Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Setnov, Jokowi dan Kaum Salawi

24 November 2015   13:06 Diperbarui: 24 November 2015   22:46 3001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Gambar : beritasatu.com"][/caption]

Konsolidasi KMP untuk mendukung Setya Novanto, baik dalam posisi salah ataupun benar, sangat mempunyai arti bagi Setnov, karena dukungan tersebut menjadi energi baru bagi Setnov yang memang tidak pernah kehilangan akal disaat keadaan yang sulit. Kalau sebelumnya sempat dinyatakan Setnov mundur dari jabatan Ketua DPR, itu hanyalah isapan jempol. Yang benar Setnov hanya mundur didalam video Setnov jalan mundur.

Publik kecewa pastinya, kecuali kaum salawi. Kaum salawi malah mencemooh publik yang mengharapkan Setnov mundur dari jabatan Ketua DPR atau diproses secara hukum, karena harapan publik tersebut tidak terbukti sama sekali. Kaum salawi pemikirannya sama dengan Setnov, bahwa Setnov tidak bersalah sebelum ada ketetapan bahwa Setnov bersalah. Bahwa Setnov adalah orang yang dizolimi, itu juga yang diyakini kaum salawi.

Buah pertemuan Setnov dan KMP adalah keberanian Setnov untuk tidak mengakui semua tuduhan yang dialamatkan, karena itulah jalan satu-satunya bagi dia untuk selamat dari berbagai tuduhan. Karena mereka sangat faham, kalau dinegara yang hukum tidak ditegakkan, mengakui kesalahan adalah dosa. Pada kenyataannya memang demikian, semakin tidak mengakui kesalahan, maka semakin sulit hukum untuk untuk dijatuhkan terhadap mereka.

Menghadapi para pembangkang seperti ini bukanlah hal yang mudah bagi pemerintahan Jokowi, karena hukum tidak bisa diterapkan dengan sebenarnya, maka beban kesalahan tetap akan ditimpakan pada pemerintahan Jokowi. Karena hal-hal seperti inilah yang memang akan terus diciptakan kaum Salawi. Kebenaran milik mereka, semua kesalahan sebabnya adalah Jokowi. Memang seperti itulah hukumnya, penguasa kekuatan adalah pemilik kemenangan, meski pun kemenangan sejati tidak ditangan mereka.

Coba perhatikan pernyataan Setnov dibawah ini, dia mengingkari semua kesalahan yang dituduhkan kepadanya, dan seperti biasanya dia merasa dirinya tidaklah memiliki salah apa-apa, dengan segala ekspresinya yang sangat meyakinkan,

"Saya tak pernah minta saham Freeport dan mencatut nama Presiden dan Wapres untuk mendapatkan saham Freeport," ujar Setya menjawab pertanyaan pers usai pertemuan tertutup dengan para pemimpin redaksi, anggota Forum Pemred di Gedung Antara, Senin (23/11).

Dari pengakuan diatas sangat jelas kalau Setnov sangat percaya diri, dan tanpa ragu untuk memgakui bahwa dia tidak bersalah. Artinya proses pembuktian kesalahan Setnov di MKD itu tidak mempunyai nilai sama sekali, meski pun ada seabrek alat bukti disuguhkan oleh Sudirman Said, kalau konspirasi untuk melindungi Setnov sudah begitu masif, maka semua itu akan berbalik menyerang Sudirman Said. Kelompok ini akan memilih mengorbankan Sudirman ketimbang Setnov.

Setnov dan Sudirman lahir dari rahim kelompok yang sama, Setnov dianggap orangnya Aburizal Bakrie, dan Sudirman Said adalah orangnya Rini Soemarno, Rini sendiri adalah bagian dari kelompoknya Aburizal Bakrie. Jadi dalam perseteruan ini jelas terlihat rebutan pengaruh terhadap Freeport, dan Freeport pun bermain politik memecah belah kelompok ini sesuai dengan kepentingannya.

Akhir konflik ini akan mengorbankan Sudirman Said, dari pihak pemerintah juga akan demikian. Pejabat yang dianggap tidak loyal pada pemerintah akan menemukan nasibnya sendiri. Bagi Presiden Jokowi sendiri, peristiwa diatas cukup menjadi pelajaran, seperti biasanya dia menjadi penonton yang cuma duduk manis menyaksikan, namun diam-diam dia menentukan sikap dan siap mengambil keputusan.

Sumber kutipan :

http://m.beritasatu.com/nasional/324253-setya-novanto-tak-ada-alasan-saya-untuk-mundur.html

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun