Mohon tunggu...
Andi Azhar
Andi Azhar Mohon Tunggu... Dosen -

Indonesian Scholar, Buruh Akademik. Selengkapnya di www.andiazhar.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Kamus [Serapan] Bahasa Sanskerta - Bahasa Indonesia

26 Januari 2014   09:32 Diperbarui: 4 April 2017   18:25 27464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Ia adalah bahasa yang sempurna yang digunakan oleh para dewa untuk berbicara

Beberapa waktu yang lalu, ketika saya mem-posting artikel mengenai serapan bahasa Belanda ke bahasa Indonesia, ada rekan mahasiswa Vietnam yang mengambil studi bahasa Indonesia di Ho Chi Minh City, meminta tolong untuk membuatkan sebuah artikel mengenai beberapa kata serapan dari bahasa sanskerta ke bahasa Indonesia guna sebagai tambahan materi dalam skripsi yang sedang dia kerjakan. Saya yang kebetulan senang membuat analisis bahasa, mencoba meramu dari berbagai sumber untuk menjawab permintaan rekan saya tersebut. Sedikit mukadimah untuk artikel ini, mungkin beberapa dari kita sudah tidak asing lagi dengan istilah sanskerta. Bahasa ini muncul dalam tradisi hindu di India. Bahasa ini merupakan salah satu bahasa Indo-Eropa yang paling tua yang sejarahnya termasuk cukup panjang. Bahasa sanskerta merupakan bahasa yang banyak digunakan dalam upacara-upacara keagamaan serta untuk syair-syair yang digunakan oleh para pujangga dalam karya-karyanya. Walaupun lahir dan dipergunakan di India, bahasa sanskerta pada perjalanannya juga sampai di Indonesia. Ini tidak terlepas dari sejarah Indonesia yang dimulai dari masuknya budaya Hindu dan Buddha. Walau bahasa ibu dari bahasa Indonesia adalah bahasa rumpun melayu, namun pengaruh sanskerta masih kerap ditemukan dalam bahasa Indonesia sehari-hari. Nah, berikut ini merupakan beberapa kata serapan dari bahasa sanskerta yang lazim digunakan dalam bahasa Indonesia. A adi (ādi): utama, pertama adicita (ādicitta) adikara (adhikara) adipati (ādipati): raja agung adiraja (ādirāja): raja utama Aditya (Āditya): (Dewa) Matahari agama (āgama): din; tradisi suci aji: mantra aja: hanya aksara (akṣara): huruf aksi (akṣi): mata, sesuatu yang dilihat alpa : teledor, kekurangan amerta (amṛta): ambrosia, nektar, air kehidupan ancala (acala): gunung aneka : macam-macam angka : bilangan angkara : murka angkasa (ākāśa): langit angsa (haṃśa): sowang angsoka (aśoka): sejenis pohon aniaya (anyāya): siksa anitya: ketidakkekalan antara (antara): lain antariksa (antarikṣa): luar angkasa anugerah (anugraha): pemberian arca (arcā): patung ardi (ardi): gunung Arya : bangsawan, orang India Utara asa : jiwa (dalam frasa "putus asa") asmara (smara): cinta asrama (āśrama): tempat padepokan asta (aṣṭa): delapan astana (āsthāna): tempat pemakaman raja dan kerabatnya. Lihat pula istana. Atharwaweda (atharvaveda): salah satu dari empat kitab Weda atma (ātmā atau ātma): jiwa atmaja (ātmaja atau ātmajā): anak Awatara (avatāra): penjelmaan, penampakan Dewa di dunia. B baca (vaca): mengartikan tulisan bada (vāda): bicara bagai (bhāga): mirip bagi (bhāgī): bagian (bhāgya): bahagian (bhāgya): bahagia (bhāgya) : sukacita bahasa (bhāṣa): logat bahaya (bhaya): sesuatu yang mengancam bahna (bhāna): karena bahtera (vahitra): kapal bahu (bāhu): lengan bahureksa (bāhurakṣa): hiasan tangan baiduri (vaidūrya): opal bakti (bhakti): hormat, loyal bala (bala): tentara banaspati (vanaspati): pohon besar bangsa (vaṃśa): rakyat bangsawan bangsi (vaṃśi): peluit bareksa (vṛkṣa): pohon basmi (dari frasa bhasmī bhūta): musnah Batara (bhaṭāra): Dewa Batari (bhaṭārī): Dewi bausastra (bahuśāstra): kamus baya (vayas): usia bayangkara (bhayaṃkara): penjaga bayu (vāyu): angin bea (vyaya): ongkos biaya (vyaya) beda (bheda): diferensi beza (Malaysia) bedama begawan (bhagavān): orang suci bejana (bhājana): tempat menampung belantara (vanāntara): hutan bencana (vāñcana): malapetaka benda (bhāṇḍa): obyek bendahara (bhāṇḍāgāra): penjaga uang berhala (bhaṭāra): bentuk Tuhan berhana berita (vṛtta): biara (vihāra): tempat kaum rohaniawan biarawan biarawati bicara (vicāra): omong bidadari (vidyādharī): makhluk sorgawi biji (bijā): isi buah biksu (bhikṣu): seorang rohaniawan Buddha biksuni binasa (vināśa): hancur birahi (virahin): ingin bercinta bisa (1) (viṣa): racun bisa (2) (viṣa): boleh brahma (brāhma) brahmana brahmani brahmi brata (brata): tapa buana (bhuvana): dunia budaya (buddhaya): berhubungan dengan akal, adab Buddha (buddha): seseorang yang telah sadar budi (buddhi): akal bujangga (bhujaṅga): ilmuwan. Lihat pula pujangga bukti (bhukti): bulu roma bumantara (byomāntara): langit bumi (bhūmi): planet ketiga dalam tatasurya, tanah bumiputera (bhūmiputra): pribumi bupala (bhūpāla): raja bupati (bhūpati): raja busana (bhūṣaṇa): pakaian bagus buta (bhūta): raksasa butala (bhūtala): bumi butayadnya (bhūtayajña): persembahan atau kurban kepada buta C cabai (cavi): lombok cahaya (chāya): sinar cakrabuana (cakrabhūvana): cakra (cakra): roda cakram (cakram): diskus cakrawala (cakravāla): ufuk, horison candala (caṇḍāla): orang buangan; dari kasta terendah; paria cendala candi (caṇḍi): gedung peninggalan Hindu-Buddha kuna candra (candra): bulan (satelit bumi) candramawa candrasa candrasengkala cara (ācāra): kelakuan caraka (caraka): duta catur (1) : sebuah permainan papan caturangga syatranji catur (2): empat cedera (chidra): luka cela (chala): cacat celaka (chalaka): musibah cempaka (campaka): nama sebuah bunga (Michelia Champaka) cendana (candana): nama sebuah tumbuhan cendekia cendekiawan cendera cendrawasih (candra + vāsi): nama burung di Papua cengkerama (caṅkrama): bersantai cerita (carita): kisah ceritera (caritra): kisah cerna cinta (cintā): kasih cintamani cita (citta): pikiran cipta : inovasi citra (citra): gambar cuci (śuci): membersihkan cuka (cukra): bahan pengasam cula (cūlā atau cūḍā): tanduk curiga (churikā): mendakwa contdro (condro): bulan D dadih : air susu sapi, kerbau, dsb. yang pekat yang kental dahaga : haus, perlawanan terhadap pemerintah daksina : selatan dana : uang dasa (daśa): sepuluh dasawarsa (daśawarṣa): dekade, sepuluh tahun delima : tumbuhan Punica Granatum denda (daṇḍa): hukuman dendam (daṇḍa mungkin dari bahasa Tamil): rasa ingin membalas sesuatu yang dialami derita (dhṛta): kesengsaraan desa (deśa): daerah non-urban; daerah administratif terkecil Dewa : Tuhan Dewata : sifat kedewaan Dewi : dewa perempuan Dewayadnya (dewayajña): persembahan atau kurban kepada para Dewata dalam agama Hindu dewadaru : kenikir dewangga : kain yang bergambar indah dewasa : akil balig dharma (dharma): kewajiban dan sebagainya darma : kewajiban derma : sumbangan dirgantara (digantara): langit dirgahayu (dīrghāyuṣa): panjang umur dosa (doṣa): kesalahan duli : kehormatan terhadap raja dupa : kemenyan yang apabila dibakar berbau harum dusta : tidak benar duta (dūta): wakil, caraka dwi : dua E eka : satu ekabahasa (eka + bhāṣā): monolingual ekamatra ekasila embara (digambara): berkelana erti (artha): arti, makna G gada gaharu gajah (gaja): suatu hewan besar gala galuh ganda gandapura gandaria gandarusa gandasturi gandasuli gandarwa gandewa (gaṇḍīva): busur, terutama busur sang Arjuna gandola gandi Gangga (gaṅgā): sungai di India dan personifikasinya sebagai Dewi Gangga gangsa gapura garba Garuda (garuḍa): burung mitologis, wahana Dewa Wisnu gatra baris gaya gembala genta gergaji gergasi gerhana giri (giri): gunung gita tembang goni graha (gṛha): rumah, gedung griya: di Bali rumah keluarga brahmana grahita gua gula : pemanis gulana (glāna): rasa gundah gulma guna (guṇa): manfaat gunawan (guṇa + sufiks vant) gurindam pantun yang terdiri dari dua baris,baris pertama sampiran dan baris kedua isi guru (guru): pengajar gustituhan H harsa (harṣa): sukacita harta (artha): uang, kekayaan material hasta : tangan hatta (ātha): syahdan, maka (kata penghubung) hima : kabut (harafiah salju) Himalaya (himâlaya): nama pegunungan di India, secara harafiah artinya "tempat salju" hina : rendah I idam indera indria inggu intisari irama (virama): ritma istana (āsthāna): tempat tinggal raja. Lihat astana istimewa (āstām eva): khusus istri (strī): mitra pernikahan wanita J jaga (jagarti tapi dalam bahasa Prakerta jaga): bangun jagat (jagat): dunia jagat raya (dari jagattraya: "tiga dunia"): alam semesta jaksa (adhyakṣa): sang penuntut dalam mahkamah pengadilan jala (jala): jaring untuk menangkap ikan jambu (jambu): semacam pohon dan buahnya japa (japa): mantra jampi (japa) jana: manusia janda (raṇḍa): seorang wanita yang tidak memiliki suami jantera (yantra): alat yang berputar, roda jasa (yaśa): perbuatan terpuji jati (jāti): sejenis pohon jatmika (adhyātmika): hormat jaya : menang jebad jeladri jelata (janatā): rakyat jelita (lalita): cantik jelma (janma): orang jempana (jampana): pelangkin jenggala (jaṅgala): gurun jenitri (gaṇitrikā): sejenis pohon dan buahnya (elaecorpus ganitrus) jiwa (jīva): roh juita (jīvita): manis jumantara (vyomāntara): langit juta (ayuta): 1.000.000 jutawan : sangat kaya K kabupaten (dari kata bhūpati): wilayah pemerintahan seorang bupati kakawin (dari kata kāvya): sebuah sajak dalam metrum India kala (kāla): waktu kalpataru (kalpataru): pohon kehidupan, pohon kelimpahan kama (kāma): cinta Kamajaya (Kāmajaya): nama lain Dewa Smara atau Dewa Cinta kanji kapas (karpāsa): sejenis bahan karena (kāraṇa): sebab karma (karma): hasil karna (karṇa): telinga karunia (kāruṇya): anugerah karya (karya): buatan kata (katha): satuan kalimat kawi (kāvya): penyair kecapi (kacchapī): alat musik petik keling (Kaliṅga): India bagian selatan keluarga (kulavarga): famili kemala kendala kendi (kuṇḍi atau kuṇḍikā): bejana air kenya (kanyā): gadis kepala (kapāla): bagian tubuh yang teratas keranda kerja (karya): sesuatu yang diperbuat kesatria (kṣatriya): lihat ksatria kesturi (kastūrikā): jebat, musang kesumba ketika kirana (kiraṇa): sinar kokila : sejenis burung kota (kuṭa): benteng, wilayah urban koti (koṭi): 100.000 krama : cara, aturan kresnapaksa (kṛṣṇapakṣa): paruh gelap bulan krida (krīḍā): tindakan terpuji ksatria (kṣatriya): kasta kedua, bangsawan, seorang laskar kuasa (dari kata waśa): kulasentana (kulasantāna): suku kulawangsa (kulavaṃśa): klan kunarpa : mayat, bangkai kunci (kuñcikā): menutup kunta kusa kusta kusuma (kuṣuma): bunga L laba (labha): untung lagu (laghu): nyanyian laksa (lakṣa): 10.000 laksana (lakṣaṇa) lengkara lingga (liŋga) logam loka lokakarya lokananta lokapala lintas M madia (madya): tengah madya madu (madhu): cairan manis produk lebah madukara maha (mahā): besar Maharaja (mahārāja): Kaisar mahkota makara mala malapetaka manah mandala mangsa mangsi manik manikam mantra mantri manusayadnya manusia mara marabahaya marga margasatwa masa materai matra maya :Semu mayapada :bumi mega (megha): awan melati menteri mercapada merdeka :kebebasan mahardika merdu merica merpati mesra mesti mestika mina : ikan mintuna mitra :Teman,rekan moksa (mokṣa): kelepasan dari sengsara muda (mūḍha): tidak tua muka mula mustika mutiara N nada naga nama (nāma): sebutan atau panggilan nara narapati narapidana nata nawa (sembilan) negara negeri neraca neraka (naraka): netra (netra): mata nila nirmala nirwana (nirvana): stadium kelepasan jiwa niscaya niskala nista P pada padma padmi padam patma fatma pahala paksa paksi (pakṣi): burung peksi paksina pala panca (pañca): lima pancaka pancasila (1) (pañcaśīla): lima kaidah falsafah Buddhis Pancasila (2) (pañcaśīla): ideologi negara Indonesia Pancatantra (pañcatantra): sebuah karya sastra dari India Kuna pandai pandita panitia papa para parameswara parameswari parisada parwa pasca (paścat): setelah pataka patera patih pawaka: api pawana payudara (payodhara): buah dada wanita pedanda pedati pekerti pendapa pendeta penjara perada perbawa percaya (pratyaya) perdana peribahasa peristiwa perkara permaisuri permata persada pertama pertiwi perwara petaka pidana pitayadnya prabu prahara prakarsa prakarya prakata prameswari pramugara pramugari pramuria:wanita nakal pramuwisata:pemandu wisata pranala (praṇāla): pautan atau tautan di internet pranata prasangka prasarana prasasti prasetya prawacana pria pribumi:penduduk asli puasa puja pujangga :penyair puji punggawaprajurit pura purba purbakala puri purnama purwa purwarupa: prototipe pusaka puspa puspadanta puspita pustaka putra putri R raga rahasia raja rajaberana rajah rajalela rajawali raksa raksasa raksasi ramai rasa rasa rasi rata ratna reca rela remaja rencana renjana resi restu Rgweda: kitab suci umat Hindu rona rupa Rupiah (rūpya): mata uang Indonesia S sabda (sabda): kata, firman sad (ṣaḍ): enam sadaya sahaja (sahaja): sederhana sahaya (sahāya): hamba saka sakala saksi (sakṣi) sakti (śakti): kekuatan supranatural sama samapta samsara (saṃsāra): lahir kembali di dunia, lihat pula sengsara samudra (samudra): laut besar sandi sandiwara sanggama (saṃgama): hubungan seksual sanggamara sangka sangka sangkala sangsi Sanskerta (saṃskṛta): bahasa yang sempurna santri (śāstri): seorang pelajar agama Islam, biasa tinggal di sebuah asrama pesantren santi santika sapta (tujuh) saptadarma saptamarga sarana sari sari saripati sarira sarjana (sajjana): seorang akademikus sasakala sasian sastra satria satru satwa satyalancana satyawacana saudara sayembara (svayambara): kontes seba sederhana (sārdhāna): simpel sedia sediakala sedianya segala segara sejahtera selesma selira seloka (śloka): larik puisi semadi semboyan sementara sempurna semua senantiasa senapati sendawa sendi (sandhi): penghubung sengketa sengsara (saṃsāra): keadaan derita. Lihat pula samsara senjata (sajjita): alat perang sentosa serati seraya serba seribumi serigala sesira setanggi seteru (śatru): musuh setia (satya): loyal siksa sila (śīla): asas singa (siṃha): semacam kucing raksasa singgasana (siṃhâsana): takhta sisa siswa (siṣya): murid sorga (svarga) sri sridanta srikaya stupa su- (su): baik suami suara (svara): bunyi suasana suci (śuci): keramat sudah (suddha): telah sudamala sudara sudi sudra suka sukarela suklapaksa sukma sula sunyata sunyi suralaya surya suryakanta susila sutra sutradara swa- swakarsa swakarya swapraja swasembada swatantra swasta T tabik tabe tabil tala tani tantra taru taruna tata tata acara tata surya tata bahasa tata busana tata cara tata guna tata krama tata laksana tata nama tata negara tega (tyaga): tidak perduli teja telaga tembaga tentara tepaslira terka tetapi tirta (tirta): air tri (tri): tiga trimatra trimurti trisna trisula (trisula): Tiga ujung. Senjata (semacam tombak) dengan tiga mata yang tajam. triwikrama tuna : Kehilangan (tadinya memiliki menjadi tidak) / tidak memiliki. tuna netra - buta tuna rungu - tuli tuna wicara - bisu tuna daksa - tidak memiliki tangan dan/atau kaki tuna laras - kelainan perilaku tuna grahita - kelainan mental tuna wisma - tidak memiliki rumah tuna karya - pengangguran Tidak memiliki pekerjaan. tuna aksara - buta huruf tuna susila - tindakan amoral U udara (udara): zat di atmosfer bumi umpama: lihat upama unta (uṣṭra): sejenis hewan yang hidup di gurun pasir upacara upaduta upah upama: contoh upaya (upāya): daya, siasat upeti (utpatti): sesuatu yang harus diberikan kepada pembesar, semacam pajak urna usaha (utsaha) usia (yuṣa): umur utama (uttama): paling unggul utara (uttara): mata angin yang arahnya sebelah kiri terbitnya matahari V vihara (vihāra): rumah ibadah kaum Buddhis W wacana (vacana) wahana (vāhana): medium, kendaraan waisak waisya walimana (vimāna): burung mitis waluh -wan (-vant): sebuah imbuhan sufiks yang menyatakan pelaku pria -wati (-vatī): sebuah imbuhan sufiks yang menyatakan pelaku wanita wana: hutan wanara (vaṇara): kera wangsa (vaṃśa): dinasti wanita : perempuan (terhormat) waranggana warga : kaum warna (varṇa): kelir warsa (varṣa): tahun warta (vṛtta): berita warta berita wartawan : jurnalis waruna waspada wati weda : kitab suci wedana werda wesak wibawa wibawa wicara widara widya : pengetahuan, ilmu atau pembelajaran widyakarya widyawisata wihara wijaya wiku wimana windu wira wiracarita : epos wirama wiraswasta wirawan wisata wisatawan wisaya wisma : rumah wisuda wiwaha (vivāha): pernikahan besar wiyaga : burung wiyatabhakti wredatama Y Yajurweda (yajurveda): salah satu dari kitab Catur Weda yantra (yantra): alat. Lihat pula jentera yayasan (berdasarkan yaśa): lembaga. Lihat pula jasa. yoga (yoga): bentuk tapa-samadi yogi (yogin): seseorang yang beryoga yoni (yoni): rahim, vagina, alas lingga yogya (yogya): sesuai tatakrama yojana (yojana): ukuran, jarak kurang lebih 15 kilometer yuda (yuddha): perang Dilihat dari cara penyerapannya, sebenarnya ada 4 cara yang digunakan dalam penyerapan bahasa sanskerta ke dalam bahasa Indonesia. Keempat cara tersebut yaitu : 1. Penyerapan langsung bentuk transkripsi ortografis maupun makna leksikalnya Bahasa Sanskerta Bahasa Indonesia Makna Leksikal āgama agama bentuk kepercayaan kepada Tuhan, dewa, dengan ajaran peribadatan dan kewajiban lain aneka aneka beragam-ragam, berjenis-jenis ãntara antara jarak, selang di tengah dua benda Brahma Brahma nama dewa pencipta alam semesta dalam kepercayaan Hindu brahmana brahmana golongan kasta tertinggi dalam masyarakat Hindu citra citra gambaran pribadi seseorang, organisasi, perusahaan, dll. dosa dosa perbuatan melanggar larangan Tuhan dusta dusta perkataan bohong garuda garuda sebangsa elang besar dan perkasa guru guru orang yang pekerjaannya mengajar 2. Penyerapan langsung bentuk transkripsi ortografis, tetapi maknanya berubah Bahasa Sanskerta Bahasa Indonesia Kata Makna Kata Makna alpa tak berarti, tak penting alpa lupa, lalai, lengah candi nama lain Dewi Durga (istri Dewa Shiwa) candi bangunan kuno dari batu tempat pemujaan, penyimpanan abu jenazah raja dan pendeta cintã pikiran, perhatian cinta 1 senang sekali; 2 terpikat (lelaki-perempuan) dahaga terbakar, panas dahaga haus, ingin minum guna pandai guna manfaat, faedah keranda keranjang/peti dari bambu keranda peti mati; usungan mayat para lain para kata yang menyatakan plural rãga nafsu, gairah, cinta raga tubuh, badan, upacara 1 pelayanan; 2 cara berkata upacara 1 peralatan menurut adat; 2 pelantikan, perayaan peristiwa penting upaya 1 kedatangan; 2 siasat upaya usaha, ikhtiar 3. Penyerapan dengan perubahan bentuk transkripsi ortografis tanpa mengubah maknanya Bahasa Sanskerta Bahasa Indonesia Makna ãkãça angkasa langit, awang-awang smara asmara cinta, kasih sayang bhãgya bahagia keadaan senang, beruntung, tenteram vãyu bayu angin vinãça binasa hancur lebur, musnah, rusak sama seklai gopala gembala pemelihara binatang ternak virama irama naik turunnya lagu secara teratur; ritme manusya manusia orang, insan naraka neraka alam akhirat tempat manusia berdosa dihukum niyata nyata jelas sekali, terang, terbukti prastawa peristiwa kejadian, perkara, hal viçastavan wisatawan orang yang bertamasya, turis vavi babi binatang babi 4. Penyerapan dengan perubahan bentuk transkripsi ortografis sekaligus makna kata-kata yang diserap. Bahasa Sanskerta Bahasa Indonesia Kata Makna Kata Makna vacas percakapan, suara, kata baca membaca, mengeja, melafalkan tulisan vaidŭrya yang utama di antara sejenisnya baiduri permata berwarna dan beragam churikã pisau curiga prasangka, sangsi, syak mantrin penasihat raja mantri 1 jabatan untuk keahlian khusus; 2 juru rawat kepala, pembantu dokter maharddhika 1 berbudi bijaksana; 2 orang suci merdeka 1 bebas; 2 lepas dari tuntutan; 3 tidak terikat samgama kebersamaan, pertemuan sanggama bersetubuh sajjana orang baik dan jujur sarjana 1 gelar lulusan S1; 2 ahli ilmu pengetahuan çastra 1 pengetahuan; 2 buku teks sastra karya tulis imajinatif berbentuk puisi, prosa liris, prosa, drama tapas panas tapa penyempurnaan jiwa untuk memperoleh kesucian, kesaktian dengan jalan mengasingkan diri vanita yang dihasrati wanita perempuan dewasa Itu adalah beberapa kosakata dalam bahasa Indonesia yang sebenarnya merupakan serapan dari bahasa sanskerta. Pertanyaannya kemudian mengapa bahasa Indonesia memiliki banyak sekali kosakata serapan dari bahasa-bahasa asing? Jawaban paling rasional yang bisa dikemukakan adalah sebagai akibat proses sejarah yang telah dilalui. Namun satu hal yang perlu diingat bahwa walaupun saat ini bahasa Indonesia "terancam" karena serangan bahasa asing, kita bisa sudah pernah melalui zaman seperti yang terjadi saat ini. Ratusan tahun Indonesia (yang dulu namanya nusantara) sudah bergerak beriringan dengan serbuan bahasa-bahasa asing tersebut hingga akhirnya bisa menjadi kosakata nusantara. Bagi kita yang muda, ada tanggungjawab besar untuk kemudian membentengi budaya serta bahasa Indonesia agar tidak tergerus zaman hingga bisa dilestarikan supaya anak cucu kita bisa mengenal bahasa dan budaya nenek moyang mereka sendiri. dR. * Referensi bacaan : 1 dan 2 ** Sumber gambar : sini

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun