Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kerja Sama Tank Kaplan MT Jalan Menanjak Lawan Korupsi Militer

16 Juni 2019   09:02 Diperbarui: 23 Juni 2019   22:21 461
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sekadar pembanding harga dan lain-lain mari kita lihat produk pembanding dengan harga yang hampir sama meski untuk jenis Tank kelas berat Main Batle Tank seperti Altay produk 2016 dan T.90 S berikut ini :

Sumber: armedforces.eu
Sumber: armedforces.eu

Altay Base Series Designation  (kerjasama Otokar/Turki - Hyundai/ Korsel) dan T-90 / Rusia memiliki Spesifikasi umum sebagai berikut :

Sumber: gambar dan data dari .military-today.com
Sumber: gambar dan data dari .military-today.com

Menurut sumber Ini harga produksi sebuah Altay adalah $13,75 juta USD (Sumber di sini).  Jika dibandingkan dengan harga kontrak 20 unit Kaplan MT di atas yang berarti rata-rata pembelian perunitnya mencapai $6,5 juta USD jelas harga Kaplan jauh lebih murah dan menguntungkan karena dibekali dengan kerjasama alih teknologi hingga kontrak 400 unit dapat diselesaikan hingga beberapa tahapan APBN.

Di sisi lain, jika Indonesia memilih Tank andalan Rusia saat ini dalam perang Suriah jenis T-90 (dan variannya) dengan biaya produksi sebesar $4,5 juta per unit dengan sepesifikasi umum tampaknya akan mampu menjembatani beberapa persoalan antara lain adalah syarat harga minimum dengan aksesories maksimum maka sosok T-90 sebetulnya akan lebih tepat dipilih sebelum tergesa-gesa (saat itu) menentukan pilihan pada Kaplan MT di atas.


Sesungguhnya Rusia juga menerapkan alih tekhnologi untuk mitra kerjasamanya seperti Turki (FNSS) menerapkan alih teknologi pada PT. PINDAD atau seperti Korea Selatan (Hyunday bekerjasama dengan Turki (Otokar) dalam pengadaan MBT kelas berat Altay. Rusia juga menawarkan alih tekhnologi seperti pengadaan 1.000 T-90 (Bishima) yang telah berjalan dan dirakit di India.

Jika permasalahannya iklim dan kondisi tanah di Indonesia disebut-sebut bergambut sehingga tidak cocok untuk MBT tampaknya hal ini kurang masuk akal karena Singapore saja menggunakan MBT Leopard 2 dengan berat menggelegar yakni 55 - 65 ton dengan amunisi penuh. Bandingkan dengan T-90 yang berat kotornya mencapai 46,5 ton dengan amunisi pernuh. 

Tidak tanggung-tanggung Singapore yang "kecil nan mungil" itu menancapkan tank baru (bukan bekas) Leopard-2 (berbagai varian) sebanyak 196 unit di luas negaranya (setelah reklamasi) yang sedikit lebih besar dari ibukota Jakarta. 

Entah mau dibawa kemana Tank tersebut di dalam seluruh negaranya, akan tetapi satu laras Leopard berkekuatan 1500 PS itu mampu melesakkan canon ukuran 120 mm dengan jangkauan maksimum 4 km dan mampu merusak secara optimal dalam jangkauan 3 km.

Kondisi tanah Singapore mirip kepulauan Riau atau Riau bahkan lebih rentan dalam kawasan reklamasinya yang belum sepenuhnya padat, tapi tidak jadi alasan bagi Singapore menyiapkan arsenal pertahanan daratnya dengan MBT kelas berat milik Leopard 2 buatan Jerman yang banyak dipesan negara maju di dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun