Mohon tunggu...
Darwono Guru Kita
Darwono Guru Kita Mohon Tunggu... profesional -

**************************************** \r\n DARWONO, ALUMNI PONDOK PESANTREN BUDI MULIA , FKH UGM, MANTAN AKTIVIS HMI, LEMBAGA DAKWAH KAMPUS JAMA'AH SHALAHUDDIN UGM, KPMDB, KAPPEMAJA dll *****************************************\r\n\r\n\r\n\r\n\r\nPemikiran di www.theholisticleadership.blogspot.com\r\n\r\nJejak aktivitas di youtube.com/doitsoteam. \r\n\r\n\r\n*****************************************\r\n\r\nSaat ini bekerja sebagai Pendidik, Penulis, Motivator/Trainer Nasional dan relawan Pengembangan Masyarakat serta Penggerak Penyembuhan Terpadu dan Cerdas Politik Untuk Indonesia Lebih baik\r\n*****************************************

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dicari, Generasi Rabbani

24 Juni 2017   10:15 Diperbarui: 24 Juni 2017   10:26 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

كُوْنُوْا رَبَّانِيِّيْنَ وَلاَ تَكُوْنُوْا رَمَضَانِيِّيْنَ

"Jadilah orang-orang Rabbani dan janganlah kalian menjadi orang-orang Ramadhani"

Dalam Al Quran perintah Jadilah kalian Robbani, terdapat pada surah Ali Imron 79 yang artinya "Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya al-Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: 'Hendaklah kamu menjadi penyembah penyembahku bukan penyembah Allah.' Akan tetapi (dia berkata): 'Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan al-Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.' (QS. 3:79) Dan (tidak wajar pula baginya) menyuruhmu menjadikan Malaikat dan para Nabi sebagai Rabb. Apakah (patut) dia menyuruhmu berbuat kekafiran di waktu kamu sudah (menganut agama) Islam." (QS. 3:80 )                                                

Pengertian tentang Robbani yang diriwiyatkan oleh Ali bin Abi Thalib Karomallahu Wajhah adalah sebagai generasi yang memberikan santapan rohani bagi manusia dengan ilmu (hikmah) dan mendidik mereka atas dasar ilmu. Sementara Ibnu Abbas ra dan Ibnu Zubair mengatakan, "rabbaniyun" adalah orang yang berilmu dan mengajarkan ilmunya." (Zaadul Masir fi Ilmi at-Tafsir, karya Ibnul Jauzi; 1/298 Sementara .Qatadah dan Atha' mengatakan: Rabbaniyun adalah para fuqaha', ulama, pemilik hikmah (ilmu). Sedangkan menurut Imam Abu Ubaid menyatakan, menjelaskan istilah rabbani: Rabbani adalah para ulama yang memahami hukum halal dan haram dan menegakkan amar ma'ruf nahi munkar.                            

Seperti kita pahami bersama Ramadhan adalah  bulan Al Quran, karena Al Qurana di turunkan pada bula Ramdhan, namun apakah "mempelajari dan mengajarkan" Al Quran, mengamalkan isi al Quran sebatas pada bulan Ramdhan ? Jika orang (generasi) Robbani selalu mengamalkan al Kitab (Quran) dalam artian sepanjang hidupnya, maka Generasi Ramadhani "mempelajari dan mengajarkan" al Quran, mengamaakan Al Quran sebatas pada bulan Ramadhan. 

Disinilah letak perbedaan antara generasi Robbani dan generasi Ramadhani. Generasi Ramadhani yang menggebu-gebu dengan berbagai amalan sebatas bulan Ramadhan, mengingatkan kita pada hadits Rasulullah yang menyatakan banyak yang melakukan puasa namun hanya mendapatkan lapar dan dahaga belaka. Sehingga tujuan Siyam Ramadahan yang bertujuan untuk membentuk taqwa, tidak tercapai. Pasca Ramadhan, apa yang dilakukan selama satu bulan tidak berbekas dalama kehidupan nyata. Suungguh benar, pernyataan Rasulullah, sebab faktanya, dalam kehidupan riil, di luar Ramdhan, nilai-nilai takwa terasa begitu luntur. 

Taqwa yang seharusnya Imtitsalu awamirihi wajtinabu nawa hihi, jalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya, tidak mengejawantah dalam kehidupan orang yang berpuasa. Kita memang harus akui, sangat banyak saudara-saudara kita yang menjalankan perintah Allah, seperti shalat, zakal, pusa dll diluar bulan Ramadhan, namun sungguh kita miris karena pada saat yang sama berbagai larangan Allah, ketidak jujuran, korupsi, manipulasi, dusta, bahkan kemaksiatan-kemaksiatan dari yang tergolong dosa kecil hingga yang dosa besar terang-terangan dilakukan.

Generasi Ramadhani di akhir Ramadhan ini sudah lebih banyak disibukkan dengan berbagai tetek bengek urusan yang sebenarnya "meninggalkan" spirit Ramadhan itu sendiri, mereka saat itu sangat bersemangat, bergembira untuk menyambut selesainya, bubarnya (bubaran, lubaran, lebaran) berbagai amalan-amalan yang telah ditanamkan selama bulan Ramdhan. Sementara itu, generasi Robbani saat ini sedang disibukkan dengan berbagai perasaan kehilangan, kerinduan, kehawatiran, jika apa yang selama satu bulan dilakukannya tidak mendapat ridlo Allah, tidak dinilai sebagai ibadah, mereka berduka, bulan yang penuh berkah akan segera meninggalkan mereka, mereka cemas, jika pada Ramadan yang akan datang  dia tidak dapat menemuainya lagi. Kekhawatiran, kesdihan, dan kecemasan terungkap dari alunan doa-doa ahir Ramadhan mereka. 

Kembali pada pengertian Robbani di atas, dimana generasi ini mengamalkan totalitas Al Quran, termasuk menyuruh yang ma'ruf dan melarang yang munkan, pada hakekatnya generasi Robbani adalah Umat Terbaik sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT dalam QS. Ali Imron ayat 110 yang artinya :  "Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepadayang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik." 

Dengan demikian orang-orang Robbani sesungguhnya adalah orang-orang terbaik, orang-orang mulia, dan orang-orag mulia adalah orang-orang yang takwa sebagaimana kita mahfumi bersam bahwa "inna akromakum indallahi at qokum". Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa Orang-orang Robbani inilah sesungguhnya orang-orang yang diharaapkan lahir dari diperintahkannya syariat siyam Ramadhan, yakni la'allakum tattakun. Jadi siapakah anda ? Generasi Robbani atau Generasi Ramadhani ? 



Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun