Jemari yang kelu
Kebingungan mencari kata untuk sebuah puisi
Berjuta kata itu sembunyi
Entah di mana
Mungkin mereka gundah
Tak mau terpampang di puisi yang tak indah
Jejari itu tetap saja mencari
Di antara serpih-serpih kata yang masih tersisa
Tanpa lelah
Tanpa henti
Hingga hinggaplah kesal itu
Hingga bersambang marah itu
Mengapa bebal rasa jiwa ini tak juga terkalah
Namun janji tlah diikrarkan
Di lubuk dada yang paling dalam
Yang tak mudah disurutkan
Yang tak boleh diingkari
Walau sejari
Bahwa sepenggal puisi
harus terlahir sepenuh diri
Tak mengapa hanya kata yang terpecundang
Tak mengapa tanpa rasa yang indah menggelora
Sudah cukup rangkaian ini
Puisi yang tak indah