Mohon tunggu...
said abdullah
said abdullah Mohon Tunggu... Konsultan - Politisi

Suka Menulis dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Daya Tahan APBN di Tengah Resesi Ekonomi Global

20 Oktober 2019   11:58 Diperbarui: 20 Oktober 2019   12:00 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: keuangan.co

MH. Said Abdullah

Anggota DPR RI dan Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Perekonomian Periode 2019-2024

JERMAN menjadi salah satu negara Eropa terbesar yang sudah mengumumkan negaranya memasuki fase awal resesi ekonomi. Perekonomian Jerman mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi sebesar 0,7 persen. 

Ekspor barang buatan Jerman di bulan Juli mengalami penurunan sebesar -2,7 persen dibandingkan bulan sebelumnya akibat penurunan permintaan dari negara-negara non-Eropa. Efek Jerman ini diperkirakan akan mempengaruhi seluruh Uni Eropa dan negara-negara dunia yang menjadi mitra utama ekonomi Jerman.

Setelah Jerman, Turki juga kembali memasuki resesi ekonomi. Ekonomi Turki mengalami kontraksi atau minus 1,5 persenyoy pada kuartal III-2019. Pada kuartal sebelumnya, minus 2,4%. Hal ini menunjukkan bahwa Turki telah mengalami resesi. Penyebab utama resesi ekonomi Turki adalah Krisis mata uang. Turki nilai Lira anjlok 30 persen pada tahun lalu. 

Perekonomian yang lesu menyebabkan permintaan domestik turun tajam. Stabilitas politik yang terganggu menyebabkan investasi asing hengkang dari Turki. Kondisi Jerman dan Turki akan memberikan efek domino bagi negara-negara eropa lainnya.

Dikawasan Asia Tenggara, negara yang sudah memberikan signal akan mengalami resesi ekonomi adalah negara tetangga Singapura. Pada kuartal kedua tahun 2019, pertumbuhan ekonomi Singapura mengalami penurunan sebesar 3,3 persen dibandingkan periode sebelumnya. 

Kontraksi ini terbesar dalam tujuh tahun perekonomian Singapura. Dampaknya terlihat pada sektor manufaktur yang terus melemah, sementara sektor jasa dan layanan, khususnya sektor keuangan, pariwisata dan bisnis, diprediksi bisa menjadi penyelamat perekonomian Singapura.

Memburuknya perekonomian negara-negara yang merata hampir di semua kawasan di dunia, tidak bisa dilepaskan dari perang dagang (trade war)kemudian diikuti dengan perang mata uang (currency war)yang masih terjadi antara dua super power dunia Amerika Serikat dan China. 

Kondisi terkahir masih terjadi perang tarif antara keduanya.Imbas dari "perang" tersebut telah menyebabkan terjadinya perlambatan perekonomian global. 

Lalu bagaimana dengan perekonomian Indonesia, siapkah APBN Indonesia mengantisipasi perlamabatan ekonomi global tersebut dan bagaimana peran DPR dalam menghadapinya ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun