Mohon tunggu...
Casmudi
Casmudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Seorang bapak dengan satu anak remaja.

Travel and Lifestyle Blogger I Kompasianer Bali I Danone Blogger Academy 3 I Finalis Bisnis Indonesia Writing Contest 2015 dan 2019 I Netizen MPR 2018

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jangan Biarkan Museum Rumah Atsiri Indonesia Berteman Sepi, Revitalisasilah!

23 Juli 2016   17:22 Diperbarui: 23 Juli 2016   18:39 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Museum Rumah Atsiri (Sumber: facebook/rumahatsiri/diolah)

Jika berbicara tentang museum di Indonesia, kadangkala saya hanya mengelus dada. Setiap memasuki ruang demi ruang di museum, saya seperti memasuki ke sebuah dunia lain, dunia sepi, bisu, temaram dan menjemukan. Betapa tidak, berbagai museum yang ada di Indonesia kondisinya hampir sama, sepi bagai tak berpenghuni, hidup segan mati tak mau, mati suri. Lain halnya dengan museum-museum yang ada di luar negeri, seperti: Museum Madame Tussaud. Setiap orang berlomba-lomba ingin memasukinya.

Banyak orang, memasuki sebuah museum di luar negeri seperti kebanggaan tersendiri. Mengapa? Menurut saya, beberapa hal yang membuat museum di Indonesia menjadi sepi pengunjung karena kurangnya program penyebaran informasi untuk memberitahu kondisi museum. Dalam bahasa halusnya adalah memasarkan nilai lebih dari museum, seperti: selebritis atau pejabat penting baik lokal maupun internasional menyempatkan diri untuk berkunjung.

Apalagi, museum dikunjungi oleh selebriti atau pejabat penting yang banyak fansnya, dijamin museum menjadi terkenal dan makin ramai dikunjungi. Meskipun, pada kenyataannya sebuah museum dengan dikunjungi selebritis atau pejabat penting tidak menjamin museum tersebut ramai dikunjungi. Tetapi, pelajaran terbaik adalah memberikan informasi adalah langkah jitu di dunia digital sekarang ini. Semakin kenal semakin saying, kata pepatah.

Bukan hanya itu, untuk mengenalkan museum ke masyarakat, Pemerintah, pihak terkait atau pengelola museum harus rela untuk mengubah kesan (image) museum yang sepi, angker, dan hanya untuk para peneliti atau orang pintar. Keberadaan museum hendaknya dibuat seperti kawasan yang menyenangkan untuk belajar berbagai disiplin ilmu.

Bagaimana dengan Museum Atsiri Indonesia? Museum yang dahulu berupa pabrik Minyak Atsiri berada di sebelah Kelurahan Plumbon, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Yang menarik adalah pabrik tersebut dibangun pada tahun 1963 hampir bersamaan dengan pabrik Citronella yang berlokasi di Aceh, sama-sama dibangun dengan sistem produk sharing dengan negara Bulgaria, pada jaman pemerintahan Presiden Soekarno. Lebih membanggakan lagi, pabrik minyak Atsiri tersebut merupakan pabrik Atsiri terbesar di Asia Tenggara pada masanya. Hebat bukan?

rumah-atsiri-2-57934380947e61ea29247a8a.jpg
rumah-atsiri-2-57934380947e61ea29247a8a.jpg
Beberapa sudut ruangan dalam Museum Rumah Atsiri

(Sumber: Ruang17.wordpress.com)

Banyak kalangan beranggapan bahwa Museum Atsiri Indonesia tersebut merupakan Program “Mercusuar” pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Sebagai informasi bahwa pada tahun 1961 sampai dengan 1969, Presiden Soekarno melakukan program Pembangunan Nasional Semesta Berencana. Proyek-proyek yang dibuat pun sungguh fantastis, seperti: Monumen Nasional (Monas), di Jakarta pada tahun 1961 yang dirancang oleh arsitek Sudharsono. Gedung Pola, di Jakarta pada tahun 1962 yang dirancang oleh arsitek Silaban. dan Conefo (sekarang DPR-MPR), di Jakarta pada tahun 1964 yang dirancang oleh oleh arsitek Sujudi.

Lho, apa hubungannya dengan Museum Atsiri Indonesia dengan Proyek Mercusuar Presiden Soekarno? Jika kita melihat tahun pembangunannya yang berkisar tahun 1964-1965, maka besar kemungkinan bangunan pabrik tersebut juga masuk dalam daftar sejumlah proyek mercusuar Bung Karno, yang lalu ‘hilang’ dari catatan dokumentasi arsitektur Indonesia karena letaknya yang jauh di kaki Gunung Lawu, Tawangmangu.

Andaikata, dibangun di kawasan ibukota Jakarta, mungkin berita pembangunan Museum Atsiri Indonesia masuk dalam berita yang menghebohkan. Apalagi, berita tentang pembangunan Museum Atsiri tersebut sempat mandek (kurang lebih 80% yang sempat dibangun) karena meletusnya peristiwa pemberontakan G30S/PKI tahun 1965. Kondisi tersebut dimaklumi karena pembangunan Museum Atsiri Indonesia sebanyak 20% tenaga ahli didatangkan dari negara Bulgaria yang ketika itu negara Bulgaria dianggap beraliran komunis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun