Mohon tunggu...
Deddy Husein Suryanto
Deddy Husein Suryanto Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer

Penyuka Sepak Bola. Segala tulisan selalu tak luput dari kesalahan. Jika mencari tempe, silakan kunjungi: https://deddyhuseins15.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Menyambut Gaji Pertama sebagai Penulis

19 Juli 2019   15:43 Diperbarui: 21 Juli 2019   20:12 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gajian. (Shannen.biz)

Sebenarnya, mendapatkan gaji bukan lagi hal baru dalam kehidupan pribadi penulis. Namun, sebagai orang yang mulai mencoba menekuni bidang kepenulisan, ini adalah hal pertama yang didapatkan sebagai penulis. Tentu rasanya akan berbeda dengan gaji-gaji yang lain. Karena ini adalah pendapatan yang diperoleh murni dari bidang yang sedang sangat digandrungi dalam beberapa bulan ini.

Tentu, rasanya juga naif jika tidak menginginkan gaji dalam bidang yang digemari. Karena tidak sedikit kegemaran bisa menjadi bidang profesional dan memperoleh keuntungan materi dari sana.

Sebut saja sepakbola yang sebenarnya disebut-sebut hobi yang sangat menggiurkan oleh banyak orang.

Mereka mengatakan (dengan enteng) bahwa para pesepakbola itu sangat enak hidupnya, karena dapat memperoleh pendapatan ketika kegemaran itu dialihkan ke ranah profesi.

Sama halnya dengan kepenulisan. Hobi menulis juga dapat dijadikan sebagai profesi yang kemudian dapat menghasilkan pendapatan bagi orang-orang yang menekuninya dan siap menjadikannya sebagai profesinya. Meskipun, penulis belumlah pantas disebut sebagai penulis yang profesional.

Namun, dengan keberanian menerjunkan diri pada rutinitas menulis setiap hari dan tidak menyerah untuk dapat menghasilkan tulisan-tulisan yang menarik, itulah yang membuat penulis berani menempatkan diri sebagai penulis yang berhak mendapatkan hasil jerih-payahnya.

Besar dan kecil nominalnya tidak menjadi permasalahan. Karena, itu juga dilatarbelakangi oleh kualitas tulisan yang terkadang bagus dan terkadang tidak.

Sama seperti bidang-bidang profesional yang lain. Penulis juga perlu meningkatkan mutu dan kuantitas dalam menulis ketika ingin memperoleh penghasilan yang lebih.

Begitu pula sebaliknya, tulisan yang biasa dan tidak intensif (rutin), juga akan mempengaruhi jumlah penghasilannya. Sungguh, suatu hal yang sangat lumrah dan sewajarnya dipahami oleh semua orang termasuk penulis.

Namun, di sini penulis lebih fokus pada sensasi yang dibayangkan ketika mendapatkan gaji pertamanya sebagai penulis. Karena, baru kali ini, penulis mampu secara konsisten dapat menghasilkan tulisan-tulisan, baik dalam hitungan per hari, per dua hari, atau per minggu.

Bahkan, bisa dikatakan ini adalah intensitas yang luar biasa dimiliki oleh penulis, ketika (penulis) yang lain masih "angot-angotan" dalam menulis.

Memang, tidak dapat dipungkiri, bahwa tulisan penulis rata-rata "hanya" berupa artikel-artikel yang menyerupai reportasi dan ditambah pada kegemaran menulis bola (meski tidak seintensif penulis bola lainnya) saja.

Kedua hal ini cukup berbeda dengan penulis-penulis lainnya yang sudah memiliki bidang khusus nan fokus dalam menulis.

Sehingga, tekanan pada para penulis tersebut cukup terasa ketika mereka ingin selalu dapat menghasilkan tulisan-tulisan terbaru.

Namun dikarenakan karakter penulis yang tidak suka berada di satu kotak yang sama dalam waktu yang lama, maka, penulis pun membawa gaya ini ke bidang penulisan.

Tidak ada patokan resmi bahwa penulis harus menulis artikel sepakbola setiap hari. Begitu pula jika sedang ingin berpuisi -dapat dilihat di blog pribadi, maka penulis juga tidak akan segan untuk menulis puisi (walau secara kualitas sangat kalah jauh dengan penulis lain yang concern di pemuisian).

Hal ini menjadi trik tersendiri bagi penulis untuk tetap dapat berselancar di bidang kepenulisan dan bertahan di sana selama mungkin.

Memang, penulis tidak mengharap akan berprofesi total sebagai penulis di kemudian hari (karena gajinya tidak banyak).

Namun, setidaknya penulis tetap mengharapkan pernah merasakan gaji sebagai penulis.

Apalagi jika itu adalah gaji pertama sebagai penulis. Tentu rasanya akan istimewa, seistimewa gaji pertama penulis kala itu yang masih menjadi freelancer di dunia nyata (sekarang sudah online).

Bagaimana dengan kalian? Sudahkah merasakan gaji pertama di bidang yang kalian tekuni masing-masing?

Tulungagung, 19 Juli 2019

Deddy Husein S.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun