Mohon tunggu...
Alan Budiman
Alan Budiman Mohon Tunggu... profesional -

Pemilik akun ini pindah dan merintis web baru seword.com Semua tulisan terbaru nanti akan diposting di sana. Tidak akan ada postingan baru di akun ini setelah 18 November 2015.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Para Pejuang Lingkungan

10 Juli 2012   01:24 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:07 1105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selasa, 3 July 2012 saya menghadiri acara sarasehan penerima kalpataru se Jawa Timur di Hotel Utami Sumenep Madura. Acara ini merupakan salah satu rangkaian hari peringatan lingkungan hidup (HLH) selain sarasehan sekolah penerima adiwiyata, pameran go green oleh siswa-siswi SMA/SMK se Jawa Timur. acara sarasehan penerima kalpataru ini berlangsung sangat fantastis dan terdapat berbagai warna cerita para pejuang lingkungan hidup. Mulai dari yang nonprofit sampai yang business oriented. Acara dimulai tepat pukul 13:00 WIB diawali dengan dua presenter yang pada 5 juni 2012 menerima kalpataru dari presiden RI yaitu bapak Ali Mansur, S.Ag dari Tuban dan bapak Hariyanto dari Pasuruan.

Ali Mansur, S.Ag. Beliau mendapat penghargaan kalpataru karena kegiatanya yang tekun melakukan konservasi lahan kritis pada kawasan pesisir/pantai sepanjang kurang lebih 65km, pembibitan dan penanaman mangrove, mendirikan mangrove centre lengkap dengan laboratorium alam, balai pertemuan,mushola, green house, camping ground, guest house dan taman baca dengan rincian luas wilayah sebagai berikut: hutan mangrove 212 hektar, hutan mangrove cemara 156 hektar, keanekaragaman hayati 26 hektar dan pusat pendidikan 16 hektar.

Beliau juga merintis 34 kelompok tani wilayah pesisir dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia, dan juga melakukan penyuluhan serta pelatihan pengenalan lingkungan kepada masyarakat, siswa dan mahasiswa melalui forum peduli lingkungan pesisir pantai tuban jawa timur.

Sementara bapak Hariyanto, mendapat kalpataru karena kegiatan koperasi peternakan sapi perah (KPSP) “setia kawan” dengan pengurus koperasi 5 orang, jumlah perwakilan 62 orang dan jumlah karyawan sebanyak 202 orang. Beliau mengembangkan biogas (saat ini berjumlah 932 unit) dengan memanfaatkan kotoran ternak sapi yang saat ini berjumlah 17.624 ekor dan menghasilkan susu mencapai 72.000 liter perhari. Melakukan penyuluhan secara rutin kepada masyarakat dengan pengembangan rumput untuk ketersedian pakan ternak. Beliau juga melakukan inovasi dari buangan reactor biogas yang dimanfaatkan untuk bahan pupuk organic guna mendukung pertanian ramah lingkungan. Dan yang terakhir mendirikan pusat pelatihan peternakan sapi perah dan pengelolaan lingkungan sekar sari setia kawan, peserta pelatihan sampai saat ini mencapai 9.000 orang.

Tipe biogas yang dikembangkan terbagi dua, yaitu plastic dan kubah. Untuk tipe plastic dikembangkan untuk rumah tangga dengan 1 atau 2 sapi guna memenuhi kebutuhan energy 1 rumah tangga. Sementara tipe kubah dikembangkan untuk rumah tangga dengan minimal 2 sapi untuk memenuhi kebutuhan 2 sampai 3 rumah tangga.

Dari segi ekonomi, kedua penerima kalpataru ini secara tidak langsung sudah menciptakan lapangan kerja dan peluang peningkatan pendapatan. Sementara dari sisi social, beliau berdua sudah membuat maha karya untuk lingkungan yang lebih nyaman dan aman.  Bapak Ali Mansur berbagi pengetahuan dan mengajak masyarakat setempat untuk mengenal dan lebih memelihara lingkungan sementara bapak hariyanto menyelamatkan atau setidaknya mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap minyak tanah dan LPG, disamping itu beliau juga menegaskan bahwa biogas lebih aman berbanding LPG. Dan yang terakhir dari sisi lingkungan hidup, beliau berdua secara tidak langsung sudah meminimalisir kemungkinan terjadinya bencana alam.

Diluar pengabdian beliau berdua terhadap lingkungan yang sangat mengagumkan, ada sisi menarik yang mungkin mampu membuat pendengarnya terharu. Yaitu berkenaan dengan jumlah penghasilan, ketika ditanya soal penghasilan, keduanya seakan sepakat untuk tidak membeberkan dan lebih merendah. Bapak Ali Mansur menjawab “dana yang saya dapatkan bisa dibilang uang dari langit” sambil tersenyum ramah pada hadirin, sementara bapak Hariyanto menjawab lebih halus dan logis “saya ingin mensejahterakan peternak dan seluruh karyawan, kalau hasil mungkin ga ada, yang ada adalah sisa penjualan. Karena setelah itu akan digunakan untuk kesejahteraan bersama”.

Selain kedua presenter peraih kalpataru nasional, ada juga sekitar 8 orang yang mendapat penghargaan kalpataru tingkat jawa timur. Delapan orang ini masing-masing berc erita tentang kegiatan yang dilakukanya. Saya kurang bisa menceritakanya secara detail karena 8 orang ini tidak menggunakan slideshow saat presentasi. Intinya, kegiatan 8 orang ini beragam, ada yang menanam bakau, pengolah sampah, melestarikan dan menanam durian, dan satu hal yang paling saya ingat adalah seorang bidan yang pada suatu kesempatan ditugaskan di pedesaan, dengan gigihnya mengolah sampah guna meminimalisir penyakit bagi masyarakat sekitar.

Acara sarasehan ini berakhir sampai malam yang juga dilengkapi oleh presentasi bapak Amien Widodo dari pusat studi kebumian, bencana dan perubahan iklim LPPM ITS Surabaya. Kemudian keesokan harinya dilanjutkan dengan berkunjung ke pantai lombang sumenep sebagai tempat terpilih dilaksanakanya hari lingkungan hidup jawa timur yang dihadiri oleh bapak gubernur. Acara di lombang sangat meriah, selain penyerahan penghargaan pada penyelamat lingkungan dan pemenang lomba tingkat SD, SLTP dan SMA, ada juga pameran kreatif anak-anak SMA se-jawa timur. Sementara para penerima kalpataru berkumpul bersama badan lingkungan hidup kabupater se jawa timur, kepala sekolah adiwiyata provinsi, bupati, wali kota dan siswa/siswi pemenang lomba-lomba hari lingkungan hidup. Saya dan seorang mahasiswi IPB yang sedang melakukan study research dengan salah satu penerima kalpataru tingkat jatim, mengunjungi satu persatu gerai pameran siswa-siswi SMA. Saya bahkan lupa bertanya namanya, anggap saja namanya Dewi. Dia ini mahasiswi semester 8. Dari setiap gerai pameran, dia selalu bertanya banyak hal. Mungkin karena memang lebih mengerti dibanding saya. Framgentasi dan nama-nama kimia yang tak pernah saya dengar. Dari sekian banyak pameran kreatif, yang paling saya ingat adalah alat control nyamuk, genteng dari sampah kertas, tempat sampah anti bau, aneka macam bunga dan handcraft unik terbuat dari kabel, kerang, sampah plastic dan lain-lain.

Acara ini ditutup dengan pelepasan burung dan kura-kura oleh gubernur jatim pada pukul 13:00 wib kemudian makan siang bersama gubernur dan pulang. Saya yang saat itu tidak membawa kendaraan sendiri, pulang bersama rombongan penerima kalpataru jawa timur menggunakan bus damri yang langsung menuju Surabaya.

Banyak hal yang tak semuanya bisa saya ceritakan, intinya adalah mereka ini para pejuang tanpa pamrih yang mengabdi pada lingkungan dan masyarakat. Ada seorang MC yang mungkin juga penerima kalpataru atau mungkin dari Badan Lingkungan hidup bilang “saya sangat yakin kita semua tak pernah berniat untuk mendapatkan kalpataru, karena kalpataru adalah secarik kertas yang sama dengan kertas lainya. Kita ga bisa menggunakanya sebagai jaminan untuk pinjam uang ke bank, berbeda dengan SK atau sertifikasi yang lebih bernilai”.

13418827991395709501
13418827991395709501
1341882830935582292
1341882830935582292
1341882881767370694
1341882881767370694
13418830281463956669
13418830281463956669
13418832311468261595
13418832311468261595
1341883396861654746
1341883396861654746

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun