Beberapa Penyebab Semrawutnya Stasiun Bekasi

Padatnya jalan sekitar Stasiun Bekasi sudah tidak asing lagi bagi warga Bekasi. Terlebih saat jam pulang kantor, padatnya jalanan di sekitar stasiun membuat banyak pihak merasa dirugikan dan kesal dengan kemacetan yang tidak pernah terselesaikan sejak dulu. Angkot yang selalu berhenti di depan stasiun disebut sebut sebagai penyebab mengapa jalanan stasiun selalu macet, mereka bahkan tidak mau beranjak saat mobil/motor di belakang membunyikan klakson berulang kali. 

Hanya polisi yang dapat membuat angkot tersebut jalan, keberadaan polisi mengatasi kemacetan, tetapi sayangnya hanya bersifat sementara karena saat polisi tidak berada di tempat, kemacetan kembali datang. Keberadaan polisi tidak juga berlaku apabila jam sudah menunjukkan pukul lima sore, kemacetan tidak dapat dihindari. 

Sebagai gambaran, jalan di depan stasiun tergolong jalanan yang cukup besar. Di sebelah stasiun terdapat beberapa tempat penitipan motor, begitupun di seberang stasiun. Tidak jauh dari tempat penitipan motor terdapat dua mini market, kemudian tempat penitipan motor lainnya dan beberapa toko. 

Setelah terjebak di situasi macetnya Stasiun Bekasi pada jam krusial, saya menduga-duga ada banyak sekali faktor yang menyebabkan kemacetan ini tidak pernah usai, bahkan semakin parah. 

Pertama, angkot yang selalu ngetem di depan stasiun. Jumlahnya tidak hanya satu atau dua, mereka berhenti untuk menunggu calon penumpang yang sayangnya lebih memilih transportasi lain. Hal tersebut membuat angkot-angkot semakin lama berdiam di tempatnya. 

Sederet angkot yang berhenti di pinggir stasiun tentunya menimbulkan sedikit kemacetan di siang hari dan memperparah kemacetan di malam hari. Setelah diperhatikan, yang membuat jalanan sangat macet adalah ketika angkot tersebut mulai jalan (tidak lagi berada di bahu jalan), tetapi berjalan dengan kecepatan yang sangat pelan sehingga membuat kendaraan lainnya harus menunggu dan membunyikan klakson berkali-kali.  

Kedua, ojek online. Setelah adanya ojek online, rasanya hampir seluruh penumpang kereta memesan ojek online. Tidak adanya tempat bagi ojek dan penumpang menunggu, membuat ojek online dan calon penumpang berkumpul di tempat-tempat yang tidak seharusnya. 

Dua mini market yang tidak jauh dari stasiun menjadi tempat paling favorit bagi mereka untuk bertemu dan akhirnya meninggalkan daerah stasiun, sayangnya keberadaan ojek online yang juga memperlambat lajunya sambil mencari penumpang menambah kemacetan jalanan Stasiun Bekasi. Belum lagi saat ojek berhenti dan selama beberapa detik menunggu penumpang naik, di kali beberapa ojeg lainnya yang juga mencari si penumpang, sudah bermenit-menit mereka menimbulkan kemcetan. 

Ketiga, penumpang ojek online. Bayangkan padatnya penumpang kereta Bekasi yang hampir tidak pernah kosong, mereka keluar secara bersamaan dan memenuhi hampir setengah jalan, berjalan menuju mini market untuk menunggu ojek online. 

Keempat, mengapa penumpang harus berjalan di jalanan yang seharusnya digunakan oleh pengendara? Karena sepanjang jalan dari stasiun hingga melewati mini market yang semestinya diperuntukkan bagi pengguna jalan digunakan oleh pedagang kaki lima.

Kelima, sulitnya motor dari tempat penitipan motor untuk keluar karena jalanan dipenuhi oleh pejalan kaki. Sehingga terjadilah klakson antara motor kepada pejalan kaki yang juga tidak mau mengalah. Saat saya memberikan jalan agar motor dapat keluar, akhirnya pejalan kaki tidak bisa jalan karna motor-motor tersebut tidak dapat melaju karena kemacetan. Hal tersebut membuat keadaan semakin semrawut.

Keenam, mobil besar. Jalanan di depan stasiun tidak hanya dilalui oleh kendaraan pribadi, tetapi juga truk hingga mobil molen yang sangat besar. Biasanya setidaknya ada dua mobil besar yang ikut terjebak macet didepan stasiun. Tentu keberadaan mobil besar ini menambah kesibukan jalan depan stasiun.

Ketujuh, rute kereta api. Kalau Anda tahu, belum lama ini Stasiun Bekasi tidak lagi menjadi stasiun paling ujung. Terdapat dua stasiun baru yaitu Stasiun Bekasi Timur dan Stasiun Cikarang. Sehingga yang tadinya palang pintu kereta api Stasiun Bekasi yang hanya ditutup untuk dilewati kereta luar kota, juga ditutup ketika Commuter Line melintas untuk menuju dua stasiun baru. Bertambahnya jumlah penutupan palang pintu kereta sepertinya juga memberikan kontribusi bagi kemacetan di depan stasiun. 

Serta beberapa hal lainnya yang menambah kemacetan seperti jalanan kecil yang tidak jauh dari stasiun dan sering dilewati mobil dan motor, ketika mobil motor keluar dari gang tersebut maka pengendara jalanan utama harus bergantian, tentunya memakan waktu. Selain itu ada beberapa ojeg pangkalan yang masih setia menunggu di depan stasiun. 

Bagi saya sumber kemacetan yang bisa di kendalikan harus di selesaikan satu persatu. Fenomena ojek online selalu menimbulkan banyak pro dan kontra. Bagi saya hanya satu hal saja yang disayangkan dari keberadaan ojek online, tidak adanya tempat bagi ojeg online untuk menunggu para penumpang. Kemacetan yang terjadi karena ojek online tidak hanya terjadi di Stasiun Bekasi, tetapi juga di banyak tempat lain yang dirasa strategis untuk menunggu ojek. 

Keberadaan mereka yang sangat banyak di titik titik tertentu sangat mengganggu lalu lintas. Akan lebih baik apabila ada satu tempat tertentu yang dapat digunakan ojek online untuk menunggu penumpang. Ya cara lainnya tentu menertibkan pedagang kaki lima dan angkot. Banyak sekali fasilitas umum yang tidak dapat digunakan secara maksimal dan pada tempatnya, sehingga menimbulkan efek samping seperti kemacetan dan tentunya merugikan pihak yang seharusnya menggunakan fasilitas tersebut.

Apa solusi terbaik? Saya tidak pernah tahu usaha apa saja yang pernah dilakukan agar kemacetan didepan Stasiun Bekasi berhasil teratasi, namun yang saya tahu pasti harus ditemukan cara secepatnya agar setidaknya kemacetan tidak separah saat ini.