[caption id="attachment_301414" align="aligncenter" width="300" caption="dokpri"][/caption] Wahai buruh Siapalah engkau ini Dengan upah segetir itu Hanya cukup kepulkan asap dapur Kukatakan padamu Buruh itu proletar Sedari dulu begitu Mereka berkata Buruh itu rendahan Walau engkau manusia juga Seperti mereka Wahai buruh yang direndahkan Tiadakah engkau tahu Upah sekecil itu Sungguh besar halalnya Disyukuri oleh istrimu, suamimu, anak-anakmu Singsingkan lengan seragam buruhmu Pacu otot-ototmu Peras keringatmu Seka lagi Seragammu buatku bangga Sebab tiada seragam yang nista Kecuali seragam tahanan Yang acap disematkan buruh mulia Di atas sana dengan congkaknya Buruh bermartabat ini Berkemeja Bersafari Berpangkat Jagoan logika Dengan janji-janji setinggi angkasa Itulah buruh mulia Yang kerap menggunting upahmu Merobek kemanusiaanmu Di setiap tubuhmu Di sengal nafasmu Yang melarat nan lara