Mohon tunggu...
Gina Nelwan
Gina Nelwan Mohon Tunggu... Bankir - Banker/AnimalsLover/ContentCreator

Blog : https://www.ginanelwan.com Instagram : @ginanelwan Twitter : @ginanelwan atau @ginabicara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

KDRT, Perempuan Bisa Apa?

17 September 2019   12:28 Diperbarui: 18 September 2019   03:41 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tentunya sebagai perempuan harus bisa bersikap, selayaknya menjadi lembut karena kamu adalah perempuan. Dan ketika semua itu dilakukan, namun masih saja mendapatkan KDRT, saran saya sebaiknya kamu harus memilih untuk berpisah.

Ada banyak perempuan urung untuk berpisah karena dikatakan "banyak pertimbangan", mempertimbangkan anak, keadaan financial, kalau kabur mau tinggal dimana dan banyak pertimbangan lainnya. 

Berdasarkan pengalaman saya, tidak menyalahkan alasan tersebut dan itu menjadi hak setiap perempuan. Namun jika saya boleh berpendapat bahwa semua pertimbangan itu terlalu dibuat-buat, dasarnya adalah perempuan mengurungkan niat untuk berpisah walaupun terjadi KDRT karena belum siap mendapatkan penilaian dari lingkungan. Belum siap terhadap penghakiman masyarakat. 

Sesederhana itukah? Yah memang seperti itu, ketidaksiapan hidup dalam ketidaknyamanan. Ketidaksiapan akan hal tersebut dapat melahirkan masalah-masalah lain. Ini sebenarnya tentang sebuah ego, karena kamu masih seorang manusia. So wajar sih, perasaan wanita lebih besar dari pada logikanya.

Menjadi tidak seimbang jika banyak aktivis perempuan berjuang untuk kesetaraan gender dan memerangi KDRT, tetapi kita (perempuan) tidak mau berjuang untuk diri kita sendiri dengan tujuan hidup baik, bahagia dan manusiawi. 

Penilaian akan terus menjadi sama dari dahulu sampai sekarang soal perempuan, jika kita (perempuan) masih bertindak secara emosional tanpa memikirkan dengan matang segala keputusan kita dan dampaknya. Kita akan terus dinilai labil dan emosional, karena tidak memiliki kesiapan dalam mengambil keputusan.


Sangat menghormati ada begitu banyak perempuan, yang dengan tenang menyelesaikan masalah rumah tangganya dengan penuh strategi. Karena menganggap semua harus dipikirkan matang, tanpa membuat reaksi-reaksi yang berlebihan pada orang banyak. Sangat menghormati perempuan yang berjuang untuk keluarganya, memilki mimpi untuk anaknya. 

Sangat menghormati perempuan yang menyusun rencana-rencana berpisah dengan bijaksana ; meredam pertengkaran dan berpisah dengan baik-baik. 

Sangat bangga untuk kalian perempuan single fighter, single mom yang memilih berpisah untuk menjauh dari hal-hal negatif dan lebih bijaksana untuk lebih mencintai diri sendiri.

Akhir kata, artikel ini adalah kegelisahan saya akan kejadian yang saya alami dan saya jumpai, tidak ada keinginan untuk melemahkan satu pihak manapun.

in love we will conquer the world.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun