Mohon tunggu...
Ahmad Maulana S
Ahmad Maulana S Mohon Tunggu... Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan -

Founding partner di Lembaga Pendidikan dan Sosial Kemasyarakatan // Penikmat kutak-katik kata yang gemar mengembara dari satu bait ke larik yang lainnya // Cuma seseorang yang ingin menjadi tua tanpa rasa bosan, setelah sebelumnya beranak-pinak seperti marmut atau cecurut // Salam hangat persahabatan...^_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nikmati Rokokmu, Niscaya Akan Kau Temui Dunia yang Tak Lagi Serupa

5 Agustus 2015   07:41 Diperbarui: 25 Mei 2016   21:36 3082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Saya heran mengapa rokok tampak selalu akrab dengan kontroversi, mulai dari masalah pergaulan, kesehatan, keuangan hingga yang agak keluar jalur seperti rokok Ibu Mentri Khofifah yang penuh dengan kepulan politis.

Benarkah serumit itu tentang rokok? Sebuah pertanyaan yang seringkali menghasut saya untuk berfilosofi, apakah rokok yang terselip di jari mesti disulut kini, nanti atau justru tidak sama sekali?

Hingga akhirnya di suatu kopi di malam gerhana yang lalu saya mulai tercerahkan.

Malam yang amat biasa. Tak ada yang istimewa. Bahkan fenomena gerhana yang cukup banyak digembar-gemborkan beberapa waktu sebelumnya, tetap tak berhasil mengubah malam tersebut menjadi amat spesial. Yang agak berbeda barangkali cuma satu, yaitu ketika –tahu-tahu- datang seorang teman dari pulau yang dihuni oleh tiga Negara: Kalimantan.

Kami tak banyak membicarakan hal sepele seperti mengapa Jokowi tak segera menjadi Jokowow, dengan kegilaannya merekrut begitu banyak orang gila untuk menghantam mafia gila yang bercokol nyaris di seluruh lapisan yang ada di negeri ini, hanya demi rakyatnya –katanya- bisa tetap waras. Atau celoteh ringan lainnya tentang mimpi masa muda yang mendunia, misalnya, yang kemudian harus berakhir lalu terdampar di kenyataan yang begitu saja, yang kadang tak lebih nyata dari sebuah mimpi.

Yang kami bisingkan hanya betapa dunia yang amat menyebalkan ini, tetap saja bisa membuat kami tertawa, walau entah tawa bahagia atau cuma getir saja.

Sebuah pembicaraan yang amat sederhana, mengingatkan saya akan pengalaman yang tak kalah sederhananya saat merokok di banyak tempat di negeri samar-samar ini, yang entah mengapa ingin saya bagi melalui tulisan. Begini ceritanya…^_

 

#1. Benarkah Merokok Mengganggu Pergaulan?

Sejak masa sekolah dulu, merokok tak pernah menjadi hambatan untuk bersosialisasi serta mengaktualisasikan diri, tak peduli di kalangan perokok maupun di grup anti asap tembakau. Tetap sama penerimaannya. Tetap sedap dan bergizi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun