Mohon tunggu...
Berty Sinaulan
Berty Sinaulan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog

Pewarta, Pelatih Pembina Pramuka, Arkeolog, Penulis, Peneliti Sejarah Kepanduan, Kolektor Prangko dan Benda Memorabilia Kepanduan, Cosplayer, Penggemar Star Trek (Trekkie/Trekker), Penggemar Petualangan Tintin (Tintiner), Penggemar Superman, Penggemar The Beatles

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tiga Kali Nonton Bareng “Star Trek Into Darkness”

26 Mei 2013   22:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:59 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sungguh merupakan kesempatan langka dan pengalaman yang tak terlupakan saat dapat menonton bareng film “Star Trek Into Darkness” (STID) baru-baru ini di dua kota berbeda, Jakarta dan Bandung. Bukan sekadar nonton bareng, tetapi nonton bareng yang dipersiapkan secara khusus.

Pertama kali, adalah pesan singkat (SMS) dan telepon dari Bowo Trahutomo a.k.a. Captain Bowo T. Kirk, salah satu penggiat komunitas Indonesian Star Trek (Indo Star Trek). Bowo mengirim pesan singkat dan telepon pada siang hari 10 Mei 2013. Intinya mengajak untuk nonton bareng premiere STID yang digelar secara khusus oleh UIP, distributor/importir film itu di Indonesia. Penayangan STID secara premiere diperuntukkan khusus bagi para wartawan dan tamu-tamu yang diundang khusus. Acaranya diadakan malam hari 10 Mei 2013 di bioskop Epicentrum XXI, Kuningan, Jakarta Selatan, mulai pukul 20.00 WIB. Tetapi Bowo meminta saya sudah harus hadir pada pukul 19.00 WIB.

Tak masalah. Saya memang terbiasa “on time” – tepat waktu – kecuali kalau ada hal yang memang tak bisa dihindarkan. Misalnya hujan deras, banjir, atau macet yang luar biasa. Bowo juga meminta kalau bisa menggunakan kostum, dan untuk membantu teman yang mungkin datang tanpa kostum, saya juga diminta membawa beberapa kostum cadangan.

Kebetulan, saya memang mempunyai beberapa kostum Star Trek. Jadi saya menyanggupi ajakan Bowo, dan bahkan sejak pukul 18.00 WIB saya telah ada di Epicentrum Walk, gedung tempat bioskop itu berada. Saya mengenakan kostum Star Trek “The Wrath of Khan”. Namun saya juga membawa kostum biru The Original Series yang kemudian dipakai oleh Andy Pramoedya a.k.a. Commander Andy “Skull”, dan kostum kuning Voyager yang kemudian dipakai oleh Ismanto Hadi Saputro a.k.a. Commander Manto.

Bowo kemudian datang dengan anaknya, Ensign Daniel. Sebelumnya telah ada Commander Aryo Gono, dan kemudian datang lagi lainnya. Tapi baru sekitar pukul 20.30 WIB, kami masuk ke dalam bioskop, setelah sebelumnya diberi kartu voucher untuk ditukarkan dengan sebungkus popcorn dan segelas Coca Cola.

Kami beruntung menjadi sekian orang pertama di Indonesia yang menyaksikan film itu secara utuh. Bahkan juga sebelum diputar di sejumlah negara lainnya. Tapi sebelumnya sudah diingatkan, “Jangan membocorkan isi film, karena banyak yang belum menonton”. Jadilah, kami selama beberapa hari ke depan harus memegang teguh janji untuk tidak melakukan “spoiler” isi film STID.

Di akhir acara, kami sempat berfoto dengan kostum kami dan beberapa wartawan ikut memotret kami yang mengenakan kostum Star Trek. Sempat pula kami berfoto bersama Bung Noorca Massardi, sastrawan dan penggiat film Indonesia.

Beberapa hari kemudian, dua rekan Trekkies dari Bandung, Lieutenant Lucky Ramadhan dan Admiral Budisastra Sugiarto, membuat pengumuman di akun group IST di Facebook, bahwa para Trekkies Bandung akan mengadakan nonton bareng di Paris van Java pada 16 Mei 2013. Nama acaranya adalah Misbar (Kamis Nonton Bareng) dan diselenggarakan bersama oleh para Trekkies anggota IST di Bandung dengan komunitas penggemar film yang bernama “Layar Tancep” (www.layar-tancep.com). Kebetulan walaupun saya berdomisili di Jakarta, namun pada hari dan tanggal itu, istri saya sedang berada di Bandung untuk melaksanakan tugas dari kantornya. Jadilah, saya pun ikut berangkat ke Bandung dan bergabung dengan rekan-rekan Trekkies di ibu kota Provinsi Jawa Barat.

Sama seperti di Epicentrum XXI, di Blitzmegaplex Paris van Java, kami juga menonton STID dalam format 3D. Saya juga merasa beruntung dalam acara nonton bareng itu, karena hadir pula dua pendiri dan penggagas komunitas Star Trek di Indonesia, yaitu Captain Monang Pohan yang menggagas USS Batavia NCC-9595 (didirikan pada 9-5-95 atau 9 Mei 1995) dan tentu saja Admiral Budisastra Sugiarto yang pernah memimpin USS Parahyangan. Kami juga sempat berfoto bersama, dan kali ini saya mengenakan kostum The Next Generation saya yang dominan berwarna kuning.

Setelah dua kali nonton bareng, akhirnya tibalah nonton bareng besar-besar IST yang diadakan di Gandaria XXI Imax 3D di kompleks perbelanjaan Gandaria City, Jakarta Selatan. Saya tiba di depan bioskop pukul 08.05 WIB pagi, dan ternyata sudah banyak calon penonton di dalamnya. Sebagian mengenakan kostum Star Trek secara lengkap, sebagian lagi mengenakan T-shirt bertema Star Trek dan berbagai pernak-pernik Star Trek. Saya sendiri kali ini mengenakan kostum Klingon saya. Di samping itu, saya juga membawa dua kostum Star Trek lainnya, yang kemudian digunakan oleh Commander Andy “Skull” dan Lieutenant Maddy Pertiwi.

Karena agak terlambat dimulai acara, sehingga bagian awal acara yang berupa pengenalan tentang IST dan sejumlah kuis terpaksa dilakukan agak terburu-buru. Untunglah, akhirnya kami bersama-sama dapat menyaksikan STID dan semua penonton puas dengan film yang ditonton dan tak jarang semua terdengar riuh rendah tepuk tangan dan teriakan memuji. Termasuk saat kembalinya sang legenda Star Trek, aktor Leonard Nimoy yang tetap tampil sebagai Spock (dalam usia yang tua). Walaupun hanya sekitar satu menit tampil, tapi kehadirannya mendapat tepuk meriah para penonton, terutama mereka yang telah mengenal salah satu tokoh utama Star Trek itu sejak pertama kali disiarkan teleivisi di Amerika Serikat pada 1966 dan di Indonesia sejak 1974.

Usai acara, kami tidak langsung pulang. Namun kami menyempatkan diri berfoto bersama kembali, baik dengan sesama Trekkies maupun para penonton lainnya yang berada di dalam bioskop itu. Foto-foto unik pun bermunculan, dan oh ya, kami sempat pula diwawancara oleh beberapa media elektronik, cetak, dan online di sana.

Begitulah, tiga kali nonton bareng STID yang menyenangkan dan menjadi pengalaman tak terlupakan. Bagaimana dengan Anda? (Berty Sinaulan)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun