Mohon tunggu...
Adelia Fryzia
Adelia Fryzia Mohon Tunggu... -

Nama saya Adelia Fryzia. Lahir di Belitung pada 21 Desember 1995. Saya berjenis kelamin perempuan dan anak pertama dari 3 bersaudara. Kedua adik saya berjenis kelamin laki-laki. Saya seorang muslimah. Cita-cita saya menjadi seorang guru.\r\nRiwayat pendidikan yang telah saya tempuh adalah saya menempuh pendidikan di tanah kelahiran saya di Belitung yaitu sebuah pulau kecil di sumatera. Saya bersekolah di SDN 3 Sijuk. Kemudian melanjutkan ke sekolah menengah yaitu SMPN 1 Sijuk dan SMAN 1 Sijuk. Sekarang saya menempuh pendidikan di kota Yogyakarta tepatnya di Universitas Ahmad Dahlan. Saya seorang mahasiswi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan yang sedang menjalani program studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gaya Hidup Remaja Konsumtif

19 November 2014   20:47 Diperbarui: 4 April 2017   18:25 9184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

GAYA HIDUP REMAJA KONSUMTIF

Oleh: Adelia Fryzia

Permasalahan yang muncul di era globalisasi ini menarik kita untuk meninjau kembali mengenai budaya yang berkembang pada masyarakat Indonesia. Diantaranya termasuk pola hidup konsumtif masyarakat yang sering di pandang sebagai salah satu dampak pengaruh globalisasi. Globalisasi inilah yang mendasari terjadinya perubahan-perubahan kebiasaan dan cara pandang manusia di berbagai lapisan masyarakat terhadap suatu obyek. Fenomena tersebut juga tidak terlepas dari budaya asingyang berdampak pada terbentuknya kebiasaan-kebiasaan baru yang mengubah gaya hidup masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, timbul beberapa permasalahan yang perlu kita tinjau kembali, yaitu: Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap pola konsumtif masyarakat Indonesia hingga saat ini? Dalam hal ini timbul sebuah argumen bahwa remaja merupakan komoditas utama dari menyebarnya perilaku konsumtif di masyarakat.

Era globalisasi memang telah membuat diri kita begitu lengah dan hanyut terhadap berbagai perkembangan-perkembangan yang begitu pesat setiap hari bahkan setiap jam nya. Terlepas dari jajahan bangsa asing yang menduduki tanah air selama ratusan tahun, kini rakyat Indonesia bagai menjajah bangsanya sendiri. Meningkatnya kriminalitas, tingginya angka kejahatan terutama di Ibukota adalah dampaknya. Belum lagi perkembangan ilmu teknologi membuat masyarakat kian tergiur.

Perilaku konsumtif di artikan sebagai kecenderungan mengkonsumsi barang secara berlebihan tanpa berbagai pertimbangan, dimana masyarakat hanya melihat dari sisi kesenangan dan mementingkan prioritas daripada kebutuhan. Di sisi kehidupan, manusia tidak akan terlepas dari berbagai macam kebutuhan, hal tersebut dapatkita lihat dari kehidupan sehari-hari mengenai bagaimana cara individu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berbagai cara. Ada yang memenuhi kebutuhan dengan sewajarnya, namun ada juga yang memenuhi kebutuhan dengan berlebihan, bahkan tak jarang manusia melakukan secara macam cara yang tidak sehat dan instan dengan memanfaatkan kesempatan menjadi salah satu sasaran empuk yang akhirnya memicu lahirnya perilaku kriminalitas.

Setiap harinya masyarakat di hadapkan pada banyaknya sugesti-sugesti dari luar. Saat ini gaya hidup masyarakat Indonesia telah menyerupai gaya hidup orang barat, baikdari segi penampilan, tempat-tempat, ataupun lainnya. Hal tersebut bisa di lihat dari menjamurnya pusat-pusat bisnis seperti market dan mall besar yang menawarkan berbagai berbagai macam produk dalam ataupun luar negeri, restoran-restoran siap saji bergaya barat yang menyajikan menu-menu asing, ataupun diskotik. Hal itulah yang menjadi ladang emas bagi para pelaku bisnis dalam mengambil strategi untuk menguasai pasar, salah satunya dengan adanya sistem belanja online yang memungkinkan pembeli untuk melakukan transaksi lebih instan dan mudah tanpa menghiraukan jarak.

Walaupun perilaku konsumtif tidak memandang usia, jenis kelamin, ataupun status sosial ekonomi diantaranya dari remaja, orang dewasa, bahkan orangtua. Namun dari beberapa penelitian remaja lebih cenderungberprilaku konsumtif. Masa remaja adalah masa peralihan yang paling rentan, remaja mengalami perkembangan dari segi fisik ataupun psikologis sebagai bagian dari masa pubertas dalam pencarian identitas diri, dimana remaja lebih sensitif terhadap perkembangan yang terjadi di sekitar dan mengikutsertakan diri untuk turut serta di dalamnya. Remaja dijadikan sebagai sasaran media karena remaja memiliki rasa keingintahuan yang tinggi untuk mencoba hal-hal baru. Lingkungan turut menentukan perubahan sikap karena menjadikomoditas yang lebih menarik daripada keluarga. Di tambah lagi krisis percaya dirimembuat remaja berada pada keadaan labil sehingga timbul keinginan untuk menyesuaikan diri agar menerima pengakuan dari kelompoknya.

Media menempatkan remaja sebagai sasaran strategis yang memberikan pengaruh besar terhadap perubahan peradaban masyarakat. Sebagai contoh, media elektronik seperti televisi yang memuat iklan segala macam produk yang secara tidak langsung memunculkan sugesti di dalam benak kita untuk memiliki suatu barang. Belum lagi tampilan produk yang menarik dengan tambahan diskon yang di gunakan para pelaku bisnis sebagai siasat mereka dalam memperdagangkan produk merupakan salah satu taktik dalam berdagang, Ada juga media cetak yang lebih komplit seperti katalog yang isinya memuat mengenai jenis barang lengkap dengan harga yang membuat belanja menjadi lebih ekonomis.

Bagian dari pola hidup konsumtif salah satunya adalah kontrol diri dari setiap individu. Lemahnya pengendalian diri membuat seseorang mudah tergiur terhadap suatu obyek. Perilaku yang konsumtif tidak hanya memberikan dampak pada ekonomi, namun berdampak pada kehidupan sosial yang akhirnya menimbulkan persaingan dan kecemburuan sosial. Sikap inilah yang mendorong setiap kalangan, tanpa memandang status ekonomi di dalam masyarakat bersaing tanpa akal sehat untuk menunjukkan harga dirinya.

Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya bahwa remaja merupakan komoditas utama dalam budaya konsumtif. Pencapaian identitas melibatkan kecenderungan berkurangnya kontrol dari orangtua serta komitmen untuk lebih mandiri. Kecenderungan sikap negatif remaja ini sering di pandang sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang berada di sekelilingnya seperti perasaan ingin di hargai. Tekanan tersebut biasa muncul karena perbedaan antara dirinya dengan teman-temannya yang menyebabkantimbulnya rasa minder untuk kemudian menyesuaikan diriterhadap kelompok sosial masing-masing.

Sejalan dengan itu, perilaku konsumtif tidak lagi memandang fungsional dari suatu barang, melainkan mendahulukan keinginan daripada kepentingan. Kelompok sosial di dalam remaja sangat berperan penting karena remaja mencari dukungan terhadap perubahan yang di alami. Mereka lebih cenderung meniru dan berbuat sesuai dengan keinginan ataupun harapan dari kelompok. Walaupun perbedaan tidak ditunjukan secara nyata namun timbul beberapa sugesti dari dalam diri individu untuk menyamakan diri dengan kelompoknya. Kelompok pergaulandi anggap sebagai kelompok yang mempengaruhi perilaku, nilai, ataupun sikap seseorang dan menjadi acuan dari berperilaku sehingga memepengaruhi konsep diri seorang individu. Perilaku konsumtif sangat berpeluang besar terjadi pada remaja dengan latar belakang status sosial ekonomi keluarga yang terpandang di dalam masyarakat dari segi kekayaan, jabatan, ataupun pendidikan. Hal ini jelas menimbulkan perbedaan - perbedaan untuk menunjukkan bahwa seseorang memiliki tingkat kehidupan yang lebih baik.

Fenomena gaya hidup konsumtif tersebut tentu sangat memprihatinkan. Hal ini tidak bisa di biarkan begitu saja karena perilaku konsumtif sejak remaja dapat mendorong terjadinya perubahan kultural di dalam belahan masyarakat. Faktor internal seperti kontrol diri perlu di lakukan pengendalian dari dalam individu yang di landasi dengan adanya kesadaran. Sedangkan faktor eksternal seperti lingkungan baik dari keluarga ataupun kelompok sosial tempat individu berinteraksi turut menentukan setiap jalan yang akan di tempuh oleh individu. Lingkungan keluarga khususnya orangtua yang memiliki peranan besar dalam perkembangan remaja. Orangtua di harapkan terus memberikan masukan serta motivasi yang membangun dengan tetap memantau pergaulan anak serta menjalin komunikasi dan pemahaman antara kedua belah pihak untuk saling memahami.

Pengaruh budaya asingyang secara tidak langsung menjajah bangsa kita secara halus dengan munculnya produk-produk luar harusnya membuat kita lebih peka untuk perlunya memfilter atau menyesuaikan kembali budaya mana yang sesuai dengan budaya bangsa kita. Bentuk budaya cinta terhadap tanah air dengan mencintai produk dalam negeri perlu di tanamkan. Sikap bijaksana dari masing-masing individu lah yang turut menentukan ke arah mana bangsa ini akan di bawa di masa mendatang. Era modern boleh berkembang sesuai dengan perkembangan yang begitu pesat di seluruh belahan dunia, namun hal ini tidak boleh membuat kita begitu tergiur tanpa adanya sikap selektif.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun