Mohon tunggu...
Andi Zulfikar
Andi Zulfikar Mohon Tunggu... Freelancer - wirausahawan yang sedang usaha bangkit

Nama saya: Andi Zulfikar. peminat sejarah, politik, dan sosial-budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Rupiah Anjlok, Lalu Bagaimana dong?

19 April 2024   17:52 Diperbarui: 19 April 2024   17:58 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sepertinya kita sedang menghadapi drama nilai rupiah yang terus anjlok ya. Sekarang saja, nilai rupiah sudah tembus 16.150  per dolar. Nah, apa yang membuat rontoknya nilai ini? Banyak faktor sih. Salah satunya bisa jadi karena ketidakstabilan politik atau ekonomi, inflasi yang tinggi, atau bahkan ketidakpastian global kayak perang dagang antar negara-negara besar.

Sebagaimana kita pahami bersama, saat ini  kita punya masalah ketidakstabilan politik. Selepas pemilu 2024 yang lalu, gonjang-ganjing politik masih saja mewarnai keseharian negeri ini. Para peserta pemilu yang tidak puas atas hasil perhitungan KPU langsung menggugat lewat Mahkamah Konstitusi yang hasilnya akan diumumkan pada 22 April 2024 mendatang.

Kalau situasi politik lagi kacau seperti sekarang ini, investor bisa kehilangan kepercayaan dan cenderung narik uang mereka dari pasar keuangan dalam negeri. Nah, itu bisa bikin nilai rupiah langsung nyungsep.

Selanjutnya, ekonomi yang tidak stabil juga jadi faktor penting. Kalau pertumbuhan ekonomi negara lagi lesu atau bahkan negatif, itu bisa menekan nilai mata uang kita. Investor juga jadi was-was dan cenderung cari tempat lain yang lebih aman buat memarkir dana mereka.

Terus, ada pula inflasi yang tinggi. Kalau harga barang-barang terus melambung naik, nilai rupiah bisa tergerus. Orang jadi kurang percaya pada mata uangnya sendiri dan lebih cenderung ganti ke mata uang yang lebih stabil.

Terakhir, ketidakpastian global juga bikin nilai rupiah goyah. Perang dagang antara negara-negara besar seperti AS dan Tiongkok bisa bikin pasar keuangan dunia jadi gonjang-ganjing. Investor tidak suka risiko, jadi mereka memilih mengembalikan uangnya dari pasar-pasar yang 'berisiko' seperti pasar keuangan di negara kita.

Jadi, bisa dibilang, nilai rupiah turun itu layaknya efek domino dari masalah-masalah besar ini.

Dampaknya? Well, bisa bikin kita semua merasa terpukul, terutama mereka yang sedang menabung atau punya hutang dalam bentuk dolar atau mata uang asing lainnya. Harga-harga barang bisa naik karena impor jadi makin mahal, dan itu pasti bikin dompet kita menangis.

Nah, bagaimana dong cara mendudukan nilai rupiah pada 'martabatnya' lagi? Salah satunya bisa dengan menerapkan kebijakan moneter yang lebih ketat, atau pemerintah bisa menyelipkan kebijakan fiskal yang bisa bikin perekonomian jadi lebih sehat. Plus, lebih menggandeng hubungan dagang yang kuat dengan negara-negara lainnya bisa membantu menstabilkan  nilai mata uang kita.

Jadi, untuk mengatasi turunnya nilai rupiah, pemerintah bisa mempertimbangkan beberapa strategi. Salah satunya adalah menerapkan kebijakan moneter yang lebih ketat. Ini artinya Bank Indonesia bisa menaikkan suku bunga untuk mengendalikan inflasi dan menjaga nilai rupiah agar tidak terlalu terjun bebas.

Selain itu, kebijakan fiskal juga penting. Pemerintah bisa mengatur anggaran dan pengeluaran negara dengan lebih bijak. Misalnya, mengurangi defisit anggaran yang berlebihan atau meningkatkan pendapatan negara melalui pajak agar tidak terlalu tergantung pada utang luar negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun