Mohon tunggu...
Agi Julianto Martuah Purba
Agi Julianto Martuah Purba Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Saya senang mengamati, membaca, merasakan dan menyatukan semuanya dalam tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Covid-19: Sebuah Ujian Kreativitas bagi Guru

2 April 2020   23:24 Diperbarui: 3 April 2020   08:06 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumen Pribadi

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim menyatakan bahwa tidak semua daerah punya akses smartphone, dan mengingat bahwa keadaan sekarang darurat, maka tidak semua pembelajaran akan optimal. Oleh karena itu dibutuhkan kreatifitas sekolah, dan terutama guru. Pada saat sekarang guru tidak boleh hanya terpaku pada pencapaian kurikulum saja, namun mengajarkan pendidikan kecapakan hidup juga coba untuk dieksplor sebagaimana juga yang disampaikan Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah, Harris Iskandar.

Lebih lanjut, Harris mencontohkan dalam pembelajaran biologi, guru dapat memberikan proyek eksploratif membuat hand sanitizer agar murid mendapatkan pembelajaran yang menyenangkan. Sebagaimana yang dijelaskan di atas bahwa Kemendikbud telah memiliki portal belajar daring, dan jika murid memiliki keterbatasan fasilitas, guru dapat terlebih dulu mendownloadnya secara offline yang kemudian dibagikan kepada murid. Pendidikan jarak jauh bukan hanya semata-mata tentang internet, namun bagaimana guru berupaya untuk kreatif dengan tidak hanya terpaku pada pencapaian kurikulum, dan pemberian tugas saja.

Jika guru belum memiliki pemahaman secara komprehensif terkait pembelajaran jarak jauh, maka guru akan memilih hanya memberikan tugas-tugas yang sebenarnya membuat siswa kewalahan. Hal ini senada dengan yang disampaikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahwa mereka menerima banyak keluhan terkait pemberian tugas dari sekolah yang bertumpuk, dan akhirnya membuat murid stress dan kewalahan. Lebih jauh, KPAI menduga hal ini disebabkan oleh belum adanya pemahaman guru terkait pembelajaran jarak jauh. Oleh sebab itu, kreatifitas guru pada penguasaan teknologi, materi pembelajaran yang inovatif sangat diharapkan, yang sekaligus diuji pada situasi pembelajaran daring seperti saat ini.

"Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah" - Ki Hajar Dewantara

Penulis teringat dengan slogan legendaris dari Ki Hajar Dewantara, "Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah". Dalam hal ini, Ki Hajar Dewantara seakan sudah bisa melihat problematika pendidikan di Indonesia jauh hingga hari ini. Maka, murid harus benar-benar belajar dengan maksimal dengan pendekatan dan metode kreatif yang digalangkan oleh guru, tentunya dengan tetap berada di rumah masing-masing, karena setiap rumah adalah laboratorium untuk belajar.

Tidak ada rotan akar pun jadi. Walaupun tidak belajar di ruang kelas, belajar di rumah saja pun tidak masalah. Bagaimanapun pembelajaran harus tetap dinyalakan, dan guru adalah pemegang obornya.

***

Penulis: Agi Julianto Martuah Purba

Seorang Prokopton (Berusaha menjadi pribadi yang lebih baik)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun