Hampir dua tahun penulis beraktivitas di lingkungan mahad Al Zaytun. Tapi baru kali ini saya merasakan suasana yang cukup mencekam disini. Terkait keputusan lockdown total untuk merespon mewabahnya virus corona covid19 di Indonesia yang kian memburuk.
"Jaga jarak!!! Jaga jarak!!!" Teriak security ketika melihat mahasiswa yang jalan menuju gerbang keberangkatan sambil bergerombol. Karena sesuai instruksi pemerintah minimal jarak antar orang 1 meter. Langsung kami pun mengatur jarak sesuai perintah sambil berjalan di jalan yang dihiasi pepohonan lebat di pinggirnya.
Kendaraan patroli juga dikerahkan cuy. Bermodal mobil Isuzu mirip Pajero yang dilengkapi dengan sirine, menambah rasa was-was saya di waktu menjelang Isya' itu.
Bagaimana tidak? Civitas mahad Al Zaytun banyak yang berasal dari daerah zona merah covid19. Kalau satu saja virus masuk ke lingkungan Mahad, bisa kelimpungan kita.
Mirisnya ketika pengumuman akan diberlakukan kuliah online, kawan-kawan mahasiswa yang asalnya dari zona merah covid19 malah pada pulang. Bukannya apa-apa ya, takutnya kalau balik kesininya membawa apa-apa gitu loh.
Apalagi RS rekomendasi pemerintah letaknya jauh dari sini. Paling dekat ke Bandung yang jaraknya lebih dari 100KM.
Maka kebijakan lockdown ini tepat sekali. Walaupun mengesampingkan jargon merdeka untuk sementara. Santri dilarang kegiatan diluar asrama kecuali hanya ketika mengikuti madrasah. Mahasiswa yang tinggal di Asrama dilarang keluar kecuali urgent dan sebaliknya.
Dan mulai Selasa (24/3) mulai diterapkan sistem perkuliahan online sampai waktu yang belum ditentukan. Nah seru nih kayaknya. gimana nggk seru coba, kuliah tatap muka aja bingung apalagi di dunianya si maya . Belum lagi kalau UTS online, UAS online, Presentasi online .
#dirumahaja #dirumahajatilawahÂ
Salam literasi,
Achmad Abdul Arifin
