Mohon tunggu...
Agung Han
Agung Han Mohon Tunggu... Wiraswasta - Blogger Biasa

Part of #Commate'22-23 - KCI | Kompasianer of The Year 2019 | Fruitaholic oTY'18 | Wings Journalys Award' 16 | agungatv@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ibuku dan Opera Pagi

19 Februari 2017   06:57 Diperbarui: 20 Februari 2017   04:28 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu -dok Febri Triatmaja


Suasana masih terbilang hening, pagi cukup dalam untuk bergegas datang. Pada ruang dapur berlantai tanah, perempuan berperawakan sedang berseliweran memenuhinya. Ibarat pementasan teater, sang pemain sangat mengenal panggung dengan sempurna.

Setiap sudut tak luput dari keberadaan, ilmu blocking dikuasai dengan mumpuni. Setiap benda disentuhnya, menggiring pandangan dan perhatian penonton.

Sesekali kegiatan sejenak terhenti, jari jari tangan kanan memijit keningnya. Rupanya sakit kepala diderita, kurang tidur akibat banyak kerjaan musti diselesaikan. Serbet piring berubah fungsi, melingkar di dahi diyakini mampu mengusir pusing dari tempatnya.

Pagi itu, tungku dua lubang telah bertengger kuali. Alat masak berbahan tanah liat, tampak jelaga tebal di bagian bawahnya. Bibir kuali berlapis kukusan ayaman bambu, menampung butiran beras siap disulap menjadi nasi. Pada bagian atas menyangga piring tanah, sebagai penutup agar abu kayu tidak masuk.

Kuning kemerahan lidah api, menjulur dari celah antara tungku dan kuali. Kayu kering dimakan habis, mengiringi api panas dan ganas menjadi-jadi. Asap hitam tebal membumbung, membebaskan dari ruang sempit dapur.

Ada pemandangan tak lazim, ditempat memasak itu terdapat dua ember cucian. Ember dengan busa dan buih meluap, berada di tempat dan waktu tak smestinya. Menguasai sebagian jengkal depan tungku, berbagi dengan ekor kayu menunggu giliran masuk pembakaran.

Perempuan tokoh utama super sibuk, dua tangan bekerjasama dan terus bergerak. Dua pekerjaan multi tasking, meski tak selaras sedang dikerjakan saat itu. Memasak dan mencuci pakaian, dilakukan persis di depan tungku terbuat dari tanah.

Kegiatan itu terhenti lagi, sejenak jari tangan kanan diusap serbet kembali memijit kening. Pusing disandang belum sepenuhnya hilang, tetap bersikukuh menyelesaikan pekerjaan.

Saya anak bungsu, mendadak bangun menjadi saksi ibu luar biasa ini. Masih menahan kantuk, merapat ke dekat pintu dapur tempat ibu berada.

“buk”,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun