Mohon tunggu...
Chunk ND
Chunk ND Mohon Tunggu... mahasiswa -

mahasiswa tingkat akhir tak ada kata terlambat untuk belajar, termasuk menulis sebagai coretan untuk keabadian. sebab dengan menulis maka ingatan akan terawat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Belajar dari Kartini

21 April 2017   08:49 Diperbarui: 21 April 2017   17:00 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : http://mitrawacana.or.id

Belajar dari Kartini

Sudah dua jam sudah Aulia duduk berhadapan dengan kotak televisi, tak ada kegiatan apapun dilakukannya pagi itu, memang hari itu Ia libur kuliah, tak ada perkuliahan hari jumat, biasanya Ia menghabiskan waktu berjalan-jalan keluar bersama tenri dan inna, dua orang sahabatnya, namun hari itu Ia tak melakukannya, hari itu Aulia benar-benar merasa malas.

“Aul…. Mandi dulu, sejak tadi nonton terus” teriak ibu Aulia dari dapur

“iya ma… sebentar lagi” ucapnya singkat.

Ia masih saja terduduk tanpa bergerak sedikitpun kecuali mulutnya saja saat Ia menjawab Ibunya tadi.

Matanya begitu fokus berhadapan dengan kotak televisi dihadapannya, namun sepertinya tatapannya hanyalah tatapan kosong, walau berhadapan dengan televisi, sepertinya pikirannya tidaklah ke tayangan televisi tersebut, seolah ada hal lain yang merebut fikirannya kala itu.

“Aul,,, mandi dulu…” ibunya kembali menegurnya

Aul tersadar, memang benar Ia tidaklah fokus menonton, ada yang mengganjal dalam fikirannya, tanpa bersuara apapun Ia beranjak, kemudian bergegas mandi.

****

Aulia meraih ponselnya diatas meja rias, tampaknya baterainya sudah penuh, sudah hampir empat jam ponselnya Ia charging sejak saat pagi tadi, kemudian Ia berbaring diatas kasur merah dengan logo tim sepak bola Manchester United yang terpampang jelas, baik dikasur maupun di seprei bantalnya, Ia memang mengidolakan tim yang berjuluk setan merah itu, Ia sangat menyukai pemain mungil MU , Ander Herrera.

Empat pesan masuk dalam blackberry massengernya, kesemuanya hanyalah pesan siaran yang sama sekali tidak menarik buatnya, taka da satu pesan pun yang Ia buka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun