3. Mulai Lakukan Refleksi Diri
Biasanya pihak-pihak yang dipersalahkan oleh pihak yang kalah dan orang-orang terdekat dengan si pecundang memberi masukan pada si pecundang.
Masukan itu, antara lain, dapat berupa kalimat seperti:
- Anda kalah karena lawan lebih baik
- Anda kalah karena strategi Anda tidak manjur
- Anda kalah karena Anda kurang persiapan
- Anda kalah karena tidak beruntung saja
- Anda kalah tapi bukan berarti masa depan cemerlang sudah berakhir bagi Anda
- Anda kalah karena memang dicurangi, tapi juga karena kesalahan Anda sendiri.
Nah, setelah mendengar masukan-masukan ini, si pecundang mulai melakukan permenungan pribadi.
Ia mulai memikirkan apa saja sebab-sebab kekalahannya. Ia mulai menyadari, kekalahannya disebabkan oleh faktor luar dan dalam diri.
Ia mulai "berkompromi": aku kalah karena kekuranganku dan juga karena faktor-faktor luar.Â
4. Menerima Kekalahan
Refleksi diri pada gilirannya akan membantu si pecundang untuk menerima kekalahan.
Akan tetapi, penting diperhatikan bahwa orang-orang di sekitar si pecundang harus membantu proses refleksi diri si pecundang.
Bantuan dapat berupa mendengar keluhan, memberi masukan positif, dan memberi penghiburan baginya.
Sediakan diri untuk jadi tempat curhat yang baik.
Jangan menghakimi atau menyalahkan si pecundang. Hal ini justru akan memerparah kemarahan dan kekecewaannya.
Besarkanlah hati si pecundang dengan dorongan positif, seperti:
- Kalah-menang itu biasa dalam hidup. Tak perlu marah ketika kalah.
- Kekalahan jadi saat untuk makin mengenali kelemahan diri.
- Kekalahan jadi saat yang baik untuk makin giat berusaha agar lain kali dapat meraih kemenangan.
- Kekalahan tidak menjadikanmu lebih buruk. Kami tetap mencintaimu meski kamu kalah.