Mohon tunggu...
Ana susanti
Ana susanti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menengok Sekolahnya Manusia Imigran

26 Januari 2019   13:50 Diperbarui: 27 Januari 2019   08:51 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bintulu - Comunity Learning Center (CLC) merupakan tempat mendapatkan pendidikan yang layak bagi anak-anak pekerja migran Indonesia di Malaysia. CLC merupakan sekolahnya manusia imigran yang bisa membebaskan dari kebodohan, anak-anak ini terpaksa ikut orang tuanya yang menjadi pekerja migran ladang sawit di Sarawak.

Sebagai warga negara ke tiga di negeri Malaysia. Pendidikan di ladang sawit ini merupakan sebuah penerang bagi anak manusia imigran, pendidikan yang dapat  membebaskan anak anak pekerja migran ini dari lingkaran turun temurun menjadi pekerja migran diladang sawit.

Sekolah ini sejatinya, memberikan pendidikan yang dapat membebaskan dari belenggu kemiskinan,  penindasan, dan kebodohan sehingga manusia imigran menjadi manusia yang seutuhnya bebas merdeka,  merdeka dalam berpikir, bersuara, dan bertindak. Paling tidak anak manusia imigran ini memilki kesempatan untuk menjadi lebih baik dari kedua orang tuanya.

Anak-anak imigran itu lahir dari pernikahan dibawah tangan para TKI yang sebagian besar sudah 2-3 generasi tinggal dan bekerja di ladang sawit. Orang tuanya tak punya catatan nikah, akibatnya  sang anak tak punya surat lahir maupun dokumen pokok lainnya. 

Anak-anak yang  masih kecil akan dititipkan di kandang budak atau tempat penitipan anak kemudian setelah agak besar disekolahkan di CLC tanpa bisa memilih.

Tak hanya bagi WNI atau diaspora Indonesia, ada banyak anak-anak TKI yang sebenarnya berdasarkan aturan tidak diizinkan tinggal di Sabah - Sarawak. 

Pihak imigrasi tidak bisa lagi menerbitkan izin tinggal bagi anak pekerja yang bergaji di bawah RM 5000, sementara itu gaji pekerja imigran di kebun sawit sebesar RM 1500. sudah dapat dipastikan anak-anak tidak memilki dokumen izin tinggal. jika tidak ada izin tinggal maka anak-anak ini tidak dapat bersekolah di sekolah diradja Serawak Malaysia.

Hingga Juni 2018, sebanyak 54 CLC telah memberikan layanan pendidikan dasar kepada lebih dari 2000 anak-anak Indonesia di Sarawak.

CLC Ladang Lavang Semy Derby

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Salah satu sekolahnya manusia imigran ini adalah CLC Ladang Lavang Semy Derby,  didirikan oleh Sime Darby Plantations bekerja sama dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching . CLC Ladang Lavang juga telah diakui Secara resmi oleh Pemerintah Malaysia dan Indonesia dan diresmikan Pada Tanggal 15 Juli 2015. 

Jarak antara Ladang Lavang Semy Derby dari Kota Bintulu adalah 72 Km.  Jika Ditempuh dengan perjalanan darat memakan waktu selama 2 Jam. Kota Bintulu berjarak 515 Km Dari Kota Kuching, Ibukota Sarawak jika  ditempuh dengan perjalanan darat akan memakan Waktu 10 Jam. jika dengan pesawat udara memakan Waktu 1 Jam.

CLC Ladang Lavang merupakan CLC terbaik di sarawak.  Kurikulum di sekolah CLC sepenuhnya menggunakan kurikulum pemerintah indonesia. Seragam sekolah menggunakan seragam merah putih dan pramuka pemerintah indonesia, termasuk seluruh buku pelajaran dikirim dari indonesia, Kemendikbud juga terus membantu sekolahnya manusia imigran ini, anak-anak imigran mendapatkan pendidikan yang layak.

Jumlah peserta didik di sekolah ini berjumlah 102 peserta didik, yang terdiri dari kelas 1 s.d 6 SD, serta jenjang SMP. Kelas yang memilki tingkat jenjang sama hanya ada di kelas satu, untuk kelas lima dan enam digabung menjadi satu serta kelas empat, tiga dan dua digabung menjadi satu kelas dengan kondisi kelas disekat oleh papan. 

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Saatnya berbagi dengan muridnya sekolah manusia imigran CLC ladang lavang. Hal yang tidak pernah dilupakan adalah binar mata peserta didik yang antusias mengikuti pembelajaran. Rasa ingin tau yang kuat sekali mengalir dari matanya.....Indahnya sekolahnya manusia.

sesi berbagi dilakukan dengan memberikan motivasi menggapai cita-cita, diberikan lagu dan gerak untuk membangun suasana yang akrab dan menyenangkan buat anak-anak tersebut. Setiap anak diarahkan untuk memilki keyakinan bahwa "setiap individu harus memilki cita-cita dalam fikiran, niatkan dalam hati dan wujudkan dengan belajar sungguh-sungguh".  

Tiga kata tersebut diwujudkan dalam gerakan pertama memegang kepala untuk menggambarkan bahwa setiap individu harus memilki cita-cita dalam fikiran. Gerakan kedua memegang dada untuk menggambarkan  individu harus yakin dengan meniatkan dalam hati. Gerakan ke tiga dengan mengangkat kedua tangan sambil mengepalkan jari sebuah bentuk untuk  mewujudkan dengan belajar sungguh-sungguh. Secara bersamaan mengatakan dan mengikuti gerakanya. 

Memotivasi agar siswa dapat belajar sungguh-sungguh untuk mewujudkan mimpi-mimpinya untuk mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. CLC merupakan sekolahnya anak manusia imigran yang dapat mengarahkan mimpinya menjadi kenyataan, karena mimpi harus difiikirkan, diniatkan dan diwujudkan. Insyaalah Allah mengabulka.

Meskipun pemerintah tidak dapat menjamin masa depan anak-anak WNI di Malaysia terutama di ladang-ladang sawit, namun melalui sekolahnya manusia imigran ini pendidikan untuk masa depan mereka akan lebih baik. CLC juga dapat dikatakan sebagai penguatan kapasitas dan aksesibilitas satuan pendidikan masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat marginal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun