Mohon tunggu...
BungRam
BungRam Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati pendidikan, konsultan program pendidikan

Book lover, free traveller, school program consultant, love child and prefer to take care for others

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sekolah sebagai Rumah Kedua

27 Januari 2020   10:50 Diperbarui: 27 Januari 2020   15:01 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah siswa menyalami guru mereka seusai mengikuti upacara di Sekolah Dasar Negeri 060813 Medan, Sumatera Utara, Senin (25/11/2019). Menyalami guru oleh para siswa tersebut dalam rangka memperingati Hari Guru yang serentak dilaksanakan di seluruh Indonesia.(ANTARA FOTO/SEPTIANDA PERDANA)

Sekolah, sebagai rumah kedua, utamanya bagi anak-anak perlu memberikan pengalaman yang sama dengan kehidupan layaknya satu keluarga. 

Proses tranformasi setiap pengetahuan dan pengalaman berjalan seiring pertumbuhan dan perkembangan diri anak. Dan seperti di rumah layaknya, transformasi ilmu pengetahuan berjalan alami, tanpa instruksi, tanpa aturan yang mengikat secara formal.

Menurut salah satu penelitian psikologi menunjukkan bahwa kegiatan pelatihan akademis di awal-awal anak bersekolah, tanpa memperhatikan kemampuan dan sisi perkembangan anak dalam keterampilan belajar (secara akademis) akan menghasilkan dampak negatif dalam jangka panjang. Karena kegiatan pengembangan keterampilan akademik belum sepadan dengan keterampilan intelektual anak. Sementara banyak para pengajar di sekolah belum mampu membedakan keterampilan akademik dan keterampilan intelektual.

Peter Gray, Ph.D. dalam sebuah artikel pendidikannya menulis:

Keterampilan akademik, secara umum, ialah cara yang dicoba dan benar untuk mengorganisir, memanipulasi, atau merespons kategori informasi tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. 

Berkenaan dengan membaca, misalnya, keterampilan akademik mencakup kemampuan untuk menamai huruf-huruf alfabet, menghasilkan bunyi-bunyian yang biasanya dimiliki setiap huruf, dan membaca kata-kata dengan keras, termasuk bunyi-bunyi baru, berdasarkan hubungan huruf dengan bunyi. 

Berkenaan dengan matematika, keterampilan akademik mencakup kemampuan untuk membaca tabel waktu dan kemampuan untuk menambah, mengurangi, mengalikan, atau membagi angka menggunakan prosedur, algoritma langkah-demi-langkah yang dipelajari, atau algoritma. 

Keterampilan akademik dapat dan diajarkan langsung di sekolah, melalui metode yang melibatkan demonstrasi, pembacaan, menghafal, dan latihan berulang. Ketrampilan semacam itu cocok untuk tes objektif.

Keterampilan intelektual, sebaliknya, berkaitan dengan cara-cara penalaran, hipotesa, penjelajahan, pemahaman, dan, secara umum, orang yang memahami dunia. 

Setiap anak, pada dasarnya adalah makhluk intelektual - orang yang ingin tahu, orang yang masuk akal, yang terus-menerus berusaha memahami lingkungan fisik dan sosialnya. 

Setiap anak dilahirkan dengan keterampilan seperti itu dan mengembangkannya lebih lanjut, dengan caranya sendiri, melalui mengamati, menjelajahi, bermain, dan bertanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun