Mohon tunggu...
Bonefasius Sambo
Bonefasius Sambo Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang gemar menulis

Penulis Jalanan ~Wartakan Kebaikan~

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hijrah (Cinta Tanpa Batas)

10 Agustus 2017   21:50 Diperbarui: 10 Agustus 2017   22:23 959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dan proses hidup yang keras sampai kematian istrinya membawa lelaki itu menemukan secercah harapan tentang damai dalam kehidupan. Ia harus hijrah. Meninggal masa lalunya yang kelam. Ia harus tahu tentang makna cinta, kasih sayang dan perhatian. Kini ia akan menapakinya selangkah demi selangkah jalan hidup baru.

Ia lalu merebahkan badannya di sofa ruang tamu. Ia menghela nafas dalam dalam dan menghembuskan nafasnya pelan. Mata laki-laki itu tiba-tiba menemukan bingkai foto nikahnya. Seketika air matanya kembali menetes.

Ia tahu benar betapa setia istrinya. Menerima dia apa adanya. Malam itu memori indah masa lalu kembali menguak. Ia melangkah perlahan ke kamar tidur mereka. Semua tertata rapih. Pernak pernik pemberiannya kepada sang istri tertata rapih. Sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir ia memberi pesan agar kamar itu dikunci sampai suaminya kembali.

"Ayah, mama melakukan ini semua untuk menyambut kedatangan papa," kata putrinya sambil memeluk erat.

Tanpa berkata apa-apa ia merangkul kedua anaknya.

"Anak-anakku. Mulai saat ini papa akan senantiasa menjaga kalian sama seperti ibumu merawat kalian. Papa mu akan menjadi pembela kalian," gumamnya dalam hati.

Tiba-tiba anak gadisnya menyodorkan amplop putih itu kepada ayahnya. Tanpa bertanya amplop itu dibuka dan dibacanya.

"Suamiku, dalam sakit yang tak tertahankan ini, ku sempatkan menulis beberapa kata untuk mengingatkanmu tentang janji kita sebelum menikah. Kamu telah berjanji bahwa anak-anakmu tidak akan mengikuti jejak ayahnya. Jaga dan didik mereka seperti janjimu padaku. Teriring salam dan cintaku yang tanpa batas, Hana."

Salam Damai

(Catatan Seorang Penulis Jalanan)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun