Mohon tunggu...
Alang Alang
Alang Alang Mohon Tunggu... lainnya -

ndeso

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Senja Hari itu

31 Maret 2013   19:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:56 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13647339001934338733

[caption id="attachment_235571" align="aligncenter" width="216" caption="koleksi pribadi"][/caption] Semalaman sudah aku mencari Tak ada yang terstinggal lagi, selain sisa sisa matahari sebelum beranjak pergi Tapi kenangan itu masih ramai rapi terangkai diantara bilik ingatan Seusai rindu nkita menjadi air mata, tlah tgunai pula semua dalam cawan cawan luka Tentang kecewa yang tlah lama kita kuburkan dalam bait bait doa Sesekali kita acap tenggelam dalam hitamnya, dan memintalnya menjadi getir rindu yang teramat sakit " katamu Selain deti detak usia tak ada catatan lagi barangkali kita akan menyimpannya sampai usia meminta jiwa kita Tapi tentunya kau tau, aku mengingatmu seperti aku melihat bayanganku.. Dan kusamapikan semua dengan buas pada lembar lembar kertas.. Ahh tentunya kau juga tau kau melepaskannya dengan sedikit kecewa yang jelmakan luka, dan menyimpannya pada mata jiwa Dunia di rajam sepi sejan yang mengais ngais sisa burat matahari, saat titis gerimis menggumpal di sudut mata. dengan segala usaha tapi tak kuasa rayuanku menghapusnya.. Dan kau tertinggal dalam mimpi sesaat setelah senja pergi membuka tirai malam, dingin beku akhir dari catatanku juga catatanmu hari itu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun