Mohon tunggu...
Muhammad Asif
Muhammad Asif Mohon Tunggu... Dosen - Lecturer and reseacher

Dosen dan peneliti. Meminati studi-studi tentang sejarah, manuskrip, serta Islam di Indonesia secara luas.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mencoba Memahami Mengapa Sering Terjadi Aksi Terorisme di Solo Raya?

6 Juni 2019   09:21 Diperbarui: 6 Juni 2019   09:24 1172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Ada cukup banyak sekolah yang mengajarkan eklusifme di kota tersebut, bahkan mulai dari tingkat PAU hingga tingkat sekolah menengah atas. Saya sendiri beberapa kali menyaksikannya. 

Pernah suatu ketika saya menemani seorang kawan yang mencoba mendaftar di sebuah sekolah Islam di kota Solo. Lowongannya pengajar Al-Qur'an. Dan kebetulan si kawan saya tersebut hafal Al-Qur'an 30 juz, dan dia telah lolos seleksi tulis. 

Namun kemudian saat tes wawancara, kemudian dia ditanya sebuah pertanyaan dengan mimik yang serius, "Apakah anda merokok?". Si kawan saya tidak bisa menjawab, karena dia memang seorang perokok. Lalau dari situ si pewawancara menyudahi pertanyaannya. Teman saya tidak diterima karena alasan merokok.

Ada juga beberapa sekolah, bahkan tingkat TK yang menurut kabar dari sumber-sumber terpercaya yang bahkan menanamkan benih-benih paham radikal kepada anak-anak didiknya, melalui hidden kurikulumnya.

  • Adanya Pemodruksian dan Penyebaran buku-buku yang beridiologi radikal secara massif

Jika anda ingin mengetahuinya, saya sarankan untuk mensurvey toko-toko buku yang ada di daerah ini. Anda juga bisa melihatnya melalui berbagai Islamic book fair yang biasa diadakan secara rutin di kota ini.

Atau jika anda ingin membaca hasil studi tentang penerbitan dan penyebaran buku-buku semacam ini anda misalnya bisa membaca studi yang dilakukan oleh prof. Noorhaidi Hasan, dkk, yang salah satunya juga menyasar Solo sebagai salah satu lokasi studin untuk melihat bagaimana sebetulnya buku-buku keagamaan yang berkembang di masyarakat, terutama di kalangan generasi milenial. Lebih detil tentang ini silakan baca buku Literaratur Keislaman Generasi Milenial: Transmisi, Aproriasi, dan Kontestasi (Yogjakarta: Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga Press, 2018)

Itu mungkin hanyalah sedikit faktor yang dianggap ikut mendorong radikalisme di daerah tersebut, dan tentu saja untuk memahaminya lebih detil perlu adanya kajian yang serius dari berbagai aspeknya. 

Namun sejatinya masyarakat asli di kota tersebut adalah masyarakat yang ramah, merindukan kedamain, dan berbudaya. Bahkan sejatinya Solo memiiliki akar sejarah yang menunjukkan bukti yang kuat bagaimana Islam dan budaya lokal bisa disinerginan dengan baik. 

Tradisi-tradisi seperti Sekatenan, Grebeg Maulud, adalah salah satu bukti. Manuskrip-manuskrip (kuno) keislaman yang ada di Surakarta pun hampir semua menunjukkan bagaimana Islam bisa berdampingan dengan baik dengan budaya Jawa.

Sumber Bacaan

- Wildan, Muhammad. 2010. "Mapping Radical Islamism in Solo: A Studi of the Proliferation of Radical Islamism in Central Java". Al-Jamiah: Journal of Islamic Studies, Vol 46, No 1, hlm. 35-69.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun