Mohon tunggu...
APOLLO_ apollo
APOLLO_ apollo Mohon Tunggu... Dosen - Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Aku Manusia Soliter, Latihan Moksa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pemikiran Hermeneutika Wolf

17 Juni 2018   14:36 Diperbarui: 17 Juni 2018   14:44 1363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemikiran Hermeneutika Wolf

Pemikiran Hermeneutika Wolf ini saya pakai sebagai bahan kuliah Auditing Lanjutan, untuk kelas Pascasarjana pada Universitas Mercu Buana Jakarta, sebagai bentuk untuk  melakukan pentahapan  proses audit untuk informasi umum memahami bisnis klien, memahami COSO, dan kemungkinan bukti audit. 

Trans-subsatansi dengan pendekatan (2W, dan 1 H atau what, why, dan how)  pada tiga level hermeneutika menurut Wolf yakni (1)  interpretatio gramatica, (2) histrorica, (3) philosophica. Dengan meminjam theoria Wolf maka teks laporan dengan asumsi dasar (a) Akuntansi adalah aktivitas menulis dimulai dari isi pikiran ke Tulisan, sedangkan (b) Auditing  adalah proses kegiatan  dialectic (tesis, antitesis, sintesis) pada isi tulisan klien dengan memahami kembali seluruh interpretatio gramatica, histrorica, philosophica pada  makna konteks, text, dan menulis isi penilaian dalam bentuk opini (auditor melakukan proses membaca dan menulis) atau auditing terputus dari teks bersifat otonom.

Akhirnya saya dapat  menyimpulkan dengan menggunakan pemikiran Wolf   dapat dilakukan  Trans-figurasi ilmu Auditing dengan  metode (Verstehen und erkleren) untuk memahami identitas dan fakta klien.

Friedrich August Wolf lahir  Feb. 15, 1759, Haynrode, Jerman, dan meninggal  8 Agustus  1824, di Francis.  Friedrich August Wolf tahun 1777 belajar theology, dan filologi di  University of Gttingen, kemudian diangkat 1783-1806 diangkat menjadi guru besar di University of Halle. Wolf adalah pendiri filologi modern dengan mahakaya  Prolegomena ad Homerum (1795) atau pertanyaan Karya Homerus modern. Pemikiran Wolf  adalah anak zaman yang melanjutkan ketekunan pemikiran  pendahulunya seperti Goethe, Wieland, Schiller.

Bagi Wolf  hermeneutika adalaah menangkap isi pikiran penulis  atau sekaligus sebagai pengarang (berpartisipasi). Interprestasi adalah dialog dengan  pengarang (penulis).  Bentuk lain hermeneutika adalah komunikasi (semacam bentuk I and Thou, karya Martin Bubber) untuk memahami gagasan pengarang (penulis), memiliki kepekaan (I and Thou) agar mampu menjelaskan dengan baik pada orang lain.

Tanpa bakat I and Thou, maka  pemahaman akan sulit diwujudkan.  Kemampuan adaptasi (seperti dalam Darwinisme Sosial, atau AGIL teori T Parsons') pada  mind dan suasana batin  dengan melebur pada hal asing atau berbeda. Artinya hermeneutika memerlukan kemampuan bakat alami meleburkan diri dengan yang lain.

Wolf percaya pentingnya (Verstehen und erkleren)  atau  pemahaman, dan eksplanasi. Harus dapat membedakan diantara keduanya (Verstehen und erkleren). Erkleren (eksplanasi), fakta empirik, sisi luar proses objektif, fakta fisik, analisis,  kausal, Verstehen (understanding atau memahami),  ada pada sisi dalam, fakta mental, berpartisipasi dalam komunitas, dan  life expression.

Makna ditangkap  secara langsung  dalam pemahaman (Verstehen). Maka langkah selajuntnya adalah memberikan makna secara eksplanasi lisan atau tulisan. Makna secara lisan dan tulisan ini harus berdasakan pada komunitas yang dijadikan objek dialog atau kepada siapa interprestasi itu ditunjukkan.  Maka ide (Verstehen und erkleren)  dua konsep mutlak harus ada dalam interprestasi psikologis dan gramatis.

Ada tiga level hermeneutika menurut Wolf yakni (1)  interpretatio gramatica, (2) histrorica, (3) philosophica. Hermeneutika interpretatio gramatica berhubungan dengan bahasa yang menentukan pemahaman. Hermeneutika histrorica, adalah fakta histroris, dan dunia kehidupan pengarang, dan memahami pengetahuan yang dimaksudkan pengarang Hermeneutika philosophica, adalah uji validitas logika agar hermeneutika interpretatio gramatica, dan hermeneutika histrorica menjadi logis dan masuk akal.

Tentu saja pertimbangan praktis, factual menjadi dan obeservasi  adalah hal penting dalam hermeneutika. Pada dasarnya interprestasi adalah mengambil alih fungsi dari fungsi pengarang sehingga lebih baik dari penulis aslinya melalui "nacherleben" (dialami kembali), re-experience, empati, dan trans-posisi diri. Dualitas secara bersama-sama diantara isi pikiran, dan isi kalimat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun