Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

"Berebut" Hak Cipta Terjemahan

17 Maret 2019   09:12 Diperbarui: 17 Maret 2019   21:15 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana di LBF 2017 (Foto: Porter Anderson)

Saat Rowling mengeluarkan sebuah novel dewasa berjudul The Casual Vacancy, Penerbit Mizan berhasil mendapatkan hak terjemahannya setelah bersaing dengan penerbit Indonesia lainnya. Mengapa Mizan sukses mendapatkannya?

Ternyata karena Rowling terkesan dengan program KKPK (Kecil-Kecil Punya Karya) yang dirintis Mizan. Jadi, Rowling yang memiliki kuasa menentukan penerbit asing yang menerbitkan karyanya lebih memilih Mizan bukan karena pertimbangan nilai transaksi.

Ya, banyak kisah yang melatari perebutan hak cipta terjemahan buku-buku best seller dunia di Indonesia. Indonesia selama ini memang menjadi pasar bagi hak cipta terjemahan. Tentu yang lebih potensial mengakuisisi buku-buku asing untuk diterjemahkan adalah penerbit bermodal besar. 

Paling tidak diperlukan US$1.000 untuk membayar uang muka (advance fee) royalti buku terjemahan, bahkan ada yang sampai puluhan ribu dolar.

Lebih mundur ke belakang, Penerbit Serambi berhasil mendapatkan keuntungan dari akuisisi hak cipta terjemahan novel The Da Vinci Code karya Dan Brown. Serambi memperoleh hak cipta terjemahan buku laris ini selain karena ketangkasan editornya, juga karena keberuntungan. 

Mengapa? Penerbit Gramedia yang sudah berancang-ancang menerbitkan, akhirnya mundur karena pertimbangan kontroversial agama yang termuat di novel tersebut. Padahal, mereka berani membayar lebih mahal untuk uang muka dibandingkan Serambi.

Suatu kisah menarik terjadi ketika saya masih memimpin Penerbit MQS (MQ Corporation). Waktu itu, Aa Gym meminta saya untuk mengakuisisi hak cipta terjemahan buku berjudul The True Power of Water karya Masaru Emoto. Hanya perlu waktu sekira dua bulan bagi tim MQS mengakuisisinya dari Penerbit Beyond Book di Amerika. Buku ini meledak di pasar Indonesia.

Ternyata terbitan pertama buku ini sudah lebih dulu diterbitkan oleh Penerbit Gramedia yang berjudul The Hidden Message of Water. Buku pertama ini tidaklah sefenomenal buku The True Power of Water. Entah mengapa waktu itu Gramedia tidak mengakuisisi judul yang lainnya, mungkin karena judul pertama tidak sukses. Faktor endorsement dari Aa Gym kala itu memang mendorong lakunya buku tentang keajaiban air tersebut.

Sampai saat ini penerbit-penerbit Indonesia masih memburu buku-buku asing yang diharapkan menuai sukses. Penerbit Qanita (lini Mizan) mencoba peruntungan dengan menerbitkan novel Ghost Fleet yang sempat heboh di Indonesia karena pada novel itu disebutkan Indonesia bubar pada tahun 2030. Isunya sendiri sebenarnya sudah mereda setelah disampaikan Prabowo dan mendapatkan juga banyak respons, sedangkan novelnya baru terbit beberapa bulan kemudian.

Buku terjemahan yang masih bertengger di rak best seller adalah karya Mark Manson berjudul Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat (The Subtle Art of Not Giving a F*ck). Beruntung Gramedia mendapatkan hak cipta terjemahan buku yang masuk daftar The New York Time Best Seller ini. Buku tersebut saya lihat juga banyak dibincangkan orang di media sosial. 

Ada lagi buku serius karya penulis keturunan Yahudi, Yuval Noah Harari, berjudul Sapiens: Riwayat Singkat Umat Manusia terbitan KPG yang juga mendulang sukses. Buku serius, tetapi laku yang semacam ini mematahkan asumsi orang Indonesia tidak suka membaca buku-buku "berat".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun