Mohon tunggu...
Widyanarto Wibowo
Widyanarto Wibowo Mohon Tunggu... Gigolo -

Saya menyukai forensik data makroekonomi, spekulan mata uang, belajar banyak dari manajer investasi lulusan MIT, para bankir Goldman Sachs NY, turing motor, dan penyuka parfum Armani. Saya ingin menjelaskan tren makroekonomi dengan data historis serta bahasa yang sederhana dan semoga mudah dipahami pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Money

Jika dalam Rupiah Maka Rasio Utang dengan PDB Telah Mencapai 200%

16 Agustus 2017   21:35 Diperbarui: 17 Agustus 2017   05:22 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut data SULNI BI terbaru,  tercatat utang total pada 2012 sejumlah 252 M USD kala itu kurs berkisar 9000an, dengan PDB 920 M USD rasio di 27% dari PDB dengan kurs yang ada total utang berarti 2,282 Triliun, sedang saat ini tercatat total utang hingga Juli 2017, sebesar 335 M USD kurs telah berada di level 13.000an atau tercatat 4,355 Triliun dengan rasio di 33% , sedang PDB tercatat 982 M USD. 

Inilah dimana rasio utang dengan PDB terkesan absurd karena total utang sebenarnya telah membengkak sebesar 2,073 Triliun untuk menumbuhkan ekonomi sebesar 62 M USD atau sebanyak 806 Triliun yaitu diambil dari selisih PDB dari 920 M USD di tahun 2012 dengan PDB terakhir di angka 982 M USD dan kurs yang telah melemah dari 9000 ke 13.000 atau 40%. Lihat grafik dari SULNI terbaru

bti2008010-5994569e11962638ee239342.png
bti2008010-5994569e11962638ee239342.png
Jadi menurut pelemahan kurs yang ada menurut saya rasio telah melebihi pertumbuhan yang ada  dan tergolong fantastis lebih dari 200% debt to gdp ratio dalam Rupiah!, dan saya lebih yakin hitungan inilah yang masuk akal,dan pemerintah bahkan seolah mengamini di APBN 2018http://ekonomi.kompas.com/read/2016/06/10/155911126/asumsi.nilai.tukar.rupiah.rp.13.500.per.dollar.as.dalam.apbn-p.ini.penjelasan.bi karena itulah juga Rupiah musykil menguat kembali dan beban utang inilah yang kedepan akan lebih menurunkan pertumbuhan ekonomi, saya bahkan membuat model likuiditas menunjukkan bahwa hal itulah yang menekan pertumbuhan sektor riil belakangan inihttp://www.kompasiana.com/altitudeextreme/5990775cfcf681027b04b122/semakin-besar-utang-semakin-besar-potensi-krisis. Kesimpulannya, jika debt to gdp ratio memakai USD tidaklah mencerminkan keadaan sesungguhnya beban likuiditas dalam mata uang rupiah maka rasio yang masuk akal adalah memakai mata uang Rupiah, dan juga dengan menghitung selisih pelemahan kurs.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun