By Christie Damayanti
[caption id="attachment_271580" align="aligncenter" width="575" caption="Dokumen Pribadi"][/caption]
Sebelumnya :
Aku tetap manusia. Ketika banyak orang mengatakan bahwa aku sangat tegar dengan banyak permasalahan2 yang terus menerus, tetapi terlihat aku tidak bergemin sama sekali! Dari perceraian, dan beberapa penyakit bert ( kanker serta patah kaki ). Siapa bilang?
Aku tetap seorang manusia. Seorang perempuan denan cacat otak sebelah kiri karena stroke berat, dan lumpuh ½ tubuh sebelah kanan dan suara cadel yang belum sempurna. Dan siapa bilang aku tidak pernah depresi? Siapa bilang aku tidak pernah putus asa? Pati pernah lah, secara aku benar2 manusia biasa, bukan malaikat! Bedanya bahwa, aku tidak depresi lebih dari 1 jam tentang penyakitku, dan hanya 3 minggu depresi karena kehilangan papa yang dipanggil Tuhan Yesus ke Rumah Bapa di Surga .....
***
Ketika kanker rahim menyerangku dan 2 orang saudara dan sahabatku meninggal karena penyakit yang sama, aku frustasi, putus asa dan sangat depresi, di depan dokterku, Dr Eriyono ( lihat buku ke-3 ku : Launching Buku-ku ke-3 : "Ketika Tuhan Masih Memberikan Aku Hidup", Kesaksian Sebagai Cancer Survivor ). Aku menangis berjam2 dan hanya ditemani oleh Dr Eriyono, sementara orang tuaku sedang jauh dan suamiku entah dimana. Dan setelah jam2 itu berlalu, perasaan depresiku seakan lenyap, berganti dengan semangat yang membubung untuk meyelamatkan jiwaku karena anak2ku masih sangat kecil ( ketika itu tahun 2003 ).
Dan dengan semangat yang aku yakin adalah berasal dari Tuhan, aku mampu melewatinya setelah beberapa observasi dan pengangkatan rahim ( hysterectomy ). Terbukti kan, aku juga sempat frustasi, putus asa dan depresi? Apalagi beberpa kali maut berada di sekelilingku karena kanker rahim itu .....
Lalu, ketika patah kaki kiriku yang membuat aku terpuruk karena besar kakiku seperti kaki gajah berbulan2 dan warna kehitaman serta ketakutan aku tidak bisa berjalan lagi, pun aku sangat depresi krena orang tuaku jga sedang di luar negeri dan suamiku juga entah dimana. Ditambah ketika aku mengalami stroke berat, dan tubuhku benar2 tidak mampu berbuat apa2, dalam hatiku sering merasakan keterpurukan, karena tidak ada yang mengerti dengan keadaanku, walau papa dn Valentino berusaha untuk mengerti! Lihat tulisanku Launching Buku Untuk Tuhan : "Ketika Tuhan Mengizinkan Aku Sakit".
*Terima kasih, papa ... terima kasih, Valen .....