Saya baru saja bergabung di Kompasiana sekitar 7 hari. Tapi ada penyesalan yang dalam di hati saya ketika mengetahui Kompasiana sudah berulang tahun yang ke 11, penyesalan karena tidak  mengenal kompasiana sejak 11 tahun yang lalu.
Salah satu hobi saya adalah menulis. Semuanya berawal dari kesenangan saya membaca dan berdiskusi. Membaca mampu menambah wawasan bagi saya dan menambah kemampuan otak dalam menganalisis berbagai permasalahan dalam sebuah  diskusi.
Ketika mahasiswa pemikiran yang kita peroleh dari membaca akan diasah melalui kelompok diskusi, dan biasanya diakhiri dengan sebuah aksi demonstrasi jika diperlukan.
Nah sekarang saya bukan lagi seorang mahasiswa. Kelompok diskusi pun sudah tidak ada lagi. Hobi membaca tetap berjalan, kemana pelampiasan saya? Menulislah solusinya.
Saya pernah mencoba menulis di berbagai platform, baik itu media online maupun cetak. Seringkali memang kita merasakan kecewa baik itu sistem pengupahan maupun karena ditolak untuk direlease. Pembayaran yang tidak sesuai ini tentu membuat mood menulis bisa turun ataupun hilang.
Sudah ada 8 bulan saya berhenti menulis. Sampai saya diberitahu tentang kompasiana. Apa sih yang saya dapat?Â
1. Menyalurkan Pemikiran dan Ide
8 bulan lebih tidak menulis membuat jiwa saya seperti gelisah. Saya butuh pelampiasan untuk melepas pemikiran yg timbul dikepala baik itu berupa puisi, tulisan iseng ataupun opini. Kompasiana mampu menampung kegelisahan saya. Menulis Dikompasiana nyaris tidak pernah ditolak. Dan tidak ada batasan jumlah tulisan dalam satu hari, kecuali 1 jam hanya bisa menayangkan satu tulisan.
2. Memberi Pesan Kepada Pemerintah Tentang Masalah Yang Ada Di Akar Rumput.
Sebagai salah satu media masyarakat yang berbasiskan blog, Setiap member bisa menuliskan permasalahan yang ada didaerahnya untuk disampaikan kepada pemerintah.
Kebetulan Jokowi adalah presiden yang suka membaca kompasiana. Ini peluang besar pikir saya.
Sedikit iseng saya membuat sebuah tulisan yang agak nyentrik mengenai nasib peternak babi. Kurang dari seminggu, media masa mulai menaikkan berita tentang kasus kematian ribuan babi di daerah sumut  dan langkah pemerintah untuk melakukan antisipasi. Bukan karena kepedean tapi memang kasus itu seperti tidak digubris hampir 3 bulan sejak merebak didaerah Dairi.
3. Membangun Habit Menulis.
Kompasiana  menampung segala Tulisan kita selama masih relevan dan tidak bebau sara ataupun bersifat hoax. Kapan saja dan dimana saja kita bisa menulis. Sangking simpelnya melalui HP pun kita bisa menulis selama ada ide yang akan dituangkan.
Tapi ada sedikit saran sih untuk kompasiana, diumurnya yang ke -11 ini agar lebih berkembang dan berinovasi  dengan membuat aplikasi kompasiana yang bisa membuat kita menulis, memantau atau membaca artikel yang terbit di Kompasiana.
4. Menumbuhkan Kreativitas Penulis Tampa Orientasi Uang.
Ada seperti sebuah sistem penilaian yang berupa poin yang kompasiana buat yang tentu membuat level dari penulis itu bisa meningkat. Sistem ini yang membuat saya bersemangat dalam menulis untuk mengejar peningkatan level.
kompasiana seakan membuat para penulis sedang bermain game untuk meningkatkan levelnya.
 Hal ini  yang membuat saya tidak terlalu berorientasi pada uang. Walau Kompasiana sendiri sering membuat event yang dapat membuat penulis memperoleh uang untuk membeli paket data dan sisanya untuk membeli HP ataupun Laptop. Sampai saat ini saya belum memperoleh 1 rupiah pun dari kompasiana tetapi keinginan menulis saya terus tumbuh seperti tidak terbendung.
Saya belum mengenal Kompasiana secara utuh tetapi sepertinya saya sudah jatuh cinta kepada kompasiana. Di perayaan #11TahunKompasiana #BeyondBlogging maka saya ucapkan selamat ulang tahun bagi kompasiana. Semoga tetap selalu menjadi media penyalur bakat penulis Indonesia.
