Suatu saat, karakanlah si A ini akan pylang ke Jawa setelah mrnerima gaji pertama, dia akan memberikan kepada orang tuanya, suatu langkah mulia tentunya, namun apa hendak dikata, ketika dia menunggu bus di Cawang dalam kondisi sepi, sekelompok preman mengerubuti ingin mengompasnya. Disaat saat kritis, dia mengaku tetingat akan pesan bwrfikir kreatif, maka kreatufitas berfikirnya mendorong dia untuk berperilaku sebagai bencong. "Kalau mau minta uang, dana ini sekalian" (maaf sambil mrncopot sabuk dan celananya).
Tidak diduga, akting kreatif itu jutru nembuat para preman itu ketakutan dan memutuskan lari menjauh dan tidak kembali lagi sampai si A mendapat bis yang membawaya ke kota yang dituju dan menemui orang tuanya.
Kisah ke dua, tetkait dengan pesan ketelitian saat praktek menfhitung kelopak bunga. Kusah ini dicetitakan oleh seirang ibu muda yang berprofesi sebagai akuntan. Pada suatu saat sedang nenunggu obat di sebuah apotik datang seirang ibu muda cantik. Sambil setenfah teriak ibu muda mrnghpiri penulis sambil mrngatakan "bapaaaaaak' (seperti hendak merangkul) tentu penulis agak kaget. Langsung disambung penfakuanny " saya X yang waktu praktek nenghitung bunga bapak plototin sambi bilang yang teliti ito loh" Saya terdiam mencoba mengingat ingat sambil tak lupa tersenyum. Belum juga mengingatnys, dia sudah meneruskan "benar ta Pak, ketelitian itu penting, berguna banget apalagi bagi ptofesiku srkarang sebagai akuntan.
Kisah ke tiga diceritakan oleh seorang ayah yang bersumber dari anaknya mrnjelamg anak tetcintanya meninggal dunia. Anak ini sering penulis tegur karena sepwrto biasa, sebagai ABG dia seting bercanda, hingga tetbawa saat belajar, yang tentu saja menyebabkan saya menegurnya tentu saja dengan betusaha mengusik kesadarannya paling dalam agar dia berubah baik, dan menjadi teladan bagi 2 adiknya karena dia juga anak sulung
Jujur saya tidak pernah menyangka itu menyentuhnya, hingga diapun mengambil study yang bisa cepat membantu orang tua, denfan pertimbangan untuk cepat memvantu adik adikbya nanti, padahal orang tuanya tetgolong sangat mampu. Rupanya takdirnya menang dia cepat dipanggil al khsliq. Saat sedang mengantarkan undangan untuk silatutrahmi bersama teman temannya, sebyah truk menabraknya, dengan kondisi yang tidak mungkintertolong dan benar, Alah memanggilnya. Saat penulis  takziah, di depan para pelayat lain, bapaknya sambil sesenggukan memohonkan maaf bagi putranda kepada penulis, "pak, maafkan B ya pak, dia nenyebut nyebut nadehat bapak saat saat terbaring di rumah sakit"
Dari tiga kisah di atas menunjukan bahwa ketersentuhan peserta didik, sungguh penulis meradakam bukan wilayah kita, yang penulus dapat ingat adalah, ampaikan apa yang harus disampaikan dengan tulus tanpa melskukan manipulatif, trik trik psikoligis, bahasa hati nampaknya lebih mudah diterima hati, keyimbang kita melakukan dengan kesombongan hati kita dengan ingin menaklukannya.
Mudah mudahan ada manfaatnya.