Mohon tunggu...
Ronald Reagen
Ronald Reagen Mohon Tunggu... Freelancer - Ayah dari 2 orang anak

memiliki tinggi 170 cm. berat badan 67 kilogram..mata sipit, hidung gede, mulut lebar plus tebal,kulit putih bersih

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Atas Nama Cinta

15 Desember 2019   14:22 Diperbarui: 15 Desember 2019   15:55 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

tetapi sisi biner dari cinta tidak bisa di rebut. Marc yang sudah kadung mabuk asmara pada cleopatra tidak berani lagi menjalani kegagalan yang berlipat ganda, yakni kehilangan kekuasaan dan kehilangan Cleopatra. dengan janji akan bertemu di kehidupan yang lain, dia menghunus sebilah belati lalu menusukkan kejantungnya.

Mendengar kematian kekasih ranjang dan kekuasaannya yang telah hilang, pun cleopatra tidak juga kuat menjalani kegagalan ganda. dari balik penjagaan prajurit istana, dengan nama tawanan, si Cleopatra mempersilahkan seekor king Cobra membantunya untuk mati.

Akhirnya, kekuasaan dan cinta, dengan balutan muslihat Marc dan Cleopatra. menjadikan bacaan lebih menggedor harapan sejarah yang ingin berakhir bahagia. kesedihan ditarik lagi keluar ke permukaan. tersublimasi didalam struktur masyarakat menjadi contoh, ataupun melembaga pada satu kebutuhan, bahwa cinta membutuhkan pengorbanan yang besar, walaupun dari pengorbanan ini ada pihak lain yang beroleh untung. pun keuntungan yang didapatkan ini lahir dari alur yang sama, bermain didalam satu plot cerita yang sama. seperti kematian Marc Anthony dan Cleopatra yang menguntungkan Octavianus.

kita mungkin tidak akan berharap ada semacam roman yang penuh tragedi seperti cerita Romeo dan Juliet. Atau cerita cinta yang dipersembahkan oleh sejarah yang penuh dengan unsur, politik, kekuasaan dan kudeta pada alur Tragedi Marc Anthony dan Juliet.

Walaupun penonton dan Penikmat sejarah bisa saja ikut masuk kedalam ketegangan cerita dan berharap akhirnya yang bahagia, karena terfokus pada aktor utama. tetapi bonus kemenangan atau perdamian yang mampu mengobati kekecewaan bisa didapatkan, jika pembacaan lebih diperluas dengan melepaskan titik focus pada aktor utama, misalnya; pada perdamaian keluarga Capulet dan Montague di roman Romi dan Juliet, atau kemenangan Octavianus pada cerita Marc Anthony dan Cleopatra.

Sialnya, di era kekinian, kita dipersembahkan pada alur yang menuju cerita cinta yang bertendensi picisan, tidak kekal dan gampang di lempar dari sejarah utama. kisah-kisah pertalian politik, eksploitasi kemiskinan adalah alur utama dari Roman picisan ini.


kitapun dipaksa untuk menghapus imajinasi kita tentang cinta. permasalahan Radikalisme anti pancasila lebih dominan di pertontonkan dibandingkan dengan apa yang sebenarnya yang harus dilakukan oleh kekuasaan itu sendiri. Brutalisme negara selain mempertahankan kekuasaan secara kasar, juga adalah memaksa kebodohan tumbuh. atas nama cinta negara, kita membiarkan para saudara-saudara kita yang kurang beruntung seperti kehidupan romi dan juliet yang bad ending.

Bukankah didalam kehidupan kita berbangsa, Rakyat mendapatkan plot cerita ala Romeo dan Juliet? Tegang mati yang tentunya tidak membahagiakan, sehingga menjadi alasan bagi para elit untuk membagi kekuasaan atas nama islah politik yang tentunya serupa dengan perdamaian Keluarga Capulet dan Montegue???

Atau kita bisa meletakkan posisi rakyat pada alat bagi Octavianus dalam menempatkan kekuasaannya pada Romawi dan Mesir, dimana Rakyat ""baca kisah cinta Marc Anthony dan Cleopatra" berakhir pada kematian.

Tentu makna kematian masih boleh dilonggarkan defenisinya dengan Kemiskinan. Bisa juga dilonggarkan yang berarti tersingkir dari alur utama sejarah.

Bukankah perayaan hari kemerdekaan 1945, kejatuhan Sukarno, atau lahirnya Orde Reformasi sebagai bukti dari drama kemanusian atas dasar cinta bangsa? atas nama Cinta negara, rakyat mati dengan racun Kekuasaan, atau lidah para politisi yang tajam bak belati.

wallahualam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun