Mohon tunggu...
Abdul Latip
Abdul Latip Mohon Tunggu... Dosen - Pembelajar

Belajar sepanjang Hayat | Lecture | alatip0212@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

"Clean Education", Sederhana tapi Bermakna

14 September 2018   13:53 Diperbarui: 14 September 2018   19:12 1790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : pendidik.com.my

Hari ini mungkin kita menjumpai hampir di semua Sekolah yang ada di sekitar kita sudah memiliki pegawai cleaning service yang setiap hari membersihkan dan membereskan semua ruangan di penjuru Sekolah, tak terkecuali ruang kelas yang digunakan oleh para siswa untuk belajar.

Para siswa hampir di berbagai Sekolah tinggal menggunakan kelas yang sudah bersih dan tertata rapih, mereka tidak lagi ikut campur tangan untuk membersihkan dan membereskan kelas yang mereka gunakan sehari-hari untuk kegiatan belajar.

Namun di sebagian Sekolah pun masih ada yang menerapkan piket harian atau clean education untuk membersihkan dan membereskan ruang kelas yang mereka gunakan untuk belajar. Lalu sebenarnya apa urgensi dari Clean Education (piket harian) tersebut? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari sejenak mempelajari Clean Education yang diterapkan di Jepang.

Belajar O-soji dari Negeri Sakura

O-soji merupakan aktivitas yang dilakukan oleh para siswa untuk membereskan dan membersihkan seluruh sudut ruangan di Sekolah. Kegiatan ini merupakan program Sekolah yang ada di Jepang, program ini berlaku baik untuk sekolah negeri maupun sekolah swasta dari jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah atas.

Kegiatan O-soji dilakukan setiap hari pasca para siswa istirahat makan siang. Setiap siswa di Jepang diwajibkan membawa lap dan peralatan kebersihan dari rumah masing-masing.

Secara teknis pelaksanaan O-soji ditandai dengan bunyi bel yang memberikan informasi kepada seluruh siswa untuk memulai aktivitas kebersihannya. Para siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kebersihan, kelompok tersebut terdiri dari anak dengan jenjang kelas rendah dan anak dengan jenjang kelas atas.

Sejumlah siswa di Jepang sedang melaksanakan kegiatan bersih-bersih kelas (sumber : vemale.com)
Sejumlah siswa di Jepang sedang melaksanakan kegiatan bersih-bersih kelas (sumber : vemale.com)
Setiap kelompok memiliki kewajiban membersihkan area yang sudah ditentukan kecuali ruang guru dan ruang kepala sekolah. Semua area mulai dari ruang kelas, ruang perpustakaan, koridor, toilet, lapangan aula, sampai lapangan indoor dibersihkan setiap hari oleh para siswa.

Semua aktivitas kebersihan ini dilakukan oleh para siswa dengan penuh suka cita dan kebersamaan. Ketika ada kelompok sudah melaksanakan tugas kebersihannya, maka kelompok tersebut akan disupervisi oleh siswa lain yang sudah ditunjuk.

Siswa yang bertugas sebagai supervisor akan memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa yang membersihkan, pertanyaan yang diajukan seputar area mana saja yang sudah dibersihkan dan kendala yang dihadapi ketika membersihkan area tersebut.

Ketika seluruh siswa sudah selesai melakukan kegiatan bersih-bersih dan di supervisi siswa lainnya, semua siswa membereskan kembali alat-alat kebersihan yang sudah digunakan. Para siswa menyimpan alat-alat kebersihan tersebut pada tempat yang seharusnya dan membawa kembali alat kebersihan yang memang di bawa dari rumah.

Kegiatan O-soji ini dilakukan setiap hari oleh para siswa sebagai bentuk pembiasaan yang akhirnya menjadi budaya dan diterapkan tidak hanya ketika di Sekolah saja, namun juga diterapkan ketika para siswa di luar Sekolah

Pelaksanaan O-soji ini sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter orang-orang Jepang sehingga Jepang terkenal sebagai negara yang bersih.

Kegiatan O-soji yang dilaksanakan di Sekolah, tidak hanya menumbuhkan rasa cinta dan kepemilikan Sekolah, namun juga bisa memberikan pelajaran kepada para siswa bahwa kegiatan bersih-bersih tersebut membutuhkan energi yang tidak sedikit.

Hal tersebut dimaksudkan agar para siswa menghargai para pekerja kebersihan di lingkungannya dan tidak mudah melakukan perbuatan yang mengotori lingkungan, seperti buang sampah sembarangan.

Bagaimana Clean Education (Piket Harian) di Indonesia?

Piket harian masih banyak dilaksanakan di Sekolah di Indonesia mulai SD sampai SMA, namun secara pelaksanaannya tidak sepenuhnya siswa yang melaksnakan bersih-bersih kelas tetapi sudah membebankan kebersihan kelas kepada pekerja cleaning service. Bahkan di beberapa sekolah di Indonesia, piket harian sudah dihapuskan. Kebersihan dan kerapihan sekolah diserahkan sepenuhnya kepada pekerja kebersihan yang disediakan oleh Sekolah.

Kondisi tersebut membuat siswa tidak memiliki rasa kecintaan dan rasa memiliki kelasnya, akibatnya masih sering dijumpai sampah berserakan di berbagai sudut kelas termasuk di bawah meja. Bahkan tidak jarang ditemukan juga bekas permen karet yang sudah selesai dikunyah dan menempel pada bagian meja.

Dalam beberapa kesempatan, siswa pun meninggalkan kelas setelah selesai pembelajaran dengan keadaan yang berserakan, para siswa beranggapan nanti juga kelasnya akan dibersihkan dan dibereskan oleh petugas kebersihan yang ada di Sekolah.

Mulai hilangnya kebiasaan piket harian di beberapa Sekolah merupakan sebuah kemunduran untuk pendidikan dan pembinaan karakter para siswa. Siswa akan dimanjakan dengan tidak ikut campur dalam kegiatan membersihkan kelas dan rasa cinta lingkungan pun akan sulit terbangun karena tidak terbiasa menjaga kebersihan kelas.

Clean Education (Piket harian) sejatinya menjadi merupakan langkah awal untuk menanamkan kecintaan akan kebersihan, sikap ini akan menjadi bekal dan modal untuk menghadapai persoalan lingkungan yang mungkin terjadi dalam kehidupannya.

Jika di kelas sudah terbiasa menjaga kebersihan dan menyimpan sampah pada tempatnya, maka sikap itu akan terbawa pada keseharian siswa baik ketika di rumah maupun di lingkungan.

Salam,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun