Mohon tunggu...
Andi Firmansyah
Andi Firmansyah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang pendidik yang bertugas di Tanjung Balai Karimun Prov. Kepri Aktif menulis di beberapa forum yang berkaitan dengan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Masa Kekhalifahan Islam Telah Tiba

7 Juli 2014   19:55 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:08 1481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

The Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) telah mengumumkan keberadaan mereka sebagai sebuah bangsa. Itu artinya mimpi untuk memiliki cikal bakal kekhalifahan islam sudah terwujud. Bagi yang belum kenal sistem pemerintahan dengan model kekhalifahan adalah bahwa sistem ini diatur oleh seorang pemimpin yang disebut Khalifah. Jadi kurang lebih sama dengan Negara persatuan Republik Indonesia kita sekarang ini. Cuma bedanya kalau di Indonesia kan terdiri dari Provinsi – provinsi nah kalau kekhalifahan itu kumpulan Negara dan yang pasti mayoritas Islam dong. Maka semua urusan baik politik maupun agama diatur oleh Sang Khalifah ini dibawah naungan Syariah Islam tentunya.

KeKhalifahan Islam yang pernah berjaya sebelumnya didunia adalah Kekahlifahan Usmaniyah sekitar 100 tahun yang lalu. Daerah kekuasaan mereka bahkan sampai ke Spanyol dengan jejak peninggalan berupa mesjid Al hambra. Sejak runtuhnya Kekhalifahan Usmaniyah tersebut banyak yang mendambakan untuk membangkitkan kembali kejayaan Islam seperti 100 tahun yang lalu. Sepertinya mimpi itu sebentar lagi akan terwujud.

Mimpi itu bisa jadi lahir dari pergerakan ISIS yang saat ini sedang jadi inceran mata Amerika. Sekarang pasukan Abu Bakar al Baghdadi itu sudah masuk wilayah Syria dan telah berhadapan langsung dengan rejim Bashar al Asshad. Kalau Syria takluk, maka dua Negara sudah dikuasai oleh ISIS. Apalagi pusat ISIS di utara Irak tepatnya di provinsi Sunni dibeking oleh pemimpin-pemimpin setempat yang satu tujuan dengan ISIS ini. Ditambah lagi keberhasilan ISIS memukul mundur pasukan Irak asuhan Amerika dari sana membuat hegemoni mereka akan wilayah kaya minyak itu semakin mantap. Gimana gak mantap, pasukan ISIS kan banyak yang jebolan Afganistan. Mereka mah udah biasa berhadapan dengan Amerika. Rusia aja berhasil dipukul mundur dari Afganistan. Cadangan persediaan mereka aja mencapai satu trilyun US dolar belum lagi yang dalam bentuk emas. Itu semua mereka dapatkan dari kota-kota yang berhasil mereka taklukkan. Inilah yang membuat Amerika ketar ketir sekarang ini.

Yang jadi pertanyaan sekarang, Kemana arah pergerakan ISIS selanjutnya?

Akankah mereka fokus menghadapi pemerintahan Irak yang sekarang? Atau terus memberikan perlawanan terhadap presiden Asshad dan rejimnya di Damaskus? Atau mereka mundur untuk melakukan konsolidasi kekuatan di basis mereka yang sekarang?

Ternyata semua pertanyaan di atas salah! (Loh kan belum dijawab?)

Sebenarnya mereka itu sedang mengincar kerajaan Yordania. Yordania memang terkenal sebagai Negara Monarki Konstitusional. Walaupun King Abdullah II itu punya power yang kuat. Bayangkan saja, dia itu menguasai 75% anggota di Parlemen (Mirip Suharto). Dia juga pemimpin tertinggi pemerintahan dan militer termasuk dapat membuat undang-undang sendiri tanpa perlu berunding dengan para anggota Parlemennya. Tapi dia itu dibenci oleh rakyatnya. Rakyatnya itu sebenarnya gak suka Yordania itu jadi tempat penampungan para pengungsi dari Palestina dan sekarang Syria. Belum lagi rakyat Yordania itu juga kan terdiri dari beragam suku tapi malah dikuasai oleh satu suku saja yaitu sukunya  King Abdullah II, suku Hashimite. Istilahnya anak emas lah. Kalau di Malaysia kan suku Melayu. Kalau di Singapura suku Tionghoa, nah kalau di Indonesia (Gak ah ntar dibilang SARA lagi).

King Abdullah II itu boleh berkuasa di negaranya. Apalagi dia didukung oleh Amerika. Namun King Abdullah II itu tidak boleh menyepelekan keberadaan kekuatan lain yang suatu saat siap untuk menggulingkan kekuasaannya dari dalam. Apalagi kalau didukung oleh oleh persenjataan yang lengkap dan tabungan yang satu trilyun itu.

Kalau ini sampai terjadi maka kekuatan ISIS untuk menaklukkan Syria menjadi lebih gampang. Damaskus akan dikelilingi oleh kekuatan ISIS dari berbagai arah. Bukanya Damaskus itu sebelah utaranya Amman? Jadi kesimpulannya Jordania itu adalah kunci penaklukan Syria. Sekarang kita tunggu reaksi abangnya Yordania yaitu Amerika. Apakah Obama kembali menerjunkan pasukannya di Timur Tengah? Sementara yang saya tahu Amerika sedang dirundung masalah keuangan. Kabar-kabarnya cadangan emas mereka di Fort Knox itu udah habis. Jadinya itu memicu reaksi Negara-negara yang menyimpan emas mereka di Fort Knox itu untuk meminta emas yang mereka simpan itu dikembalikan. Terutama Jerman yang paling banyak nyimpen emas di Fort Knox. Dan tau gak kemana Amerika jual emas mereka? Ke China…

Makanya China sekarang petantang petenteng nantangin tetangganya di Laut China Selatan. Karena dia tau gak bakalan ada reaksi dari Amerika. Kalau saja Amerika bereaksi, maka mereka tinggal menyebarkan saja informasi kemana Amerika jual emas selama ini. Nah kalau sudah begitu tentu yang ngamuk bukan cuma Jerman tapi Negara lain yang kebetulan nyimpen emas ke mereka. Abis itu dolar juga gak ada harganya lagi selain kertas biasa. Karena orang udah gak percaya lagi sama dolar. Loh gimana mo percaya coba, uang dan surat-surat berharga lainnya itu kan di backup oleh cadangan emas. Lah kalau emasnya udah gak ada lagi trus mo back up pake apa?

Kalau kabar-kabari itu ternyata benar, justru itu makin menguatkan posisi ISIS untuk mewujudkan Kekhalifahan Islamiyah di dunia ini. Orang gak ada yang pegang dolar lagi. Amerika pun udah bangkrut. Belum tentu juga orang mau pegang Euro. Takut kejadiannya sama. Jadinya orang akan pegang Emas dan Perak. Bisa jadi kedepannya Emas dan Perak mencapai kejayaannya kembali

Wallahuallam Bissawab

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun