"Sekarang mah, orang gak tau jalan aja bisa ngetrip ke mana-mana. Modal hp, kuota, sama maps" setidaknya begitulah respon salah satu tetangga yang tau cerita jalan-jalanku di Magelang kemarin. Dia tau betul aku ini orang yang cukup sulit memahami jalan. Bahkan setelah ketiga kalinya rumah ganti kalender, percaya atau tidak, dari kampusku(UIN Jogja) ke Malioboro saja aku harus menggunakan bantuan GPS. Selain karena memang saking jarangnya aku ke sana.
Kadang malu juga, tinggal lama di Jogja, kok ke Malioboro aja musti tanya ke teman. Perasaan-perasaan semacam itu kadang terbesit. Tapi satu sisi lain emang beneran gak hafaall, takutnya salah jalan, nerjang jalan satu arah, ketilang, kan repot. Walhasil fasilitas perkembangan tekhnologilah yang jadi pilihan. #userGPSsejati
Jujur ketidak-PDan kalau tidak pakai GPS itu sering kali muncul. Bahkan untuk tempat-tempat yang sudah beberapa kali kudatangi dan jaraknya lumayan jauh, aku tidak akan ragu untuk membuka GPS dahulu, terlebih kalau intensitas kunjungannya sudah jarang. Bedanya, sebelum benar-benar berangkat, sebisa mungkin aku mengingat-ingat medan dan jalannya.
Apalagi tempat-tempat asing dan agak jauh, di mana aku harus berkendara sendiri. Aku akan lebih mendetail lagi dalam mempelajari peta GPS. Kepadatan jalan, aku harus belok setelah berapa meter, beloknya kiri/kanan, dan seterusnya. Sesekali aku buka GPS, ketika memang perjalanan terhenti sejenak, misal : ada kereta melintas maupun lampu merah. Itupun Sebentar(titik). Urusan ketika sudah di jalan aku lupa atau agak tidak yakin (belokkannya udah kelewat belom sih, misal) Aku memilih untuk menepikan motorku dan baru membuka gawai.Â
Mungkin akan memakan beberapa waktu, namun menurutku hal ini lebih safety ketimbang membagi fokus untuk berkendara dan memperhatikan GPS sebagai penunjuk arah.
Bagi pengemudi motor 'jomblo' atau sendiri, menaruh gawai di saku motor (motor matic biasanya) berpotensi membuat gawai mengalami kerusakan akibat getaran di jalanan. Aku sudah buktikan! Selain itu, bahaya juga karena dapat menarik perhatian orang lain, dan kemudian memunculkan niat kurang baik karena ada 'kesempatan' semacam ini.
Selamat Berkendara dan Selamat Sampai Tujuan