Mohon tunggu...
Daniel H.T.
Daniel H.T. Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Bukan siapa-siapa, yang hanya menyalurkan aspirasinya. Twitter @danielht2009

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pancasila Menurut FPI, dan Pancasila Menurut Sejarah

23 November 2016   23:17 Diperbarui: 24 November 2016   00:07 11189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ir. Soekarno (Bung Karno), penggagas lahirnya Pancasila, Proklmator Kemerdekaan RI (sumber: pusakaindonesia.org)

“Pancasila yang Asli adalah Piagam Jakarta”

Sebuah orasi Ketua FPI Rizieq Shihab, sekitar dua tahun lalu, diunggah di You Tube. Orasi itu mengenai sejarah lahirnya Pancasila.

Di dalam orasinya itu, Rizieq Shihab menyebutkan bahwa Pancasila yang asli bukan lahir dari gagasan Soekarno. Gagasan Soekarno yang disampaikan dalam pidatonya pada 1 Juni 1945 itu hanya merupakan ide pribadinya. (Jasa) Soekarno itu hanya memberi nama pada Pancasila saja.

Pancasila yang asli adalah Piagam Jakarta yang merupakan hasil kesepakatan para pendiri bangsa, yang sila pertamanya berbunyi: Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.

Menurut Rizieq Shihab, isi Pancasila yang diusulkan Soekarno sama sekali berbeda dengan Piagam Jakarta, yang kemudian tidak dipakai oleh para perumus Piagam Jakarta, yang di antaranya terdiri dari para ulama.

Bahkan, katanya, demokrasi yang digagaskan Soekarno masuk di dalam Pancasila itu tidak dipakai para ulama, karena di dalam Islam tidak dikenal demokrasi, yang dikenal adalah musyawarah, maka itu ditolak oleh para ulama, dan diubah dan dijadikan sila keempat: “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.

(Tetapi, sekarang, dia ngotot untuk terus menghimpun massa secara besar-besaran untuk melakukan unjuk rasa dengan thema “Bela Islam III,” pada 2 Desember nanti, dengan mengatasnamakan demokrasi).

Rizieq Shihab juga mengatakan, gagasan dasar negara Soekarno itu justru menempatkan “Ketuhanan” di urutan paling buntut (sila kelima). Tentu saja, gagasan itu ditolak oleh para ulama. Ketuhanan harus di urutan pertama, tidak boleh di urutan terakhir. Soekarno dan Bung Hatta pun kalah berdebat dengan para ulama, maka itu sila Ketuhanan pun ditempatkan di urutan pertama.

"Pancasila-nya Soekarno, Ketuhanan ada di pantat, sedangkan Pancasila Piagam Jakarta, Ketuhanan ada di kepala," kata Rizieq Shihab.

Pernyataan Rizieq inilah yang membuat salah satu putri Soekarno, Sukmawati Soekarnoputri, pada 27 Oktober 2016, melaporkan Rizieq ke Bareskrim Polri, dengan tuduhan Rizieq telah menghina Pancasila dan menghina Soekarno sebagai proklamator dan presiden pertama RI.

Dalam orasinya itu, Rizieq menyebutkan bahwa Pancasila Piagam Jakarta itu dirumuskan oleh para pendiri negara ini yang selesai dirumuskan pada 22 Juni 1945, lalu dibawa ke sidang pleno BPUPKI yang diselenggarakan dari tanggal 1 sampai dengan 10 Juli, hasilnya semua sepakat secara aklamasi bahwa Piagam Jakarta adalah dasar negara Republik Indonesia. Semua tanda tangan, baik dari kebangsaan, kelompok Islam, maupun Kristen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun