Mohon tunggu...
Mpok Precil
Mpok Precil Mohon Tunggu... -

awan biru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tata Tertib di Kamar Mandi

24 Januari 2011   04:27 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:15 1498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Tutup pintunya Cil !" tegor tuan rumah melihat saya keluar dari kamar mandi dengan pintu tetap terbuka.

"Oh.. maaf." Buru2 saya nutup pintunya. Sepertinya sih tadi sebelumnya juga terbuka, tapi dikit. Maklum baru sekali itu saya singgah  ke rumah dia yang  famili jauh. Jadi gak tau tata tertib di tempat tuan rumah.

Yaps, tiap rumah punya tata tertib berbeda dalam memperlakukan kamar mandi. Rumah atau kantor modern biasanya mewajibkan pintu KM- dipakai maupun tidak -selalu tertutup. Ini karena KM nya berhadapan dengan ruang duduk. Tentu akan mengurangi estetika dan  selera makan kalo lagi duduk2 tiba2 mata tertuju ke bak mandi.

Di rumah saya yang ndeso pintu KM biasa terbuka. Pernah tertutup, orang2 malah saling menunggu. Dikira ada yang lagi makai di dalam. Lama sekali ditunggu tak ada suara jebar-jebur. Akhirnya kesabaran habis. Pintu pun didorong. Ternyata kosong melompong. Wahhh... pengantri kecewa berat. Busyett... "Siapa tadi yang nutup?!!!" Semua cari biang kerok.

Kebiasaan gak nutup pintu sehabis pakai pun terbawa ke mana2. Kecuali kalau ada tulisan "harap tutup kembali" baru saya patuh.

Aturan di rumah saya hanyalah: dilarang meninggalkan jejak bila keluar KM. Jejak bisa berupa dompet, baju, celana (dalam maupun luar), handuk ataupun bau pesing.  Kalau ada yg ketinggalan pasti pemakai berikutnya akan teriak2, "Ini punya siapa yaaa??!!!" Si empunya pun buru2 menyambar dengan malu2. Daripada malu kena  tegor wargapun mengangkut semua propertynya selepas dari KM.

Tak ada istilah bantu membantu menyingkirkan atau mendiamkan ngendon di gantungan. Soalnya nanti malah menyuburkan kemalasan angkut2.

Efeknya KM pun bersih dari berbagai asesoris kotor yang mengganggu. Tak ada baju2 kotor bergelantungan atau handuk basah di kerubuti ngengat. Mandi jadi enak, pandangan mata juga bersih. Wajah gak di kerubuti binatang2 yang terbang bebas. KM walau materialnya sederhana tapi kalau bersih tentu lebih nyaman.

Apalagi kalau bagus ya, ada showernya, bak berendam, bunga2, cahayanya terang wihhhh... pasti serasa di surga. Bikin betah berlama-lama. Kalo yg ini sih biasanya KM nya para juragan. Tak cuma buat gebyar- gebrur mandi tapi juga buat ruang baca. Lalu disediakan aneka majalah dan koran. Soal kebersihan, pasti selalu bersih karena sudah ada petugasnya. Bos tinggal pakai dan bayar gaji tiap bulan.

Mungkin kita pernah numpang di KM orang. Dalamnya bagus tapi... gantungan bajunya penuh beban. Baju2 kotor, handuk basah jadi satu. Kain2 basah berserakan di lantai.  Kadang masih ditaruh juga perkakas dapur yang belum sempat dicuci. Waduhhh.. sayang sekali. Sepertinya sia2 saja material mahalnya.  Yang dominan dinikmati bukan interiornya, tapi malah "hiasan dindingnya". Rasanya tangan pengin nyingkirin. Tapi punya siapa, hehhehhee.

Ada lagi yang saluran airnya penuh sampah bungkus sampo, sabun dan bungkus permen. Waduh, tak satupun penghuni yang mau munguti sampah. Lantainya juga licin karena jarang di sikat. Kalau sudah mampet gotnya baru ribut. Atau ada yg terpeleset baru marah2.  Sayang ya, bisa bikin tapi gak bisa merawat. Atau pemiliknya belum memasang tata tertib.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun