Awas Tren Pertumbuhan Negatif Ritel di 2018

Perlu dicatat bahwa pada APBN 2018 target pajak dinaikkan menjadi 1600 triliun dari 1400an di tahun ini, dari Tempo, https://bisnis.tempo.co/read/news/2017/08/18/087900966/rapbn-2018-target-penerimaan-pajak-dinilai-terlalu-berat

maka saya membuat proyeksi berdasar tren yang ada dari grafik ritel BI yang rilis bulanan, dengan tekanan likuiditas yang sama dengan tren 2017 dan dengan kenaikan target pajak tersebut maka model yang saya buat ini merupakan minimal impact terhadap sektor ritel di 2018. Mungkin  dengan sederhana saya katakan bahwa ritel akan keluar dari pertumbuhan positifnya. Dan hasilnya sangat mengkhawatirkan, karena pada 2018 proyeksi yang ada mendapati pertumbuhan yang ada adalah semua bermuara pada persentase negatif, hal tersebut dapat dilihat dalam grafis olahan ini(sumber: survei ritel BI Juni)

riteldata1-5999aeed2a58235a911a9252.png

Dengan adanya tren pertumbuhan negatif yang terlihat pada grafik olahan yang ada maka kedepan sektor ritel akan mendapat pukulan yang paling berat dari penurunan daya beli yang ada akibat tekanan pajak, termasuk kenaikan PBB pada bulan depan akan lebih memberikan pukulan pada pelaku ritel dan secara garis besar manufaktur dan ekses peningkatan NPL di kedua sektor tersebut. Untuk melihat apa yang kemungkinan ke depan dihadapi oleh Indonesia melalui review siklus tren makro ekonomi dapat dilihat dihttp://www.kompasiana.com/altitudeextreme/59946cefaf2f646813168a22/masuk-siklus-terakhir-ekonomi-saya-tantang-jokowi-utang-5000-triliun

Dengan berat hati saya katakan SELAMAT JALAN RITEL, SEMOGA ARWAHMU TENANG DI 2018.