Julukan "bad boy" selalu dekat dengan rock music, moge, rokok, bir, night clubs, dan tentu saja selalu identik dengan deretan wanita wanita cantik menawan yang sepertinya mengantri untuk dijadikan kekasih. Paradoks yang sangat menarik karena ketika ditanyakan kepada sebagian besar wanita, tipe pria seperti apa yang diinginkan untuk menjadi suami maka jawaban yang diperoleh rata rata : jujur, Bertanggung jawab, setia, penyayang, berkomitmen, dan memiliki selera humor. Tentu saja wanita wanita mata duitan terlalu sungkan untuk menambahkan kata kunci yaitu : berlimpah materi, sebagai inti paling penting dari semua kriteria yang disebutkan tadi. Saya tidak bicara mengenai wanita mata duitan, tapi wanita normal berkategori baik secara rata rata. Tentu saja dengan kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Mengapa wanita mengatakan kriteria ideal suami idaman seperti yang saya sebutkan diatas, sementara pada kenyataannya begitu banyak wanita cantik, baik, bahkan berpendidikan sangat mudah jatuh cinta dengan pria berlabel "bad boy". Apakah wanita pembohong dan munafik ?. Wanita tidak berbohong ketika mengatakan ciri ciri tadi yang didambakan di dalam diri seorang calon suami, namun secara emosional bahkan tanpa disadari oleh wanita itu sendiri, segenap sisi feminin seorang wanita justru mendambakan dan membutuhkan maskulinitas pria untuk membuat wanita merasa bahagia, menarik dan bergairah. Ciri ciri inilah yang umumnya ditemukan pada bad boys, yaitu : Kenekatan, keberanian, kecuekan, keras kepala, dan menyukai segala hal yang berbau resiko -menyerempet bahaya. Pernah dengar satu pernyataan klasik yang umum ; Opposite attracts. (yang berlawanan itu saling tertarik). Jawaban yang sama yang bisa direnungkan oleh para pria yang umumnya menyukai wanita lemah lembut, feminin, kalem, sabar, dan penuh perhatian (namun ternyata mata duitan), yang kesemuanya merupakan kebalikan dari sisi maskulin laki laki. Ini menggambarkan secara cukup tepat mengapa wanita baik baik, kalem, bahkan berpendidikan sangat mudah "terkapar" dan jatuh cinta dengan tipe "bad boys". Bad boy ketika diaplikasikan pada seorang pria, maka bukan berarti secara harafiah menandakan dia seorang laki laki jelek. Konotasi bad boy disini lebih mengarah pada ciri ciri petualangan, keberanian dan segala aspek yang sangat maskulin. Inilah yang membius wanita pada umumnya. Wanita sejati tentu saja tidak akan tertarik kepada pria cemen yang kalau bicara terputar putar dan membutuhkan setengah jam untuk sampai ke inti pembicaraan. No.. wanita sejati otomatis akan langsung berpikir," kok pria kayak gini ?. Yang seperti ini harusnya saya !" . Secara pribadi saya sendiri mati selera ketika harus berhadapan dengan pria cemen dan pecicilan. (ayo.... jangan cemen guys...!) From Bad Boy to Fine Gentleman Wanita sebagai makhluk emosional ketika masih labil dalam usia muda (bahkan tidak jarang tetap berlanjut sampai tua), cepat sekali terpengaruh dengan "bayangan" pria sejati yang ditemukannya di dalam seorang bad boy. Di alam bawah sadar para wanita, pria selalu diasosiasikan dengan hal hal yang berbau petualangan dan keberanian. Ini kabar buruknya. Kabar baiknya :... seiring waktu berlalu, dan wanita mengalami pengalaman yang tidak mengenakkan ketika diperalat dan dicampakkan oleh para bod boys, maka wanita akan belajar menggunakan logika, dan berpikir lebih rasional. Kalimat kuncinya :... Ketika wanita sudah mampu mengontrol emosi dan berpikir logis dengan akal sehat, maka definisi bad boy secara otomatis akan bertransformasi menjadi " fine gentleman", atau pria sejati. Seorang pria sejati bukan berarti laki laki yang tidak meyukai tantangan dan penakut. Justru sebaliknya. Pria sejati adalah laki laki yang sangat maskulin, namun memiliki etika dan tanggung jawab. Ketika seorang bad boy berubah menjadi pria sejati yang dewasa dan menambahkan elemen tanggung jawab dan etiket ke dalam dirinya, maka segalanya dari seorang bad boy akan menjadi sangat mempesona dan didambakan oleh wanita menarik yang intelek namun berakal sehat. Listen guys... pada akhirnya ketika wanita sudah mampu berpikir dewasa, maka yang akan dicari untuk mendampinginya adalah seorang pria sejati yang maskulin, pemberani, namun bertanggung jawab. Di dalam diri seorang pria sejati, wanita menemukan "kenyamanan yang stabil". Saya tidak bisa membayangkan diri saya yang mudah kuatir, kalau menikah dengan seseorang yang juga penuh kekuatiran dan tidak mampu menenangkan saya ketika sedang labil emosinya. Bisa dibayangkan percakapan yang tidak lucu ketika saya curhat soal kekuatiran anak saya yang kuliah diluar kota, dan suami saya menjawab dengan tidak kalah pesimisnya ..." iya ya... apa kita sudah salah mengambil keputusan ?." Mungkin saya akan cepat stroke atau jantungan ditambah dengan penuaan dini sekiranya memiliki suami seperti itu. Sehebat apapun, seorang wanita tetap akan mencari pendamping yang mampu menenangkan dirinya ketika sedang emosi, mampu melindungi (secara fisik) dan batin, dan rasa aman yang bisa diberikan oleh seorang laki laki, meskipun tanpa kata kata, namun tindakan dan ekspresinya memberi arti : Do not worry. I am here for you. I will guide and protect you. Menjadi seorang gentleman sejati justru artinya telah melewati proses "penyempurnaan" dari seorang bad boy. Sisi maskulin yang telah diperbaiki dan disempurnakan, ditambahkan dengan etiket dan tanggung jawab moral yang baik. Pria sejati yang bertanggung jawab bukan berarti tidak pemberani dan meninggalkan petualangan hidup serta tidak berani mengambil resiko. Justru sebaliknya, pria sejati selalu memiliki "fighting spirit" di dalam dirinya, keberanian dan kestabilan emosi dan cara berpikir sehat. Bagi pria sejati, semua pertarungan yang dilakoninya, harus berakhir dengan kemenangan. Yang membedakan seorang pria sejati dan hanya sekedar bad boy, adalah kecerdasan dan kematangan emosi untuk tahu memilih.. mana yang layak dipertarungkan dan mana yang tidak. Ketika menyangkut wanita yang dicintainya, keluarga dan anak anaknya, ataupun idealisme dan prinsip hidup yang dipegang teguh, maka pria sejati akan berjuang sampai titik darah penghabisan untuk melindungi, dan memberikan kebahagiaan lewat tindakan pemberani yang berarti : Cinta. Pria sejati akan memberikan hidupnya untuk mereka yang dicintainya. (Bukan menghadiahi kematian sebagai tanda keberanian). Now.. that is what I call : "My man!". foto dari www.gettyimages.com)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI