebuah peluang yang menarik.

http://www.najeah.com
http://www.najeah.com
Referensi: satu, dua, tiga, empat, lima

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun