Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dua (2) Hukum Kehidupan

26 Juli 2017   11:48 Diperbarui: 26 Juli 2017   12:08 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kondisi kehidupan di manapun di dunia, tak terkecuali kondisi alam NTT boleh dikatakan gersang. Di NTT, musim kemarau yang panjang boleh dikatakan tak memberi banyak hasil pertanian. Kondisi alam di NTT sini menuntut sikap bathin yang luar biasa. Saya teringat kata-kata para misionaris zaman lampau tentang jika kita hidup pada situasi daerah yang cukup sulit. Mereka mengatakan ada 2 sikap bathin yang sangat perlu bila kita hidup dalam suatu daerah dengan kondisi yang sangat sulit.

"Hukum pertama, hukum vae soli, yakni bekerja dan terus bekerja dengan semangat rendah hati tanpa memandang pada keberhasilan. Hukum kedua, hukum ne stes otiosus, yakni barangsiapa mau bermalas-malas di sini, dia pasti akan hancur. Agar tidak terjebak pada kemalas-malasan buatlah satu peraturan harian yang ketat mulai dari pagi-pagi jam 04.30 pagi hingga jam 21.30 malam. Buatlah suatu program peraturan yang ketat setiap hari. Peraturan, tata tertib dan hukum itu menggambarkan seluruh sikap bathin dalam kehidupan ini" (Dikutip dari salah satu tuturan misionaris SVD P. Grunwald, SVD dalam buku Sejarah Serikat SabdaAllah diterbitkan di Roma oleh P. Frits Borneman, SVD tahun 1981-Diterjemahkan oleh P. Alex Beding, SVD).

Dengan menganut pada sikap bathin ini para misionaris telah meletakkan teladan yang sangat kokoh dalam hal kerja di NTT. Mereka telah bekerja keras hingga masa jompo tanpa terlalu memandang keberhasilan bahkan banyak dari mereka lupa masuk rumah jompo seperti yang ditunjukkan oleh Br. Beatus Schoendorf, SVD di Labur yang dalam umur 83 hingga kini masih bertugas di Kursus Labur dan Kursus Oenopu serta belum masuk rumah jompo.

Ketaatan pada komitment menjalankan aturan hidup sejak pagi hingga malam di tempat tugas membuat Bruder Beatus tetap segar di usia jompo untuk tetap bertugas, hal yang sangat luar biasa. Br. Beatus ialah salah satu tokoh teladan dari antara misionaris-misionaris di Katolik di Timor-NTT yang memberikan kesaksian hidup yang amat kokoh bagi kehidupan rohani dan jasmani di tanah Timor-NTT. Dengan teladan para misionaris ini telah membuat gereja NTT tetap hidup dan kokoh hingga hari ini dan masa depan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun