Mohon tunggu...
Hamdani
Hamdani Mohon Tunggu... Konsultan - Sang Musafir - Mencari Tempat untuk Selalu Belajar dan Mengabdi

Kilometer Nol

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelaku Korupsi, Monster yang Mengalami Gejala Sakit Jiwa Akut

17 Desember 2018   06:50 Diperbarui: 17 Desember 2018   06:52 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto (stock.adobe.com)

Menurut psikiater koruptor juga mengalami gangguan kepribadian tipe ambang atau dikenal dengan Borderline Personality Disorder sering merasa tidak bersalah jika melakukan sesuatu yang merugikan orang lain. Analisis ini semakin menguatkan bahwa mental pelaku korupsi memang ada masalah.

Banyak sekali jenis gangguan penyakit jiwa yang menyerang pelaku korupsi. Perilaku mencuri hak orang lain juga merupakan jenis penyakit jiwa yang saya maksudkan. 

Seseorang (pelaku korupsi) melakukan pencurian berkali-kali meskipun penderitanya sama sekali tidak memiliki niat untuk mencuri atau bahkan tidak membutuhkan barang hasil curiannya sama sekali. Artinya pada kategori "hobi" mencuri.

Penyakit ini adalah penyakit kleptomania. Kleptomania bisa membuat pikiran seseorang terganggu dan tiba-tiba merasa sangat ingin mencuri sesuatu dan jika tidak dilakukan, maka ia pun bisa mengalami rasa penasaran dan cemas secara berlebihan. Sehingga bak pecandu narkoba akan mengalami putaw jika belum "make". Begitu pula korupsi, tidak enak badan jika belum korupsi.

Taraf gangguan mental seperti itu tentu saja menjadikan seseorang yang harusnya melayani rakyat dengan baik. Justru menjadi tidak lagi peduli pada kewajibannya tersebut. 

Disamping karena sakit mentalnya juga mereka hanya peduli pada diri mereka sendiri. Sehingga jika pejabat kayak begini masih dipertahankan, maka hancurlah negeri ini.


Dorongan pelaku korupsi mewujudkan keinginan "haram" nya itu bisa karena berbagai faktor. Jika mengacu pada beberapa hasil penelitian, faktornya antara lain; ekonomi, lingkungan, sistem, gaya hidup, politik, dan budaya. Dalam konteks penyakit jiwa, faktor melakukan korupsi karena tamak.

Menurut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, faktor yang juga mempengaruhi seseorang melakukan korupsi ialah sifat tamak yang dimiliki salah seorang tokoh, hingga akhirnya menjerumuskan yang bersangkutan pada tindak pidana korupsi. Sifat tamak ini bisa timbul pada diri seseorang karena memperturutkan hawa nafsunya.

Antara nafsu, tamak, gaya hidup, dan ekonomi memiliki hubungan yang saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Ditambah dengan faktor lingkungan yang buruk, maka korupsi tumbuh subur menjadi penyakit akut yang sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara, termasuk terhadap pribadi pelaku korupsi. Ia menjadi monster yang mengerikan dan dibenci masyarakat.

Secara bahasa tamak berarti rakus hatinya. Sedangkan menurut Istilah tamak adalah cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum haram yang mengakibatkan adanya dosa besar. Rakus menjadi penyebab utama lahirnya perilaku tamak. Orang yang terkena penyakit tamak selalu merasa dirinya kekurangan dan bahkan tidak pernah merasa cukup.

Bila dicontohkan, misalnya sudah memiliki satu mobil, maka ingin punya dua mobil, dan seterusnya. Pandangannya selalu lebih tinggi, lebih banyak, dan lebih segala-galanya. Tamak terhadap jabatan dan selalu ingin dihormati juga termasuk dalam golongan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun