Mohon tunggu...
Mbah Ukik
Mbah Ukik Mohon Tunggu... Buruh - Jajah desa milang kori.

Wong desa

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Suka Duka Petani Tomat

16 Maret 2020   15:09 Diperbarui: 17 Maret 2020   13:51 1750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senyum manis kala panen. Dokpri

Ketika pembeli sudah pergi si penjual sedikit ngomel. "Cuma beli setengah kilo nawar setengah mati milih tomat sambil mijit-mijit. Bisa besem semua ini...." Pedagang di sebelahnya yang mendengar ada yang ngakak dan ada yang tersenyum.

Itulah suasana sebenarnya di pasar tradisional, pembeli selalu menawar harga sekali pun para pedagang sudah memberi harga pas. Di lapak kecil bisa mendapat untung seribu rupiah per kilo dari harga kulakan adalah luar biasa. Apalagi bisa menjual satu jenis sayuran sejumlah 10 kg. Semakin luar biasa.

Maka, mereka biasanya kulakan satu jenis sayur tak pernah lebih dari 5 kg untuk menghindari kerugian yang besar jika tidak laku.

Menyusutnya berat karena layu atau besem (sedikit penyet) serta nilai jual yang menurun adalah resiko pedagang kecil yang tak bisa melakukan retur (pengembalian barang) karena tidak laku.

Maka benarlah kampanye kementerian pertanian di IG agar kita tidak menawar harga jika membeli di pasar tradisional.

Buah matang hati senang. Dokpri
Buah matang hati senang. Dokpri
Senyum pun terkembang. Dokpri
Senyum pun terkembang. Dokpri
Kala panen tomat.

Dalam dua bulan ini harga tomat naik amat tajam, bukan karena permintaan yang meningkat tetapi gagal panen (sebenarnya gagal tumbuh).

Cuaca yang tak menentu di mana langit mendung tapi tak hujan, atau tiba-tiba hujan deras disertai angin sepanjang hari sehingga tanaman tomat menjadi mudah busuk. Jangankan berbuah segar, bunga bisa bertahan menjadi bakal buah saja sudah bagus. Kala sudah menjadi buah kecil atau sedikit besar bisa rontok karena cuaca.

Kali ini penulis sebagai pengepul kecil mengajak sedikit merenung tentang nasib petani dan menghitung secara sederhana kala harga tomat.

Menghitungnya bukan berdasarkan luas tanah per hektar tetapi per pohon sesuai dengan kepemilikan luas tanah petani kita yang jarang memiliki tanah lebih dari 0,5 hektar.

Jika cuaca baik dan perawatan bagus saat musim panen per pohon bisa menghasilkan sekitar 4-5 kg dengan harga rerata Rp 2.000 per kg artinya setiap pohon bisa menghasilkan Rp 10.000,- Jika mempunyai 1.000 pohon maka bisa menghasilkan Rp 10.000.000,- Biaya produksi mulai tenaga mengolah tanah, pemupukan, dan pembasmi hama sekitar Rp 1.000.000,- Maka keuntungan petani sekitar Rp 9.000.000,-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun