Mohon tunggu...
Bambang Setyawan
Bambang Setyawan Mohon Tunggu... Buruh - Bekerja sebagai buruh serabutan yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Bekerja sebagai buruh serabutan, yang hidup bersahaja di Kota Salatiga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Awas, Ranjau Jeruk Mengintai Pengguna Jalan

5 Januari 2016   17:20 Diperbarui: 5 Januari 2016   20:43 22325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Penampakan buah jeruk yang saya amankan (foto: bamset)"][/caption]Peringatan keras bagi pengguna jalan, khususnya pengemudi kendaraan roda empat. Bila melihat buah jeruk tercecer di aspal jalanan, jangan coba-coba menggilasnya bila tak ingin menjadi korban kejahatan. Sebab, buah tersebut merupakan ranjau untuk melumpuhkan ban mobil siapa pun.

Selasa (5/1) siang, dalam perjalanan dari obyek wisata Seloprojo, Ngablak, Kabupaten Magelang, memasuki perbatasan kabupaten Semarang, yakni menjelang kawasan wisata Kopeng, saya melihat ada tiga buah jeruk ukuran kecil tercecer di aspal. Sepintas, tak ada yang mencurigakan. Sebab, buah berwarna kuning tersebut seperti tidak sengaja terjatuh. Kendati begitu, saat memperhatikan posisi buah yang seakan terkumpul di tengah jalan, saya langsung curiga.

Sembari memberikan aba-aba terhadap kendaraan yang melintas, tiga buah jeruk itu saya amankan. Naluri saya mengatakan ada yang tak beres. Usai saya pungut, ternyata feeling saya tepat. Jeruk-jeruk tersebut ditanami paku ukuran 4 cm yang dibenamkan secara melintang. Satu buah jeruk terdapat 5-8 paku yang siap menggembosi ban mobil yang melindasnya.

Saya bereaksi karena sebelumnya, sekitar dua minggu yang lalu,  saya bertemu pria  bernama Sambudi, warga Surakarta terkena ranjau sejenis. Di mana, dalam perjalanan dari Semarang, karena ada urusan di Banyumanik, ia sengaja tak melewati tol. Pk 17.30, ketika melintas di jalan raya Setiabudi dirinya yang mengemudikan mobil sendirian, melihat ada beberapa buah jeruk berceceran di jalan.

Karena sedikit pun tak menaruh curiga, ban mobilnya langsung menggilas salah satu buah yang letaknya berada di pinggir. Kurang lebih 10 menit kemudian, Sambudi merasakan laju mobilnya tidak stabil. Ia meyakini salah satu ban mobilnya kempes. Sembari memberikan lampu sign sebelah kiri, ia segera menepikan kendaraannya untuk memeriksa kondisi ban.

Ternyata setelah dilakukan pengecekan, ban sebelah kiri belakang terlihat kehabisan angin. Ada dua paku yang menancap dan celakanya masih terdapat bekas bau buah jeruk. Di saat ia melongok kondisi bannya itulah, apes menimpanya. Seorang laki-laki mengendarai motor matic berhenti di samping mobil bagian kanan, Sambudi mengira pria tersebut hanya ingin tahu atau akan membantunya. Ternyata, dugaannya meleset.

Laki-laki yang mengenakan jaket dan helm full face itu, langsung membuka pintu depan. Tangannya sigap mengambil lap top yang ditaruh sambudi di jok depan. Hanya makan waktu sekitar 3 detik, sebelum Sambudi menyadari apa yang terjadi, motor yang dikendarai pencoleng tersebut segera melesat meninggalkan korbannya yang terbengong-bengong.

[caption caption="Buah jeruk setelah saya belah (foto: bamset)"]

[/caption]

Usahakan Menghindarinya

Akibat ulah bandit jalanan itu, Sambudi terpaksa harus merelakan satu unit lap top beserta datanya rain. Ia enggan melapor polisi karena selain minim saksi, dirinya juga tak mampu mengidentifikasi pelakunya. “ Setelah kejadian itu, saya lebih hati-hati di jalanan. Ga asal melindas benda di aspal,” tuturnya.

Apa yang menimpa Sambudi, bisa juga mengenai siapa pun. Saya sendiri cenderung memiliki persepsi bahwa pemasang ranjau jeruk bukan seorang tukang tambal ban. Pelakunya tetap pencoleng jalanan yang selalu mengincar mangsanya usai dilumpuhkan kendaraannya. Mereka acak menebar aksi, kalau berhasil ya panen, misal meleset juga tidak masalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun