Mohon tunggu...
Berthy B Rahawarin
Berthy B Rahawarin Mohon Tunggu... Dosen -

berthy b rahawarin, aktivis.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sayang, Chappy Hakim Terhormat Bukan Hakim

1 Oktober 2017   00:47 Diperbarui: 1 Oktober 2017   09:17 7192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Chappy (baca: 'Cepi') Hakim, yang bukan hakim, adalah nama seorang terhormat di mata banyak orang terhormat Indonesia. Dia mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) 2002-2005. Jabatan tertinggi dalam matra Angkatan Udara. Meski kedudukan yang tinggi, bahkan tinggal selangkah menjadi Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), kualitas pribadinya lebih sesuai untuk Panglima TNI bagi empat matra sekaligus, Chappy tidak memandang posisinya itu sebagai suatu alasan "nge-bos", dan tidak lagi melakukan hal-hal lain yang remeh-temeh termasuk, misalnya, kegemarannya untuk menulis apa saja tentang dunia penerbangan Indonesia.

Jenderal bintang tiga, Chappy Hakim yang dihormati, meski (atau karena), bukan hakim ini, suatu saat menuturkan dirinya bagai nomandis atau gipsi modern, karena sejak kecil, hidupnya terus berpindah-pindah tempat, entah karena tugas orang-tua atau karena tugasnya sendiri, sehingga tahun 2009, Chappy Hakim yang terhormat itu menempati alamat ke-19 sambil tetap menulis: "Di sinilah sementara ini saya berlabuh, hunian  yang ke 19 yang saya  tempati, sambil terus mengisi tulisan-tulisan di kompasiana. Itulah semua,  kisah nomaden di abad modern. Jakarta  23 Agustus 2009."

* * *

Awal tahun 2017, nama Chappy hakim kembali menjadi berita yang menimbulkan hormat dan decak kagum adalah Chappy Hakim yang terhormat secara kontroversial memutuskan mengundurkan diri sebagai Presiden Direktur PT. Freeport Mcmoran, dengan argumen dan alasan terhormat, bukan obstruction of justice, atau abuse of power atau tindakan tak terhormat lainnya.

"Menjabat sebagai Presiden Direktur PT Freeport Indonesia memerlukan komitmen waktu yang luar biasa, saya telah memutuskan bahwa demi kepentingan terbaik bagi PT Freeport Indonesia dan keluarga saya, saya mengundurkan diri dari tugas-tugas saya sebagai Presiden Direktur dan melanjutkan dukungan saya kepada perusahaan sebagai penasihat," kata Chappy dalam keterangan tertulis kepada media ketika itu, Sabtu (18/2/2017).

* **

Andaikan dikau pegang jabatan yang lain, hakim misalnya, bisa kalahlah legenda Judge Bao, setidaknya menyamai... Salut Jenderal Marsekal Chappy Hakim terhormat, yang bukan hakim. Ini memang bukan auto-biografi tentang seorang Jenderal, bukan pula 'mitologi'. Tetapi tentang kenyataan sekelumit hidup dan integritas diri pribadi dengan tutur kata dan prilaku terhormat sesuai bintang yang disandangnya, dan nama yang bersileweran nyaris bersamaan, namun berbeda "langit-bumi" karakteristiknya. Ini pedagogi sebuah paralelisme figur paradoks.

Sikap Jenderal Chappy Hakim mengingatkan kita kepada Jenderal Besar Sudirman, yang terhormat dan legendaris, patriot yang berbahasa sebagai jenderal terhormat. Chappy Hakim memang menjaga martabat jenderalnya, dalam berbahasa, dalam mengambil keputusan-keputusan penting, meski bukan hakim, Chappy Hakim sungguh jenderal terhormat yang memberi teladan di mana saja berada. Andaikan jenderal Chappy jadi hakim.... 

Keputusan dan tindakannya menjadikan Beliau berpotensi menjadikan beliau hakim yang dihormati dan disegani seperti legenda Judge Bao. Hormat jenderal nomandis-gipsi, suri teladan anak bangsa yang masih ada. Optimisme di tengah krisis identitas para pemimpin yang terkadang tampak haus jabatan, kekuasaan dan mungkin seggengam emas. Chappy Hakim memang terhormat. Filosofi leadership bangsa Perancis "Noblessee oblige" (kedudukan meminta kemuliaan ke-pribadi-an seseorang). Harusnya dicamkan mereka yang merengek-rengek minta dihormati. Chappy melakukan pesan filosofi itu dengan nyaris sempurna. Hormat Jenderal Chappy Hakim yang terhormat. Anda layak mendapat bintang lima, ya, Marsekal Besar pada matra Anda." Chappy Hakim, bahkan tahu kapan mengundurkan diri dengan penuh kehormatan. ****

Jakarta, 30/S/2017

Penulis, pengajar State Philosophy dan Multiculturalism di President University, dan Pancasila pada ATVI Indosiar

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun